Bram dan Nadya tidak pernah bertengkar. Bertengkar dalam artian saling membentak atau sampai salah satu dari mereka pergi meningalkan rumah. Tidak pernah sama sekali. Bukan karena tidak ada masalah, bahkan masalah yang mendera rumah tangga mereka terbilang cukup berbahaya. Nadya yang selalu mengalah ialah penyebabnya.
Ketika Bram mulai emosi, wanita itu akan diam. Tak pernah melawan. Dan Bram bukan pria gila, terus membentak wanita yang hanya terdiam. Akhirnya pertengkaran kecil itu berakhir. Tak terhitung berapa pertengkaran kecil yang sudah mereka lewati.
Nadya cukup bersyukur mereka tidak pernah bertengkar hebat. Tapi kini dirinya merasa hampa, kosong dan tak berwarna. Apakah normal mereka tidak pernah beradu mulut? Nadya ingin sekali seperti istri-istri lain yang bebas beradu pendapat dengan suaminya. Meskipun bertengkar, namun ketika berbaikan mereka akan semakin mengenal satu-sama lain. Semakin terhubung satu sama lain. Dan pernikahan itu akan semakin kokoh dengan adanya pertengkaran-pertengkaran yang membangun.
Tidak seperti pernikahannya.
Kedua orang tuanya juga menikah tanpa cinta. Tapi perlahan cinta itu tumbuh diantara mereka. Nadya melihat kebahagian dimata Ibunya ketika menatap Ayahnya, begitu pun sebaliknya terjadi pada Ayahnya. Ada cinta didalam tatapannya. Hal itulah yang membuat Nadya bernani menikah dengan Bram, walau pria itu tidak mencintainya. Karena ia berharap setelah menjadi suami istri, akan tumbuh perasaan sayang yang diikuti dengan cinta.
Cinta tumbuh karena terbiasa.
Tapi nyatanya tidak begitu yang terjadi pada kebersamaan mereka. Bram masih tidak mencintainya. Bahkan setelah lima tahun mereka bersama. Nadya tidak tahu dimana kurangnya yang ia lakukan selama ini.
Apakah sudah saatnya dia menyerah dengan perjuangan yang tidak pernah ada ujungnya ini. Membayangkan berpisah dengan Bram membuat Nadya gemetar. Ia takkan sanggup hidup tanpa pria itu. Ia begitu mencintai suaminya itu.
Tapi jika ia terus bersama dengannya, sampai kapan ia sanggup menerima ssmua perlakuan Bram yang begitu dingin padanya. Bayangan Bram kembali pada Renita dan mereka hidup bahagia, hampir membuat Nadya sesak napas.
***
"Kenapa belum tidur?" Bram baru pulang dari kantor. Pria itu melepas jamnya lalu meletakkannya diatas nakas disebelah kunci mobil, ponsel dan dompet yang sudah lebih dulu berada disana.
Nadya setengah berbaring diatas tempat tidur dengan bersender dikepala ranjang. Sebelum mendengar mobil Bram datang, ia sedang memainkan ponsel. Setelah terdengar pintu kamar terbuka, Nadya lanjung meletakkan ponselnya.
Nadya memang belum bisa tidur. Sebenarnya dia sudah mengantuk tapi matanya seolah enggan untuk terpejam. Nadya melirik jam dinding di dalam kamar yang berdetak dan menimbulkan bunyi kecil. Pukul 11 malam, dan Bram baru pulang.
"Kenapa baru pulang?" tidak salah kan jika seorang istri bertanya penyebab keterlambatan pulang suaminya. Bram jarang pulang lama, paling larut mungkin pukul 10 malam dan itu pun sangat jarang. Bram yang tak pulang-pulang menjadi salah satu penyebab Nadya tidak bisa tidur.
Bram tidak menatap Nadya ketika melepas sepatunya. "Banyak pekerjaan dikantor," jawab pria itu seraya melepas kaos kakinya.
Nadya ingin mempercayai jawaban itu, tapi sebagian dari hati kecilnya meragukan kejujuran Bram. Nadya melihat raut lelah pada wajah suaminya kamudian memutuskan sekarang bukan waktu yang tepat berperan sebagai istri pencemburu.
"Tadi siang Ibu nelpon," Nadya mengganti topik. Tangannya mengusap-usap selimut dengan pola-pola berantakan.
Bram menaikkan pandangan, tampak serius melihat Nadya. Rambut Bram sudah mulai panjang, namun tak memudarkan pesona pria itu. Bahkan setelah lelah seharian, wajah tampannya masih tidak hilang. "Ibu bilang apa?" Orang tua Bram menelepon sekali sebulan untuk menanyakan kabar, teruma kabar Samuel. Cucu laki-laki pertama mereka. Nadya lebih leluasa mengobrol dengan Ibu Bram dari pada pria itu, padahal Bram adalah suaminya. Nadya tahu tidak baik mengadu ke orang tua bila rumah tangga sedang ada masalah. Tapi Nadya tidak menemukan seseorang yang bisa menjadi tempat curhatnya, karena itu lah ia membiarkan tangisnya pecah ketika mertuanya begitu lembut berbicara padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Back (Play Store)
ChickLitNovel dewasa 20++ Beberapa part dalam mode private, silahkan follow terlebih dahulu... _________________________________ _________________________________ Kamu bebas dalam memilih, tetapi kamu takkan bisa terbebas dari konsekuensi pilihanmu. Nadya b...