_____
"Kenapa harus takut? Karena suatu hal yang kita harapkan bisa berbeda dari kenyataan dan menjadi suatu hal yang tidak kita inginkan."
_____Kemarin malam selepas Vianka menjahili Reina, dia diberikan lantunan ceramah yang panjangnya melebihi rumus p×l×t oleh sang mamah.
Gara-gara dia juga mendadak Reina mules bolak-balik kamar mandi karena tidak tahan pedas yang disebabkan oleh nasi goreng Vianka.
Emang tega banget Vianka ini.
"Ah, lebay lo mah cuman gitu doang ampe mencret-mencret"
Reina melemparkan bantal yang ada disampingnya, "Enak bat lo ngomong, kaga tau ajah ini perut gua rasanya kayak mau meledak"
"ck, payah"
"SYALAN VIANKA" setelah diteriaki Reina, Vianka kabur ke kamarnya
"VIANKA KAMU TUH JAHIL BANGET SIH SAMA KAKAKNYA" pasti Reina ngadu nih sama mamah
"IYAYA GAK LAGI KOK MAH" ngomong doang gak lagi, nanti juga jahil lagi
Pokoknya kalian harus sabar deh sama sikap jahilnya Vianka.
📎
"Ngapain lo di sini? Sono makan di luar" jangan tanya kenapa karena Reina dendam kusumat sama Vianka perihal perutnya yang mules-mules
"Yaelah dendam amat lo ama gua" mereka duduk berhapan yang membuat Reina menatap Vianka tajam, Vianka juga tidak kalah tajam. Mereka ini kalau udah gini gak ada yang mau ngalah pasti.
"Udah-udah mending kalian makan dulu deh abis itu lanjut berantemnya" mamahnya juga udah cape kalau negur mereka setiap berantem. Masalahnya, hampir tiap detik mereka tidak pernah akur
Akhirnya mereka makan dengan tenang-
"oh iya, lusa kita balik ke indo ya"
"APA! "
-tapi gak jadi
"Iya, kan kita juga udah bertahun-tahun di sini yakali sampe ninggalin tanah air sendiri"
Vianka menaruh sendoknya kasar, "Gak bisa! Aku gak mau."
"Apaansih lo" Reina melotot ke arah Vianka, "Yaudah mah kita pulang aja" berubah jadi tersenyum manis ke sang mamah
Vianka dan Reina memang bertolak belakang sekali, yang satu bilang iya yang satu bilang tidak. Hm, pasti ada maksud dibalik jawaban mereka
Sebenarnya Vianka tidak keberatan harus pulang ke Indonesia tapi dia tidak siap untuk menghadapi sesuatu di sana yang tidak dia inginkan
Mungkin lari dari masalah -bisa jadi itu jawaban Vianka yang menolak untuk pulang
Jadi Vianka bingung harus senang atau takut, tapi lebih banyak takutnya. Takut orang itu pergi menjauh, takut orang itu membencinya, dan takut orang itu berubah.
Yang paling banyak senangnya sudah pasti Reina. Dia yang paling antusias pas denger mau pulang ke Indonesia. Tapi apa boleh buat mau gak mau pasti mereka pulang ke Indonesia.
📎
Hari terakhir di NYC, Vianka mengajak temannya bertemu disalah satu caffe favorite nya.
"Jadi besok lu mau balik ke Indo?" kata orang itu
"huffttt, iya"
"Gua tau lu pasti bimbang kan?" emang yang paling tau segalanya tentang Vianka itu cuman dia sahabatnya yang ada di NYC
"Mau gimana lagi gua harus pulang ke Indo" Vianka menyenderkan badannya ke belakang
"So, lo siap ketemu dia lagi"
"Siap gak siap sih, tapi Dis apa mungkin keadaannya bakal seperti dulu lagi"
Cewek itu menyesap minumannya terlebih dahulu, "Lu gak bakal tau kalau belum lu jalanin"
Curhat sama sahabatnya satu ini lah yang paling benar, jadi agak nggak rela ninggalin negara yang udah 9 tahun dia tempatin ini.
Jujur, orang yang paling tau masalah Vianka cuman sahabatnya ini panggil ajah Disy. Karena Vianka hanya mempercayai Disy seorang. Kalian tau kan kehidupan di negara barat tuh seperti apa?
Bisa dibilang Disy ini orang yang paling benar yang Vianka temukan. Maksudnya tidak melakukan hal-hal senonoh apa yang mereka lakukan juga.
"Lo gak usah sedih, kan nanti lu bisa vidcall gua sambil curhat apa yang lu alami di sana" kalah aja Vianka itu cowo, pasti dia udah dibuat meleleh sama sesosok Disy. Senyuman nya tulus banget gak cuman senyum, tampang dan hatinya cantik jadi membuat kesan dia tuh, perfect.
"Besok gua berangkat pagi nih"
"Pagi ya... Maaf deh gua kayak nya gak bisa" yang tadi seyuman tulus tergantikan oleh raut kekecewaannya
Vianka ngerti keadaan nya dia juga gak maksa, "Gak papa kok gua ngerti"
"Maaf"
"santai elah. Yaudah gua pamit ya. See you semoga kita ketemu lagi" sebelum benar-benar pergi, Vianka berpamitan terlebih dahulu
"Jaga diri lu baik-baik, ka. " Disy memeluk sahabat nya erat yang di peluk erak juga sama Vianka
Mereka menyudahi adegan berpelukannya, "Makasih ya udah jadi sahabat gua yang paling the best. Gua pamit dulu, bye."
"bye, see you" Vianka benar-benar hilang dari pandangan Disy.
Walau sebenernya Disy juga nggak rela Vianka ninggalin dia tapi di posisi dia juga nggak bisa berbuat apa-apa, karena Disy sama seperti Vianka.
Mereka sama-sama menganggap bahwa mereka berdualah yang paling ada karena sosok sahabat.
📎
Hari keberangkatan menuju ke Indonesia tiba, mereka semua sudah ada di dalam pesawat sejak 1 jam yang lalu dan tinggal menunggu beberapa jam lagi untuk bisa sampai di bandara Soekarno-Hatta.
Tiba saatnya mereka semua sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta menginjakan kaki di tanah air kembali setelah bertahun-tahun berada di negri orang.
Vianka menghela nafas nya berat sesekali berusa setenang mungkin, berbeda dengan Reina yang sedari tadi tidak bisa berhenti tersenyum menyambut kembalinya mereka.
"Ayuk masuk" mamah memerintahkan kedua anak nya untuk segera memasuki mobil.
Mobil yang mereka tumpangi sudah pergi jauh dari bandara menuju kediaman mereka. Sejak di perjalanan, Vianka tidak berhenti melamun memandang keluar jendela.
Lusa besok dia sudah harus pergi ke sekolah yang semuanya sudah diurus oleh orang tuanya. Sedangkan Reina, dia memasuki salah satu kampus yang ada di daerah jakarta.
Memang umur keduanya berbeda 2 tahun. Reina yang baru memasuki kampus dan Vianka yang baru kelas 11 SMA.
"Gua harap, lu mau nerima kepulangan gua-
-dan kak Reina"
YOU ARE READING
Be Sincere✖Revisi
Teen FictionKita memang mengalami hal yang sulit sedari dulu. Tapi, apakah kalian berfikir bahwa di dalam suatu hal pasti harus ada yang meng'ikhlaskan? Jadi harus siapa?