Menjelaskan semuanya

19 4 0
                                    

Sesampainya di taman kota.

Aku turun dari mobil Elz menuju ke tepi danau. Aku menatap indahnya pemandangan di pinggir danau ini. menatap cantiknya kilatan lampu yang memantul di dalam air.
Ku hirup udara segar malam ini.

"Lima tahun aku pergi, taman ini banyak berubah ya."

"Iya, Aku punya cerita paling aneh sewaktu taman ini sedang di rubah." Ucapku tanpa menatap wajah Elz

"Oh ya? Apa?"

      ~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~

"Mbak! Jangan di sana! Itu lagi ada penggalian!"

Aku tetap diam sambil melamunkan hal tentang kita sewaktu di taman ini. aku tidak menggubris mereka, mereka akhirnya menyerah dan membiarkan aku tetap duduk di dekat galian.
Sampai salah satu pekerja mesin yang berada di sana, menggendongku dan memindahkan aku agak jauh dari galian itu.

Awalnya aku sempat berontak.
Aku kesal dengan bapak tua yang dengan seenaknya memindahkanku dari tempat aku duduk sebelumnya. kemudian dia duduk di sampingku.

"Kalau ngenang masalalu, jangan mencoba menulikan pendengaran. bahaya Nak!"

Aku tidak mendengarkan kata-katanya dan masih melipat kedua tanganku di dada sambil mengerucutkan bibir tanda kesal.
Bapak itu seumuran dengan Ayahku.
Meski sudah terlihat tua, tapi dia lumayan tampan. dia banyak menceritakan kisah cintanya dengan istrinya dulu.

"Namamu siapa? Saya Wibisono panggil saya Pak Sono saja. anggap saja saya Bapak kamu." Ucapan Pak Sono waktu itu, membuat aku teringat akan Ayah yang sedang pergi keluar kota.tiba-tiba aku rindu dengan Pahlawanku yang satu itu.

"Saya Luna pak."

"Ohh Luna ya, cantik. seperti istri bapak."

Aku bersemu, "ah, pasti lebih cantik istri bapak lah. pak, kalau belum menyandang gelar istri, kata Bunda. Belum bisa di katakan cantik." Bapak Sono tertawa.

"Dulu, kisah cinta Bapak seperti kamu.
Bapak meninggalkan Istri bapak tanpa kabar. hingga sepuluh tahun bapak kembali dan melamar Istri bapak. awalnya pihak keluarganya tidak merestui keinginan bapak. karena istri bapak punya tunangan. namun, karena kuatnya cinta kami, kami berjuang, sampai akhirnya jadi seperti sekarang. hidup bahagia, punya anak yang juga sebesar kamu."

"Jadi begini nak, jika kamu benar-benar mencintai kekasihmu yang pergi itu. perjuangkan, tunggu sampai dia kembali. jangan menyerah untuk mencari pengganti. dan istri bapak melewati masa sepuluh tahun tanpa bapak. dia berjuang mempertahankan cintanya. ingat ya, jika dia jodohmu, pasti dia akan kembali padamu. jika tidak, itu tergantung pilihanmu."

~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~♡~

"Dan benar, Bapak itu tidak berbohong." Aku menarik nafas dalam.

"Kamu kembali saat aku sudah punya tunangan." Aku menoleh ke arahnya yang terlihat terkejut mendengar ucapanku.

"Tapi cintaku padamu, tidak semudah itu hilang dan di gantikan dengan yang baru. aku melewati masa sulitku. tanpa kamu. dan kamu kembali, aku sangat senang." Kamu masih terdiam, seolah aku ingin menyelesaikan ucapanku saat itu juga.

"Aku masih menginginkan kamu. awalnya aku benci dengan semua ini, menghadapi sakitnya sendiri. menuggu kabar darimu selama lima tahun ini. dan sekarang kamu kembali untuk melamarku. aku sungguh bahagia, sangat bahagia.
Elz, bisakah kamu meluluhkan hati orang tuaku untuk kita."

Kamu menangkup pipiku.
Kemudian mengucapkan kata yang sangat aku harapkan. "Ya! aku akan berusaha untukmu." Air mataku seketika jatuh. aku tidak bisa membendung perasaan bahagia itu lagi. semua penantianku dan perjuanganku menjaga cinta. akhirnya terbalaskan.

"Aku juga ingin menjelaskan tentang kepergianku selama ini."

Aku mendengarkannya dengan sangat antusias. aku sangat merasa beruntung memiliki kekasih sepertimu. kamu pria nomor satu yang tidak akan pernah ku nomor dua kan. bahkan saat dia mencoba menggantikan posisi mu di hatiku. aku tidak pernah bisa, dan tetap mempertahankan kamu. Elz, betapa bahagianya aku memilikimu.

"Jadi, handphone mu hilang sewaktu di bandara?" Kamu mengangguk.

"Iya, dan aku tidak ingat nomor ponselmu waktu itu. aku sejujurnya ingin mengirim surat padamu. namun... aku takut, surat itu tidak sampai ke padamu. jadi aku hanya bisa pasrah. menunggu lima tahun untuk bertemu kamu."

Aku memelukmu dengan sangat erat.
Kekasihku...
Maafkan aku, aku betul-betul bahagia mengetahui kejujuranmu. awalnya, hatiku ingin memaki mu. namun... mengingat semua yang kamu ceritakan padaku. aku tidak tega untuk menyakitimu.

"Besok aku datang ke rumahmu. melepaskan ikatanmu dari tunanganmu itu."

Aku mengangguk.

Berjuanglah sayang...
Karena kita juga sudah lelah di permainkan dengan Jarak, waktu, dan Cinta. aku akan terus berada di sampingmu, mendukungmu, dan memperjuangkan hubungan kita.

Meski aku pernah merasakan sakitnya di tinggal tanpa kabar, namun aku juga tidak bisa membohongi hatiku, bahwa aku...
Masih MENCINTAIMU.

~♡~♡~♡~♡~♡~♡~

Hai readers...
Jangan lupakan suaramu ya...
Terimakasih 😊

Dia kekasihku (ELZUNA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang