18

9.1K 1.1K 22
                                    

Mengapa dia menuruti perkataanku?

Mengapa dia seperti...

Mutan yang baru saja diprogram ulang?

Aku cepat-cepat mengaktifkan earzoom-ku.

"Rylan, jika sudah berhadapan sama musuhmu, kamu harus temukan robot berbentuk nyamuk darinya, dan jangan biarkan musuhmu menyakitimu dengan robotnya itu."

Nyamuk atau belalang.. lalat.. capung.. ya apalah itu.

"Ya, aku memang sudah menemukannya, tetapi aku belum tahu untuk apa ini."

"Coba saja kepada lawanmu."

"Oke, nanti akan kucoba."

Sementara itu, aku masih berurusan dengan orang aneh ini.

Aku menyalakan pulpen perekam suaraku.

"Hei! Jawab pertanyaanku, oke!?" Tanyaku yang terdengar sedikit memaksa.

"Baik, Ruby." jawabnya masih dengan tatapan mata yang kosong.

"Dimana tuanmu?"

"Di hadapanku, Ruby."

Tolong jangan biarkan aku bunuh diri setelah ini.

"Maksudku, orang yang menugaskanmu disini."

Dia tidak menjawab.

Oh iya!!

Jika mutan buatan (yang tadinya bukan manusia biasa) di program ulang, itu berarti ingatannya juga akan ter-reset ulang.

Yahh...

"Ruby ingin menemuinya?" ujarnya tiba-tiba.

Ah!! Syukurlah dia masih belum ter-reset ulang sepenuhnya!

"Iya, aku ingin!"

"Saya tidak tahu pasti, yang jelas dia akan menemuimu nanti, jadi berwaspadalah, Ruby."

Wahh wahh wah!!

Si pencuri chip itu akhirnya mau bertemu langsung dengan salah satu dari kita.

"Apa teman-temanmu yang ditugaskan disini itu masih banyak?" Tanyaku.

Dia tidak menjawab lagi. Sepertinya setiap dia sedang diam, dia sedang berpikir..

"Kurang lebih masih ada 3 lagi, Ruby. Tapi sebaiknya, jangan membuang energi Ruby dengan teman-teman saya, lebih baik persiapkan untuk nanti."

Kurasa dia lebih berguna dari yang kubayangkan.

Namaku di setiap kalimatnya pun seolah menggantikan kata 'Tuan' di sana.

Baiklah, kurasa ini sudah cukup. Aku mematikan pulpen perekam suaraku dan kembali menyimpannya di saku jasku.

"Kau suka melihat pemandangan?"

"Saya suka, Ruby."

"Kalau begitu, naiklah ke atap sekolah dan jatuhkanlah dirimu dari atas sana, akan banyak pemandangan yang bagus saat kau terjatuh."

"Baiklah, Ruby."

Bukan hanya memorinya yang kosong, tapi otaknya juga kosong ternyata.

Tapi jangan khawatir, mutan yang dibuat atau bukan dari manusia biasa, jika mati akan lenyap begitu saja dari muka bumi ini, jadi tidak akan ada mayat yang berceceran darah atau semacamnya.

Aku keluar dari toilet, Sheren pun juga begitu, tetapi kita pergi di arah yang berbeda. Aku akan menemui Rylan, dan... tentu saja... dia akan ke atap sekolah.

AGENT: Agent of MutansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang