#2 Balasan Tisu - END

66 21 24
                                    

Siang itu sepulang sekolah, aku sama sekali ga ada kepikiran dapat balasan Surat dari Iqhsan yang kemarin aku tulis di Tisu.

Jadi waktu itu sesudah aku tugas piket. Aku janjian sama Amal, Anggi dan Rara buat Main-main ke Mall, sebenarnya kami cuma main ke gramed. Ngadem sambil baca buku. Saat itu masih ada Gramednya. Sekarang engga ada gramed lagi di Mall daerah aku saat itu.

Jadi aku di tungguin sama mereka di luar kelas dan aku piket. Selesai Piket,aku kaget. Si mata sayu itu udah nunggu aja di depan tangga kelas. Mana ada Amal, Anggi lagi. Pasti bakal heboh. Rara sih cuek aja, mungkin bawaan Pagi tadi.

Dia jalan kearah aku ketika aku keluar kelas.

"Ini" Kemudian dia memberikan sepucuk surat lalu balik pulang. Dan aku gatau kertas itu dari apa, kaya nya dari Tisu Aqua yang uda kering guys. Lah kenapa pada main kertas tisu. Aku jadi kepikiran bakal balas lagi pake Tisu basah jhonson baby itu, tapi ga bakal bisa ditulis guys. Kan susah, basah. Gimana sih? Hehe

Anggi sama Amal kelihatannya ga terlalu heboh saat itu. Aku pikir mereka bakalan teriak-teriak buat menciekan aku sama Iqhsan ternyata mereka biasa aja. Tapi tetep kepo sama kertas dari Iqhsan.

Aku ga berani buka balasan surat dari Iqhsan disaat itu juga. Jadi aku sukses buat mereka bertiga kepo sama kertas dari Iqhsan untukku.

"Ini balasan kertas tisu kemaren yang kau tulis di waktu jam Agama kan Has?" Tanya Anggi sama Amal yang bingung, karena mereka ga melihat momen kemaren.

"Iya, si Hastri Agresip pake sambar tas Iqhsan terus di masukin gitu aja ke tas. Eh, langsung lari aja dia" Jawab Rara sambil buat aku di jitak lagi sama Amal.

"Eh, gila. Uda kek drama korea aja idupmu." decak Amaliyah, kemudian aku meringis kesakitan.

"Jadi, apa balasannya? Buruan baca" Ucap Anggi kepo kepoin surat dari Iqhsan.

"Ya nanti aja aku kasi tau, ga bisa sekarang juga. Aku rasa ga cocok buka nya kalo disini." Ucapku lalu mereka pun gebukin aku sakin kepo nya.

"Idih, dah di bantuin, ga tau diri" Sambar Rara sambil ngerampas Sepucuk Surat Iqhsan.

Lalu si Rara mulai ngebacain, Anggi yang lihatin. Dan Amal nahan aku buat ga bisa apa-apa. Tenaga Amal memang TOP lah, kalah sama Aderai.

Pertama-tama Rara baca surat di depannya.

"Dari Iqhsan untuk Hastri."

"Sihiyyyyy suit suittt cie cie" Seru mereka sambil tatap jahil ke arah aku yang berusaha kabur dari cengkraman Amal yang kek tenaga Kuda.

Karena tenaga aku habis buat ngelepasin diri dari Amal jadi aku coba kalem dan biarin mereka baca aja.

"Lanjuttt" Seru Amal sambil senyam-senyum mengejek aku. Aku pun malu malu tapi mau tau juga. Dasar aku.

"Bukaaaaa cepat" Perintah Anggi yang lihat si Rara mulai buat penasaran.

"Oke dengerin yah, simak baik-baik." Ucap Rara lagi.

"Halo juga Has. Kita baru aja kenal, jadi aku juga gatau harus apa. Jadi kita jalani aja dulu ya. Btw ini nomer hape aku. Kita SMS an aja." kemudian mereka pun nari-nari gila di depan aku sambil seruin aku, buat aku jadi malu karena itu masi di lingkungan sekolah, mana banyak anak SD. Jadi, sehabis kami pulang, anak SD kemudian masuk sore dan disitu juga ngupingin lagi.

"Cie kakak, jalani aja dulu. Cuit cuit" Teriak salah satu anak SD. Aku malu pengen pake kresek terus tutupin ke muka. Kemudian lari dari tarian gila mereka.

Karena suasana heboh, aku coba lari dari mereka. Eh gatau di kejar pula. Gatau nya kami berempat ngos-ngosan. Jadinya kami duduk di depan toko namanya dulu "Stationary" sekarang uda gatau jadi apatuh tuh toko. Kami semua tertawa, kecuali aku. Walaupun ujung-ujungnya juga ketawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIM [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang