lalu

38 3 1
                                    

'Lalu apakah aku harus bersabar lagi?apa kau tidak tahu, menunggu itu melelahkan' -Disya

***

Disya dan iqbaal masih terduduk dibangku taman, mereka diam membisu setelah kejadian beberapa saat lalu.

Hingga kecanggungan terjadi, akhirnya iqbaal memutuskan membuka percakapan

"Mau pulang" tanya iqbaal

Disya pun mengangguk

"Yaudah ayoo" ucap iqbaal kemudian bangkit dari duduknya dan menarik lengan disya pelan

...

Setelah iqbaal dan disya sampai rumah mereka pun bergegas keluar dari mobil.

"Gue duluan" ucap disya

Iqbaal mengangguk

Saat disya sudah beberapa langkah lagi iqbaal kemudian memanggilnya

"Sya!" panggil iqbaal

Disya menoleh lalu menautkan alisnya pertanda bertanya 'ada apa?'

"Gue cuma pengen bilang, lupain masalah tadi anggap angin lalu" ucap iqbaal

"Iya iqbaal" ucap disya detik selanjutnya disya kemudian melanjutkan langkahnya

Sesampainya dikamar dan menutup pintu kamar, tubuh disya melemah ia terduduk dilantai, keaadannya tidak baik.

Ia menatap kosong kearah depan,pandangannya kosong .
Matanya terus terusan mengeluarkan airmata.

Dadanya terasa sesak mengingat betapa bodohnya dia karna terlalu mencinta.

Ia tak tahu harus apa, seakan akan ia sedang berada di titik kerapuhan. Ia bingung dengan dirinya sendiri.

'Gue kenapa? Bodoh banget gue! Gue gacantik,gue ga tajir,gue ga ada apaapanya dibanding cewe diluaran sana. Tapi dengan begonya gue malah kegeeran sma perasaan gue sendiri.
Iqbaal gacinta sama lo Disya! ga gasama sekali, dia cuma nganggep lo sahabat!iya sahabat!'

Batin disya terus berteriak, ia tak mampu berkata lagi. Apakah ia adalah manusia tidak beruntung?

Jika menunggu itu adalah pilihan akhir, demi iqbaal ia siap melakukannya.

Terkadang Cinta sebodoh itu.

**

Hari telah berganti pagi. Matahari mulai menghangatkan dunia, Disya telah rapih dengan setelan seragam sekolah nya, ia akan pergi kesekolah.

Saat disya keluar dari rumahnya, ia melihat iqbaal yang sudah siap pula sama dengannya.

Ada sedikti kecanggungan tapi, disya coba hapus dan ia memberanikan diri untuk mendekati iqbaal.

"Eh,udah siap?ayoo" ucap iqbaal

Harapan Yang SirnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang