"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru, ayo nak perkenalkan diri kamu." pinta bu Rina pada anak disebelahnya yang dibalas dengan anggukan oleh anak itu.
"Kenalin nama aku Kalila Rizkiya, panggil aja Kalila atau Lila. Pindahan dari Riau. Makasih." Kalila memperkenalkan dirinya dengan senyum yang sumringah.
"Hai Lilaa,"
"Hai Kaka Lilaa,"
"Sini duduk sama gue aja,"
"Woah, anak riau,"
dan masih banyak lagi respon teman kelas barunya itu, ada juga yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya, seperti Fara dan Dhisa.
Kalila diperintah untuk duduk dibarisan kedua dari pintu, dimeja ketiga dari depan, tepat dibelakang Fara dan Dhisa. Dan mereka memulai pelajaran mereka.
×××××
"Hai Lila, mau ke kantin gak?" tanya Dhisa sok akrab pada Lila yang bingung akan sikapnya, tapi kemudian ia tersenyum sambil mengangguk. Sedangkan Fara sibuk berbisik ditelinga Dhisa,
"Najis sokab."
"Sokab banget lo."
baru saja Fara ingin berbisik yang ketiga kalinya, ia mendapatkan pelototan dari Dhisa, yang membuatnya terkejut atas pelototan Dhisa, yang menurutnya berlebihan. Gimana nggak?! Matanya udah pengen keluar gitu.
"Oh iya, nama gue Dhisa," kata Dhisa dengan menatap Lila. "Dan ini temen gue, Fara." lanjut Dhisa yang kali ini noleh kearah Fara.
"Ah iya, sampai lupa aku tanya nama kalian, hehe. Makasih ya mau temenan sama aku." jawab Lila dengan senyum lebar dibibirnya."Santai kali Lil," Fara menjawab sambil tersenyum manis ke Kalila. "Yaudah ayo kantin."
Hari ini mereka memutuskan untuk makan makanannya dikantin. karena kali ini Fara-Dhisa rela meninggalkan siomay favorit mereka demi Kalila yang ingin coba mie ayam kantin yang sangat populer di SMA Kharisma.
"Eh anjir, gue belum PR Ipa." Dhisa kelabakan saat mengingat dia belum mengerjakan PR. Itu membuat dua orang didekatnya kaget luar biasa sampai-sampai Fara melepas sendok yang akan ia suap, terlempar kembali ke mangkuknya. "Gila lo ya! kaget gue!"
"Eh lo udah kan? liat kee," Dhisa menatap Fara penuh harap.
"Gak! Kebiasaan sih lo." ucap Fara dengan tegas.
"Kali ini aja Far, ya? ya? ya?" Dhisa mencoba merayu Fara dengan tampang melasnya. Tapi, Fara sama sekali tidak menghiraukannya.
"Janji deh, gabakal gue ulang lagi. Beneran deh Far." kali ini Dhisa memintanya dengan sedikit memaksa.
Fara menghela nafas, karena tidak tega dengan temannya itu. "Ambil sana! Di tas."
Dhisa yang mendengarnya langsung ngacir ke kelas, tidak peduli dengan kaum adam yang ada dikantin. Seakan-akan ia mendapat ilham keberanian untuk melewati mereka semua demi PR.
Sedangkan Fara dan Kalila tetap melanjutkan acara makannya. Sesekali mereka tertawa karena membicarakan Dhisa.
Sebelum akhirnya ada seseorang yang tiba-tiba duduk ditempat yang tadi Dhisa dudukan, didepan Fara. Orang itu langsung makan makanannya tanpa mempedulikan dua orang didepannya.
Fara juga hanya meliriknya, setelah itu ia lanjut memakan mie ayamnya. Toh, ini meja kantin kan, siapapun boleh duduk disini.
Lain dengan Fara, Kalila sedikit bingung dengan kehadiran Raka yang tiba-tiba. Apalagi Fara yang hanya meliriknya saja tanpa menyapa Raka. Padahal seingat Kalila, Raka ini satu kelas dengannya dan Fara. Daripada mikir terlalu jauh, ia hanya ambil gampangnya aja. Mungkin mereka gak terlalu akrab. Dan langsung ia melanjutkan makannya sesekali melirik Raka dan Fara bergantian.
"Mana temen lo." tanya Raka tiba-tiba.
Fara tidak menjawab karena menurutnya tidak ada unsur pertanyaan di kalimat itu. Sedangkan Kalila tidak menjawab karena merasa tidak akrab.
"Budek lo ya? jangan-jangan ini efek yang semalem lagi." cerocos Raka karena pertanyaannya yang tidak dijawab.
Kali ini Fara baru yakin, kalau Raka benar-benar bertanya.
"Siapa? Dhisa? dia balik duluan ke kelas." jawab Fara singkat, padat, dan jelas.Bener kan kata Raka, kalo disekolah mah bacotnya ketutup sama tampang cueknya.
"Lo lagi ga mikirin yang semalem kan?" tanya Raka.
"Nggak."
"Lo masih kenal gue kan?" Raka terus-terusan bertanya.
"Kenal lah, lo kan Raka." jawab Fara dengan tetap melanjutkan makannya.
"Gue masih temen lo kan?"
"Masih lah, lo kan temen sekelas gue."
Raka yang mendengarnya langsung merasa bangga, perasaan baru semalem dia bilang gamau mengenalnya lagi, tapi hari ini ia berlagak seperti tidak terjadi apa-apa semalem.
Kalila sudah selesai makan, dari tadi yang ia lakukan hanyalah menyimak dua orang ini ngobrol. Karena ia tidak mengerti arah pembicaraannya.
"Far, udah kan? balik yuk," Kalila berbisik ke Fara, untuk segera kembali ke kelasnya, karena ia rasa Fara dan Raka sudah cukup untuk mengobrol.
"Udah kok, sebentar." Fara memyempatkan untuk minum dulu tehjusnya sebelum ia bangkit.
Setelah selesai, ia segera bangkit dan menepuk pundak Raka. Sekedar untuk pamit karena telah selesai duluan. "Duluan Ka,"
Mereka berdua sudah berlalu keluar kantin. Sedangkan Raka masih melongo ditempatnya, tidak percaya dengan sikap Fara.
a/n
cuma mau bilang,
jangan lupa votenya:))
KAMU SEDANG MEMBACA
A STORY
Teen FictionSeorang gadis yang merasa masa sekolahnya itu sangat datar, tidak seperti masa-masa sekolah di novel yang ia sering baca atau seperti yang orang-orang ceritakan. Menurutnya ini very very very flat. Tapi, pelan-pelan, masa-masa yang ditunggukan itu d...