TA'ARUF

7 0 0
                                    

Ta'aruf
Apa yang kalian fikir kan pertama kali mengenai taaruf?
Jaman ABG dulu gue gak pernah kepikiran sama sekali tentang taaruf ini. Bukan berarti gue gak tau, gue tau. Tapi gue pikir taaruf hanya di lakukan oleh santriwan dan santriwati saja yang tinggal di pesantren bertahun-tahun dan tak mengenal lawan jenis.
Kolot. Perjodohan. Dan gak banget. Gue pikir waktu itu.

Hari ini. Sekarang. Di umur gue yang sudah 22 tahun menjelang 23 tahun. Sejak kegagalan gue awal tahun ini setelah 6 tahun 6 bulan yang sia sia.
Gue sempat berfikir tentang taaruf, pandangan gue sudah berubah tentang taaruf. Bukan lagi kolot dan yaah begitu lah seperti fikiran gue jaman dulu.
Bagi gue taaruf adalah proses indah dan jalan yang insyallah di ridhain oleh Allah.
Saat gue berfikir tentang hal hal taaruf setan selalu turut andil mengambil alih semua fikiran fikiran gue, sampai sekarang gue menulis ini.
Setan selalu berbisik dan gue selalu berfikir

"Bahagianya mereka yang menikah karena cinta, dan alangkah beruntung nya mereka yang menikah dengan seorang yang mencintai dan mereka cintai"

Yah begitu lah kiranya, yang gur tau adalah taaruf dilakukan dengan orang yang mungkin belum kita kenal dengan baik, dan kita tidak bisa melalukan PDKT seprti orang pacaran pada umumnya semua ada batas yang harus dipatuhi, bukan berarti kita tidak boleh PDKT tapi kita harus tahu batasan.
Oke. Mungkin karena gue terbiasa pacaran jadi agak kurang mengerti dengan taaruf.

Yang gue takut kan adalah "kegagalan"
Yah. Gue sudah gagal sebelum ini. Bukan, bukan gagal taaruf maksudnya. Tapi gagal nikah setelah menjalani hubungan sekian lama. Eh, lebih tepatnya bukan gagal nikah si soal nya kita belum ada planning kesana. Ya pada intinya gue gagal.
Oke. Move on sis !

Back to taaruf.
Jadi maksud gue, gue tuh pengin taaruf. Mengikuti syariat islam dalam menemukan jodoh terbaik, bukan jodoh yang sempurna menurut gue tapi jodoh terbaik untuk gue, terbaik untuk agama gue untuk dunia dan akhirat gue. Yang penting jodoh yang bisa dijadikan panutan dan menjadi jodoh sehidup sesurga. Amin.

Tapi kembali ke keresahan keresahan gue yang sama. Gue takut gagal. Gue takut dengan proses ini.
Fikiran gue adalah gue menikah dengan orang yang gue cinta dan mencintai gue, bukan dengan orang yang baru gue kenal dan gue gak mencintai dia. Gue takut. Gue takut tidak bisa mencintai suami gue nantinya, gue takut tidak bisa melupakan mantan gue, asli gue takut bayang-bayang masa lalu dominan menjadi bayang-bayang di pernikahan gue nantinya.
Gue takut karena gue juga belum tentu cocok dengan suami gue nanti.

Sekali lagi. "Alangkah bahagianya mereka yang bisa menikah dengan orang yang mereka cintai dan mereka cintai"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

J. O. D. O. HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang