#2

2.8K 222 46
                                    


"Aku melamarmu, Hyuuga Hinata. Kupikir bulan depan kita bisa menikah."



"....."

Seketika Hinata langsung mendongakkan kepala dan memasang raut wajah terkejut.

Bagaimana tidak terkejut ketika ada orang asing yang tiba-tiba datang, memintamu memanggil dengan panggilan akrab, mengajakmu menikah, dan bahkan menentukan kapan pernikahan tersebut digelar? Daripada disebut sebagai 'ajakan', kalimatnya lebih pantas disebut perintah.


Dan apa-apaan dengan panggilan 'Hinata-chan' itu? Bahkan Naruto saja belum memberikan – bahkan belum memikirkannya – panggilan sayangnya pada Hinata.


Sejenak mereka terdiam. Dari balik tembok, Naruto harus mati-matian meredam emosi karena bagaimanapun juga dia tidak ingin melukai warga sipil. Entah itu warga sipil Konoha maupun dari desa lain.



Kalau begini sih, pembicaraan ini jelas ada hubungannya dengan Naruto.

Hinata kan kekasih Naruto.

Otomatis jika kekasihnya dipersunting orang lain, Naruto tidak bisa diam saja bukan?


'Sebenarnya sudah berapa laki-laki yang melamar Hinata?!'



Batin Naruto menjerit seakan ingin memperkeruh suasana hatinya yang sedang dalam kondisi sangat buruk itu.


".... Saya tidak bisa. Saya sudah memiliki orang yang saya cintai dan saya tidak mungkin menikah dengan anda. Saya harus pergi karena masih ada urusan lain."


Naruto cukup terkejut mendengar nada tegas dari kalimat Hinata. Ada perasaan lega dan bahagia membuncah ketika mendengar penolakan Hinata dengan penuh ketegasan tersebut. Dalam diam senyum dan seringainya keluar begitu saja.


Oh dan jangan lupakan rona merah yang muncul di kedua pipi sang pahlawan dunia Shinobi ini.


Hei Uzumaki Naruto, tidakkah kau merasa bahwa dirimu sekarang seperti Hinata di masa lalu?

Mengintip orang terkasih dari ujung jalan dengan rona merah yang kentara.


Hinata yang sudah akan beranjak dan Naruto yang sudah berniat melambaikan tangan terhenti karena pegangan erat Shinji pada bahu Hinata.



"Apakah orang yang kau cintai juga membalas cintamu? Apakah kalian menjalin hubungan spesial? Apakah dia cukup pantas untukmu? Jika tidak, bukankah lebih baik kau bersama denganku saja, Hinata-chan? "


Pertanyaan Shinji ternyata menohok Naruto begitu dalam.



Benar juga.



The Beginning | CanonWhere stories live. Discover now