Baca cerita baruku yuk judulnya That Should Be Me
*****
Katanya, rumah tangga itu bukan hanya harus berpondasi pada cinta tapi juga pada komunikasi dan chemistry. Komunikasi diperlukan untuk meminimalisir konflik dan kesalahpahaman yang terjadi antara suami dan istri. Begitupun dengan chemistry. Sepasang suami istri itu harus punya chemistry yang kuat, agar ketika masalah datang bisa diselesaikan secara baik-baik. Karena chemistry menyatukan suami istri membentuk satu kesatuan yang utuh.
Pillow talk di malam hari untuk memperkuat chemistry selalu Arkan dan Khanza lakukan. Saling bercerita satu sama lain, saling berbagi dengan dibumbui candaan-candaan atau bahkan gombalan Arkan yang absurd.
"Bulan sekarang, Mas belum bisa ajak kamu honeymoon."
Nah, ini yang sudah lama Khanza pikirkan. Honeymoon yang akan dia sulap menjadi traveling. Dia akan menjelajahi apa-apa yang menjadi destinasi wisata di negara tersebut. Dia tidak akan melewatkan satu tempat pun.
Khanza menarik-narik rambut Arkan yang saat ini tiduran di pahanya. "Gak papa, Mas. Nyari nafkah lebih penting. Nanti Khanza mau dikasih makan apa kalau Tukang Gombal ini nggak kerja?"
Arkan yang sedang menikmati pemandangan wajah istrinya sendiri itu terkekeh. Satu tangannya menelusup ke leher belakang Khanza. Ditariknya kepala Khanza lebih turun supaya dia bisa mencuri satu ciuman di bibir istrinya.
"Tukang nyosor!" gerutu Khanza. Dia pikir Arkan akan membisikkan sesuatu, ternyata punya maksud lain.
Arkan terkekeh. "Mas 'kan pernah bilang. Udah halal jadi bebas."
"Iya, tau. Tuh sampai tangannya tiap malem gak bisa dikondisikan. Meleber ke mana-mana," sindir Khanza garis keras.
Arkan santai saja menanggapinya, toh memang benar. "Mas udah bilang belum kalau mulut kamu yang main ceplok itu yang bikin Mas jatuh cinta?"
"Mulaikan," decak Khanza seolah sudah membuat skenario. "Ini mau adegan romantis nggak Mas?"
"Kenapa memangnya?"
"Bentar, mau nyiapin mental dulu. Siapa tau nggak kuat dengernya," cetus Khanza.
Tawa Arkan meledak. Tangannya tanpa ragu melingkar di perut sang istri hingga posisi tidurnya menyamping. "Waktu kuliah, kamu sering nongkrong di kafe deket kampus bareng Fajar dan Wulan 'kan?"
Khanza mengangguk. Mengingat zaman jahiliyahnya bersama kedua sahabatnya yang kini sudah jarang berkomunikasi dengannya. Kalau Wulan mungkin masih terlibat komunikasi, kalau Fajar sudah tidak lagi. Entah ke mana lelaki yang pernah ada di hati Khanza itu menghilang.
"Nongkrong di kafe sekalian nyari wi-fi. Mahasiswa 'kan butuh banyak wi-fi, Mas. Apalagi anak kos, uang bulanan harus disisihkan buat beli kuota yang kadang seminggu juga abis. Jadi nyari wi-fi itu adalah opsi terbaik," papar Khanza panjang lebar diakhiri dengan cengiran.
"Seminggu habis dipakai apa aja?"
"Nonton drama Korea," jawabnya jujur.
"Filmnya Bae Suzuki?"
"Bae Suzy, Mas. Pikun banget ih," gerutu Khanza seraya mencubit pinggang Arkan.
Arkan tertawa sambil bergelinjang kesakitan. "Bukan pecinta Korea, jadi gak tau. Tapi, Mas gak pernah larang kamu buat nonton drama Korea 'kan? Nemenin kamu nonton aja Mas jabanin walaupun nggak ngerti ditambah harus nahan kantuk yang luar biasa."
Kali ini Khanza yang tertawa geli. Pernah sekali, dua hari yang lalu, Khanza ingin nonton drama Korea. Sementara dia takut bangun malam-malam sendirian di kontarakan, Walhasil dia mengganggu Arkan yang lagi tidur pulas. Arkan terpaksa menahan kantuknya karena Khanza akan merengek kalau Arkan ketahuan tidur dan bukan malah menemaninya nonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestaku Bersamamu (Sedang PO 1-10 September)
Ficción GeneralSeries 2 Dosen Idola. Dimulai pada bulan Januari 2018 dan selesai pada bulan Juni 2018. Arkana Dirgantara Ryder, bukan seorang yang sempurna untuk menjadi suami. Tapi dia adalah suami terbaik untuk Khanza Adreena Shabira. Di saat badai rumah tangga...