FF-2

66 10 3
                                    

Langkah kaki Sena menuntunnya menuju ke meja makan yang di atasnya sudah tertata rapi sejumlah makanan.

Roti,dipilihnya sebagai pengisi perut Sena di pagi cerah ini.Dengan lahap,Sena memakan 2 buah roti tanpa tersisa tak lupa susu sebagai pelengkapnya.

Selepas selesai dengan makannya,Sena langsung bergegas menuju sekolah.

Kebetulan,orang tuanya sedang ada di rumah neneknya.Jadi,Sena hanya sendiri di rumah.

Jemarinya membuka pintu dengan mahir.Mendapati seorang cowok jakung tengah bersender di pagar rumahnya.

Sepertinya itu Renan.

Muncul banyak pertanyaan di benaknya, sebelum ia memutuskan untuk berbalik menuju kedalam rumah.

Jangan sampai di ngelihat gue.

Melihat cewek yang sedari tadi ia tunggu tengah berusaha kabur,Renan segera memanggilnya dengan nada ya......kurang menyenangkan.

"Woiiii Sennn!"

Sena lantas menghentikan langkahnya dan berbalik dengan jantung yang sepertinya mau lepas.

"Hai." sapa Sena sambil meringis mendapati Renan sudah berada di hadapannya.

"Ikut gue!"

"Gak!"

"Ngapain lo kesini?"

"Nyari bulu babi!"

"S-E-R-I-U-S!!" ujar Sena dengan menekankan setiap huruf.

"Lo gak mau gue anterin?!" tanya Renan yang lebih tepatnya mirip bentakan.

"Gak!" jawab Sena ketus sambil mengalihkan pandangannya dari Renan.

"Gue maksa!"

Hanya dengan tatapan Renan yang kejam,Sena memilih menurut daripada terjadi sesuatu.

"OK,gue mau."

Renan tak menjawab,hanya berlalu menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah Sena.

Sena berdecak kesal melihat sikap Renan kepadanya.

"Dasar kecoa!Bukannya gandeng kek,tungguin kek,lah ini malah jalan duluan!" gumam Sena ,tentunya setelah punggug Renan sudah tak terlihat.Mana mungkin Sena berani dengan Renan.

"Woi cepet,jing!"

"Sabar dasar babi lo!" Sena menghentakkan kedua kakinya kesal.

Ya seperti kebanyakan cerita wattpad lainnya,suasana di dalam mobil ini pun juga hening.

Hanya suara mesin yang saling beradu.Sedangkan mereka berdua,hanya diam seperti orang yang tak saling kenal.

Tiba-tiba,Renan membuka mulutnya setelah sekian menit membungkam mulutnya.

"Lo nanti turun di depan gerbang sekolah."

"Loh,kok gitu!"

"Gue gak sudi temen-temen ngelihat gue nganterin cewek kaya lo!"

"What the hell!"

"I'm sure about that!"

Tak mau berdebat lagi,Sena memilih diam daripada harus berurusan dengan Renan lagi.

Rupanya Renan tak lupa perkataannya tadi.Ya,sekarang mereka tengah berada tepat di gerbang sekolah.

"Turun."ucap Renan santai.

Sena memutat bola matanya dengan malas,sebelum akhirnya membuka pintu mobil Renan.

Tapi Tuhan berkehendak lain.Pintu mobil yang seharusnya jalan keluar Sena,malah macet.Tapi,bukankah mobil Renan itu mobil yang mahal?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang