Serotonin [SOPE]

4.2K 327 37
                                    

•°•°•SOPE•°•°•

°
°
°

"Pada akhirnya, penyesalan hanya akan menjadi sebuah kesia-siaan dan membuat perasaan sakit semakin menjadi saat kau tahu bagaimana hasil akhirnya." -MYG-

°
°
°

Lorong bercat putih itu dipenuhi dengan bau obat yang tercium menyeruak di udara, orang-orang terlihat berlalu lalang sibuk dengan kegiatan masing-masing tanpa memperdulikan sosok laki-laki pucat yang terlihat berdiri dengan wajah bimbang di depan sebuah pintu dengan tulisan 'Dr.Jung Hoseok'.

Dengan ragu-ragu laki-laki itu mengetuk pintu di hadapannya sebelum dia memutar kenop pintu dan melangkah masuk.

"Dr. Jung Hoseok." Suara lelaki pucat itu terdengar kering dan serak.

Dia mendorong pintu itu terbuka lebar dan melangkah masuk meninggalkan pintu yang tertutup di belakangnya. Garis senyum terlihat saat dia menarik kedua ujung bibirnya, terlihat sedikit kaku. Dengan gerakan kaku juga dia menggerakkan jari-jarinya, membenarkan jas putih ala seorang dokter yang ia kenakan, tanda pengenal dengan nama Min Yoongi tercetak jelas di saku dada kanannya.

Lelaki pucat itu–Yoongi–melangkahkan kakinya semakin memasuki ruangan kecil yang terlihat menyenangkan dan nyaman. Tipikal seorang Jung Hoseok.

Jung Hoseok sang pemilik ruangan itu tersenyum dengan ramah, pandangannya teralihkan dari buku yang tengah dia baca dan mulai menatap Yoongi yang masih memasang wajah kaku, ciri khas seorang Min Yoongi.

"Kenapa tiba-tiba meneleponku, Dr. Min?" Hoseok melepas kacamata yang bertengger di pangkal hidungnya, mengurut hidungnya pelan berusaha lebih fokus pada Yoongi.

"Aku datang meminta bantuanmu,"

Yoongi menarik kursi dan mendudukkan bokongnya dihadapan Hoseok, berusaha duduk senyaman mungkin.

"Hmmm? Bantuan apa?" Hoseok mengerutkan keningnya bingung.

Tidak biasanya seorang Min Yoongi, dokter muda yang mandiri, berbakat, jenius dan mungkin sedikit angkuh, meminta bantuan pada orang lain terutama meminta bantuan pada Hoseok yang notabennya selalu Yoongi pandang 'rendah'.

"Aku tidak bisa mengatasinya sendiri.
Ketika aku melihatmu 8 tahun lalu. *Serotonin, yg aktif di **hipotalamus ku turun di bawah level normal."

Yoongi menundukkan kepalanya, menarik nafas panjang sebelum kembali menatap Hoseok langsung tepat di manik hazel-nya, membuat Hoseok sedikit memalingkan pandangannya, berusaha menghindari kontak mata dengan Yoongi.

"jadi kemampuan kognitif-ku berkurang,"

Yoongi tersenyum kecut membeberkan kenyataan yang memang selalu ia sembunyikan di hadapan Hoseok. Karena egonya yang tinggi tidak mengijinkannya menjadi lemah di hadapan siapapun; termasuk Hoseok.

"faktor yg disebut 'Jung Hoseok' mempengaruhi sistem ***limbik-ku, dan pada akhirnya lima tahun yg lalu aku menikahinya."

Yoongi memalingkan wajahnya, menatap kosong keluar jendela yang terhubung langsung dengan taman di rumah sakit tempat mereka berkejaran. Pangkal hidungnya mengerut tak suka, semakin banyak ia berbicara semakin banyak pula Hoseok mengetahui rahasianya, rahasia tentang perasaannya selama ini, yang selalu tertutup oleh egonya.

"tapi setelah tiga tahun, kondisiku membaik, dan justru kami malah bercerai," Tawa kosong terdengar keluar dari bibir Yoongi.

Hoseok terdiam mendengar semua penuturan Yoongi yang tidak pernah dia sadari selama ini. Tangannya mengepal di bawah mejanya, menunjukan rasa kesal yang tak terlihat, berbanding terbalik dengan ekspresi wajahnya yang terlihat datar.

Selama ini Hoseok selalu berpikir bahwa dia adalah pasangan yang buruk untuk seorang Min Yoongi yang sempurna, tetapi kenyataannya salah. Justru Yoongi yang dengan idiot menutupi semua perasaannya dengan ego-nya sendiri.

"dan dua bulan lalu, gejala itu muncul lagi. Dalam sistem medis, bisa disebut kambuh. Lebih umum disebut perasaan yang tidak dapat di hilangkan—" senyum masam masih terlihat di wajah Yoongi yang pucat, "—Dokter, tolong berikan aku resep."

Suara Yoongi terdengar bergetar, rasa sakit di dadanya kini makin berdenyut nyeri membuat semua perasaan dalam dadanya tercampur aduk. Yoongi memutar kepalanya, kembali menatap Hoseok, berharap Hoseok dapat mengerti perasaanya, tapi kenyataan memukulnya dengan sangat keras, dia justru mendapati tatapan datar dari kedua manik hazel Hoseok.

"Aku rasa lebih baik menyingkirkannya dengan operasi, dengan begitu kau tak akan sering kambuh lagi,"

Hoseok menundukkan wajahnya, memutuskan kontak mata dengan Yoongi, berusaha fokus dengan lembaran-lembaran kertas di mejanya.

Wajah Hoseok merenggut saat ia sadari bahwa di sudut kecil hatinya, masih ada perasaan yang membuatnya ingin berdiri dan berjalan menghambur kedalam pelukan Yoongi yang saat ini terlihat sangat lemah, tapi sayangnya dia tak bisa.

"Baiklah." Ucap Yoongi dengan kepala tertunduk, senyum kaku terlihat samar di bibirnya. Yoongi mengurut pangkal hidungnya, berusaha mengusir rasa sakit dan lelahnya.

Dia kembali mengangkat kepalanya, menatap Hoseok yang masih dengan ekspresi datarnya. Yoongi menarik ujung-ujung bibirnya, menampakan senyum yang kali ini terlihat tulus.

"Ah, by the way, selamat atas pernikahanmu, dan maaf kemarin aku tidak dapat datang pada pesta pernikahanmu dan Taehyung,"

Yoongi berdiri masih dengan senyum di wajahnya. Tangannya terjulur menjabat tangan Hoseok sebelum menyerahkan sebuah paper bag, "hadiah untukmu."

Hoseok masih terdiam kaku di tempatnya, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya. Bibirnya kelu, semua perasaan bergejolak di dadanya.

"Hah, aku berharap suamimu, Taehyung dapat lebih membahagiakanmu, dan aku harap—" Yoongi menarik nafas panjang, menjeda ucapannya untuk beberapa saat, "—kau tidak pernah menyesali masa lalu kita,"

Yoongi meletakan paper bagyang terabaikan oleh Hoseok—di atas meja, sebelum dia meninggal ruangan itu dengan senyum hampa di bibirnya.

.
.
.

END

* Serotonin di kenal sebagai hormon kebahagiaan.

** Hipotalamus : adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi.

** limbik : struktur di otak yg berhubungan dengan emosi, seperti marah, kebahagiaan, dan takut.


P.s : ini terinspirasi dari adegan di drama 'one more happy ending' tapi ditulis dengan versi bikinan sendiri. ₍(・ᵌ・)₎

Maaf kalo ada kesalahan istilah medis, g hapal istilah gituan.
Jd nyolong di google. ʕ'•ᴥ•'ʔノ゙

Lɪᴛᴛʟᴇ Hᴏᴘᴇ'ꜱ└ᵉⁿᵈ┐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang