Note : Mohon bantuannya untuk komentar disetiap kata yang typo agar bisa segera diperbaiki yah^^
Motor yang dikendarai Rio pun lebih dahulu bergerak meninggalkan area gedung tua tersebut. Walaupun kondisinya yang seperti itu tetapi Rio tetap saja berkendara dengan kecepatan tinggi menyelip setiap kendaraan yang ada di depannya dengan lihai.
Sesampainya di sekolah ia pun memarkirkan motornya di depan halte sekolah.
Sepertinya para murid sudah diperbolehkan untuk pulang karna sudah banyak murid yang berlalu lalang. Ia pun akhirnya duduk di halte dengan helm yang masih melekat di kepalanya dan berharap bahwa Rara belum pulang.
Karna penampilannya tersebut banyak murid yang melihatnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya atas kelakuan Rio. Ada pula yang berbisik-bisik yang sepertinya sedang mencibir Rio. Tapi tentu saja Rio hanya acuh tak acuh menanggapi hal tersebut.
Cukup lama Rio duduk di halte sekolah sampai orang yang ditunggunya keluar dan menuju halte. Rara sempat mengerutkan keningnya melihat seseorang dengan helm yang masih melekat sedang duduk di halte tersebut. Tapi ia segera tahu siapa orang di balik helm tersebut hanya dengan melihat jaket yang dipakainya.
"Pulang bareng yuk!," ajak Rio langsung to the poin tanpa basa-basi.
"Hah?," ucap Rara kaget saat baru saja duduk di halte. Ia pun menoleh kanan kiri memastikan perkataan Rio tertuju padanya.
Rio hanya terkekeh di dalam helmnya. "Gue ngomong sama lo Ra," katanya menghadap ke arah Rara.
Sontak Rara langsung membulatkan matanya dengan jari telunjuknya menunjuk dirinya sendiri. "Lo ngomong sama gue?," tanya Rara memastikan.
Untung saja keadaan halte sudah lumayan sepi jadi Rara bisa berbicara tanpa tekanan.
"Bukan gue lagi ngomong sama tiang halte, yah gue lagi ngomong sama lo lah," perjelas Rio yang merasa gemas dengan tingkah laku Rara.
Merasa malu Rara pun langsung mengalihkan arah pembicaraan, "kok lo pake helm ?," tanya Rara.
"Kalo gue jawab ada imbalannya gak?," goda Rio.
"Yah kalo lo gak mau jawab juga gak masalah," kata Rara cuek.
"Lo kalo lagi ngambek tambah cantik yah," goda Rio.
"Apa banget receh."
"Yaudah-yaudah gue buka nih helmnya tapi lo jangan kaget."
"Gak usah dipak-----," ucap Rara menggantungkan kata-katanya melihat banyak luka lebam di wajah Rio. Rara sempat kaget dengan yang ia lihat lalu ia kemudian mengubah alur perkataanya. "Lo kenapa?," tanyanya.
"Nanti kalo gue jawab lo gak percaya lagi," kata Rio lalu menggunakan helmnya kembali.
"Ikut gue sekarang!," perintah Rara dan tanpa sadar ia memegang pergelangan tangan Rio lalu menyeretnya masuk ke dalam sekolah.
Sepanjang perjalanan Rara menjadi pusat perhatian beberapa orang yang masih ada di sekolah. Tapi Rara tak memperdulikan hal tersebut, entah kenapa ia lebih peduli terhadap kondisi Rio.
Ternyata Rara menyeret Rio ke arah UKS. Setelah sampai di depan UKS Rara berhenti sejenak dan menoleh ke arah Rio, pasalnya sedari tadi cowok tersebut hanya pasrah diseret oleh Rara tanpa perlawanan. Saat Rara melihat Rio, Rio justru fokus melihat tangan Rara yang masih menggenggam pergelangan tangannya.
Menyadari hal tersebut dengan refleks Rara langsung melepaskan genggamannya. "Gak usah salah paham gue cum----" ucap Rara terhenti ketika salah satu telunjuk Rio sudah mendarat di bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RARA [COMPLETED]
Teen Fiction22 in #FiksiRemaja (28/09/2018), 28 Januari 2018 - 17 September 2018 "Iyah sengaja, kita makan dulu. Gue tau lo dari tadi belum makan," "Oh y-yaudah" "Gimana kalo makan di pinggiran aja?," "Yaudah." "Gimana kalo makan sate?." "Yaudah." "Gimana kalo...