Seorang pria tampak berdiri di depan beberapa anak buah kepercayaannya.
"Kalian ingat bau itu baik-baik. Karena aku mau kalian segera menemukan gadis itu dan membawanya padaku. Atau kepala kalianlah yang akan membayar kegagalan kalian. Kalian paham?"
Ucap pria dengan pakaian dari bulu serigala dan ekor serigala yang panjang.
"Baik Alpha." Ucap mereka serentak dan langsung berpencar mencari orang yang memiliki bau itu.
*****
Hutan tampak gelap meski matahari masih dengan setia menyinari bumi. Lebatnya pepohonan membuat sinar matahari terhalang.Eve masih terus berjalan mencari kelinci buruannya yang kabur dari genggamannya.
Namun langkahnya terhenti dan ia lemas saat ia tahu bahwa kelinci buruannya sudah mati di mangsa hewan lain.
Sepasang mata, bukan. Tapi lebih. Memandang ke arah Eve secara intens dan maju secara perlahan.
Gadis itu masih saja tidak menyadari kehadiran sosok binatang itu.
"Grrrr.... "
Eve berdiri dan memandang takut ke arah para serigala yang mengepungnya. Matanya menatap ke arah serigala jantan bewarna hitam.
Mata merah itu menatap Eve dengan lapar perlahan namun pasti berjlan mendekat ke arah gadis itu.Bagaikan tersihir Eve hanya mampu berdiri ketakutan. Tak berapa lama, mata Eve memandang kalung yang melingkar di leher serigala jantan itu.
Ya, itu adalah kalung ayahnya. Seharusnya kalung itu menjadi milik Eve tapi karena ibu tirinya yang serakah itu, kini semua yang ada di sana yang seharusnya milik Eve di kuasai olehnya.
Jadi, jika serigala itu bisa mendapatkan kalung ayahnya itu bearti serigala-serigala ini pasti ada hubungannya dengan ibu tirinya.
******
Sementara itu di tempat lain, Sean tengah membaca buku di ruang perpustakaan.
"Ada apa?"
Tanya Eric yang heran melihat tingkah saudara tertuanya itu.
"Dimana Eve?"
"Bukankah kau tadi menyuruhnya berburu di hutan?"
Bukannya menjawab, Sean melesat jauh ke luar jendela kastil.
Sementara itu...
"Akh! Pergi dari sini. Pergi kalian!"
Eve menyabetkan sebatang kayu ke sembarang arah untuk menghalau serigala-serigala itu mendekatinya.
Sesekali ia menyeka darah yang keluar dari lengannya karena bekas gigitan serigala jantan itu.
Langkah Eve semakin melemah dan melambat. Lengannya tergigit, kakinya terkilir. Sedangkan ia harus melarikan diri dari kejaran serigala-serigala lapar itu.
Para serigala itu masih terus mengejar Eve. Dari balik pohon yang tinggi, seseorang mengawasi dengan seringai licik.
*****
Sudah tiga hari sejak Eve berada di rumah Sean.
Tidak ada bedanya dengan ia di kurung di istananya sendiri. Di sini pun ia juga sama saja tidak bisa bebas.
"Apa?"
Tanya Eve ketus pada pria yang baru saja datang dan memandangnya dengan tajam
"Aku lapar... Carikan aku makanan di hutan."
Ucap pria itu sambil melemparkan tas kecil dan sebuah pisau pada Eve.
"Kenapa kau menyuruhku? Pergi saja sendiri sana. Kau juga punya tangan dan kaki kan?"
Tolak Eve ketus. Ia sudah terlanjur marah dengan pria di depannya ini.
Bagaimana tidak jika dia selalu ada di manapun bahkan saat kau sedang ganti baju? Menyebalkan bukan?
"Apa kau serius? Kau menolak perintahku?"
Ucap Sean seraya berjalan mendekat ke arah Eve.
"Mau apa kau? Jangan... Akh!"
"Mau apa aku? Bukankah aku sudah bilang aku lapar."
Ucapnya seraya berjalan mendekat ke arah Eve. Sean hanya tersenyum melihat tingkah gadis itu.
"Aku lapar, carikan aku makanan di hutan atau kau yang aku makan? Setahuku daging manusia itu juga sama nikmatnya seperti daging kelinci."
Ucap Sean sembari menatap Eve dari atas hingga bawah. Merasa di perhatikan seperti itu Eve tanpa banyak bicara langsung meraih tas dan pergi.
Tada.....
Maaf ya lama buanget update nya...
Author sibuk nih...
Maaf ya...
Oh iya berhubung sudah mendekati lebaran, Author dan segenap keluarga mengucapkan selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin bagi teman2 yang merayakan...
Jangan lupa vote n koment nya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow White & 7 Vampires (Revisi)
VampireIni cerita asli karangan gua dari pikiran gua. So pliss buanget PLAGIAT gak usah mampir. Marriam, Harold dan Martha adalah tiga sahabat sejak kecil. Namun karena cinta segitiga diantara mereka, membuat mereka akhirnya menjadi musuh. Pernikahan Haro...