Aku masih tertidur saat teleponku tiba-tiba berdering. Ada apa Meli menelpon sepagi ini?.“Ada apa Mel?” Tanyaku dengan suara kasar khas bangun tidur.
“Kamu baru bangun Nay?, ini udah jam tujuh lho. Anak gadis kok bangun kesiangan sih Nay” Meli sudah mulai berceramah seperti biasanya.
“Ngomel mulu ah, ada perlu apa?, kalo nggak ada aku tutup nih buat lanjutin tidur” lanjutku dengan nada ketus.
“Temenin ke kampus nyok, ada acara keren hari ini di auditorium” jawab Meli.
“Hellloww, ini hari sabtu. Aku nggak ada jadwal kuliah. Please jangan rusak weekend aku.”
“Ayolah Nay, aku nggak enak kalo pergi sendiri. Nanti aku traktir deh selesai acaranya.” Tidak biasanya Meli mau menraktir orang. Biasanya juga dia yang ditraktir.
“Oke. Ketemu di kampus satu jam lagi ya!” jawabku.
Aku baru saja seminggu di rumah setelah menyelesaikan program pengabdian selama satu bulan. Kejadian minggu lalu benar-benar penutup yang sempurna untuk membuat program pengabdian itu tak terlupakan. Laki-laki itu selamat setelah ditolong oleh petugas penjaga air terjun yang tubuhnya diikat terlebih dahulu dengan tali agar tak ikut terseret pusaran air.
Kenapa orang-orang tidak berpikir seperti itu saat menyelamatkan Danar?, bukankah ini tak adil?
🌻🌻🌻
“Acaranya sekeren apa sih Mel sampe aku juga harus menghadirkan jiwa dan ragaku kesini?” tanyaku sesudah kami bertemu di parkiran auditorium.
“Acara Talkshow Inspiratif gitu, pembicaranya keren banget Nay.” Jawabnya sambil celingak-celinguk mencari pintu masuk.
“Meliiiiiii, kamu kan tau aku paling nggak suka acara yang berbau motivasi.” Jawabku dengan berteriak persis di telinga kirinya.
“Ini bukan talkshow MOTIVASI, tapi talkshow INSPIRATIF.” Balasnya dengan berteriak di telinga kananku.
“Kamu bener-bener lagi ngajak aku perang nih Mel.” kataku melanjutkan.
“Naya lebay ah, gitu doang juga pake bawa-bawa perang segala. Masih banyak perang di dunia yang belum berhenti Nay, setidaknya kita jangan nambahin perang dulu deh. Masuk yuk!!” Meli memang manusia positif, tipe manusia pemburu seminar motivasi.
Auditorium sudah penuh saat itu, mungkin ada sekitar tiga ratus kursi yang terisi penuh. Aku dan Meli mencari kursi yang kosong. Ada beberapa kursi kosong di sebelah kiri panggung bagian tengah dan kami langsung menempatinya. Acara baru saja masuk ke acara inti. Kami datang tepat waktu rupanya. Moderatornya adalah si Jono, tipe manusia positif lainnya.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Selamat datang untuk semua teman-teman yang sudah duduk cantik dan duduk ganteng disini. Di hari sabtu pagi yang cerah ini kita beruntung kedatangan seorang anak muda yang sangat inspiratif buat kaula muda semua. Tanpa menunggu lagi saya undang bersama saya untuk berada di atas panggung Mas Narendra Rayya Nugraha.”
Pembukaan Jono disambut tepuk tangan yang meriah. Narasumbernya mulai naik ke atas panggung. Aku juga jadi penasaran, se-inspiratif apa sih orang ini sampai Meli tega merusak weekend-ku yang berharga.
Ketika si narasumber berbalik lalu duduk manis di atas sofa cokelat. Aku sadar ternyata aku mengenalnya. Dia laki-laki penguntit itu. Kenapa bisa dia jadi orang inspiratif?
“Bagaimana kabar Mas Andra dan keluarga?” Jono membuka percakapan. Oooo, namanya Andra. Penguntit itu namanya Andra.
“Alhamdulillah semuanya sehat” jawabnya dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIGOLD
SpiritualMana yang lebih menarik hatimu? Cerita cinta yang natural atau cerita cinta terencana seperti drama?