Vote dulu gaes
Makasih..Happy reading..
*
*
*Rifan mengendarai motornya menuju rumah nya, malam ini ia akan langsung tertidur karna lelah harus berantem dengan Zoya. Namun saat ia sampai.
"Hei Cici apa yang kau lakukan!" bentak Rifan saat melihat Cici yang tiba-tiba ada didalam rumahnya mengacak-ngacak isi rumah.
"Apa yang aku lakukan? Kamu gak liat aku ngapain? Oh aku tau kamu memang udah buta kan karna cinta mu sama cewek jalang itu! Perebut pacar orang!"
"Tutup mulutmu Cici!, Kau sudah keterlaluan. Melakukan hal yang seperti ini dirumah seorang laki-laki, aku malu dilihat tetangga!"
"Jadi kamu lebih mau diliat tetangga karna aku mengacak-ngacak rumah kamu dibanding malu karna nganterin cewek yang bukan pacar kamu! iya?"
"AKU BILANG CUKUP CICI! Berhenti bersikap kekanakan! Kau.."
"Kekanakan? Sadar gak sih siapa yang disini kekanakan! Kamu udah janji mau nikahin aku kan? Dan kamu tau kan orangtua kamu udah memesan semuanya. Tanggal pernikahan kita!"
"Apa yang kau maksud? Aku gak ngerti!"
"CUKUP RIFAN!" seseorang keluar dari balik kamar dengan membawa foto ditangannya.
"Mama? " Rifan terkejut saat melihat ibunya telah berdiri didepan kamarnya.
Brak
Mama Rifan menjatuhkan foto tersebut, foto seorang wanita dengannya yang tersenyum manis.
"Apa ini?" ibunya menginjak foto tersebut dengan sepatu nya.
"Mama itu.." wajah Rifan memerah panas melihat foto Zoya dan dirinya terinjak begitu.
Plak
Tamparan dipipi Rifan, ibunya mengayunkan tangan ringan didepan Cici yang melihatnya.
"Kau benar-benar membuat mama malu, Cici anak baik-baik tapi kau malah mengkhianatinya dimana otak mu?" Apao hanya terdiam.
"Tante sudah." Cici berusaha meredahkan amarah ibunya Rifan, namun emosi telah mencapai puncaknya.
"Klo kau berani memilih gadis yang ada difoto ini, jangan perna berharap kau bisa melihat mamamu lagi! Apa kau paham?" ibunya mengancam dengan tegas. "Kau tak perlu melakukan apapun ibu akan menyiapkan pernikahan mu dengan Cici secepatnya."
"Ma, apa yang mama katakan? Kenapa mama bersikap seperti ini? " tanya nya sambil memegang tangan ibunya.
"Tante, aku gak bermaksud seperti ini."
"Cici kamu anak yang baik. Tante harap kamu mau memaafkan anak tante yang berengsek ini." ibunya melepas tangan Rifan.
"Mama, kenapa melakukan ini? Aku bisa mengatasi semuanya!"
"Mengatasi semuanya katamu? Kau baru mengenal gadis itu, tapi kau sepertinya sudah tergila-gila dengannya!" Rifan terdiam, apa yang dikatakan ibunya memang benar, ia sangat mencintai Zoya.
"Mama malu perna melahirkan anak pembangkang sepertimu! Ingat kata-kata mama jauhi dia atau tinggalkan keluargamu? Pilihan ada padamu." ibunya meninggalkan Rifan sendiri, ia pergi bersama Cici yang mengikutinya.
.
.
.
.Dengan wajah sembab ia berdiri didepan halaman seseorang. Ia terus mengirim pesan pada sang kekasih namun tetap diabaikan.
Drrt.. drrt..
Buak..
sebuah bantal melayang tepat dimuka Zoya yang lagi asyik bermimpi."Lyli, kamu kenapa sih? Ada masalah apa sampai kau melemparku?"
"Matamu dibuka bro, udah berapa kali aku bilang klo tidur itu handphone di silent. Berisik tau gak!"
"Apa'an biar aja la!" bantah Zoya tak mau kalah.
Buak buak..
Kali ini dua bantal mengenai Zoya dan Lily."Awww.." pekik mereka berdua saat bantal mengenai wajah mereka.
"Berisik kalian berdua, sehari aja gak berantem bisa gak si!" bentak Nurul yang tidurnya terganggu gara-gara ocehan mereka.
"Denger tuch Lyli." hardik Zoya ke Lyli.
"Kok jadi aku? Handphone kau yang bising."
"Iya iya maaf." Zoya mengambil handphone dan melihat banyak pesan dari Apao.
Rifan :
Kemana? Aku ada didepan ni.Kok gak dibalas?
Bisa keluar bentar gak? Aku kangen kamu.
Zoya.
Hei, kemana? Please.
Aku akan nunggu sampai kamu keluar.
Zoya? Zoya, please bentar aja keluar.
Zoya.
Pesan beruntun dari Apao membuat Zoya bingung kenapa tiba-tiba seperti ini. Apa yang terjadi?
Zoya :
Ada apa? Kamu tau kan sekarang ini udah larut.Rifan:
Lama banget. Kemana saja? Aku menunggumu diluar.Zoya :
Maaf, aku tertidur.Rifan :
Please, sebentar aja. Aku butuh kamu sekarang.Zoya :
Oke, tunggu sebentar.Aku bergegas keluar perlahan agar tak membangun kan Lyli dan Nurul, saat aku keluar kulihat ia telah berdiri didepan dengan baju yang sama.
"Ada apa?" tanya ku, ia menghampiriku dan memelukku.
"Aku mau cari hotel buat malam ini." jawabnya parau seperti habis menangis.
"Hotel?, untuk apa?" aku semakin bingung.
"Aku mau besok kamu bolos kerja. Kita jalan-jalan sepuasnya, karna aku udah mutusin Cici."
"Putus? Apa? Kenapa? Bukannya kamu akan menikah?" aku mendorong nya menjauh. "Harusnya aku seneng mendengarnya, tapi kenapa hatiku malah sakit."
"Apa kau tak suka? harusnya suka kan! Kita bisa menghabiskan waktu bersama."
"Aku hanya terkejut."
"Masuk lah, aku hanya mengatakan ini. Besok jangan kerja, aku akan mengajakmu kesuatu tempat." ia mengecup keningku dan pergi.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Kalian
General FictionHIATUS Rank #18 in kesakitan (09'06'2018) "Jika kau mencintaiku, kau tak akan berpaling dariku walau banyak seseorang yang lebih dariku." Cici Oktaria "Salahkah aku mencintai seseorang yang sudah memiliki kekasih?" Zoya Amanda "Aku mungkin lebih dul...