Dia
Dia
DiaKini dikepala nadya yang ia fikirkan hanyalah lelaki yang namanya sudah ia lupa itu,lelaki yang ia seret keruang koperasi dan yang ia temui di supermarket
Ntah apa dan bagaimana bertemu dengannya membuat gejolak yang berbeda pada diri nadya,ia tak tahu yang jelas jika bertemu lelaki itu jantungnya bagai dipompa begitu cepat
Dan bagaimana bisa nadya membantu lelaki tadi,ia tak suka bergaul dengan laki laki,tapi menurut nadya lelaki yang ia temui tadi namun tak sempat berkenalan sepertinya baik-baik.nadya memang belum sempat berkenalan tetapi sasya dan alia sempat memberitahukan namanya
"Dek brownis rasa red velvet,coklat,ama kejunya yah"nadya tersadar dari lamunannya akibat seruan dari salah satu pembeli di tokonya
Nadya senang bukan main akhirnya ada yang memborong brownisnya karna sedari tadi jarang sekali ada orang datang membeli
"Baik bu sebentar"nadya segera memotong beberapa bagian brownis tersebut menjadi sepulih potongan ke kotak bertuliskan"nadya tokoh,enak dijamin nambah"begitulah kira kira tulisan di kotak tersebut
"Makasih bu"nadya tersenyum ramah pada si pembeli saat menyodorkan uang untuk dibayar
Nadya memasuki ruang tengah tokoh ini,untuk menyimpan beberapa bahan kue yang tadi ia beli,setelah itu barulah ia mengunci tokonya,karna masih ada browis tersisa satu akhirnya ia membawa pulang brownis itu tapi,sepertinya niatnya untuk membawa pulang kue itu lebih baik ia berikan pada anak anak panti walaupun mungkin tak bisa dibagikan dengan potongan besar pada semua anak panti
"Permisi bu,saya mau kasih kue ini untuk anak-anak panti bu tapi ibu potongin kecil kecilya supaya semuanya kebagian"nadya menyodorkan sekotak kue brownis rasa keju ke ibu pengurus panti yang kebetulan sedang berada diluar pekarangan panti
"Wah kamu baik sekali nak,ayo masuk dulu"si ibu mengambil kotak tersebut senang
"Nggak usah bu lain kali aja mampirnya aku udah mau pulang apalagi cuacanya kayaknya mau ujan deh bu"
"Yaudah nak..."ibu tersebut tidak melanjutkan ucapannya
"Nadya aja bu"
"Ah yah nak nadya makasih banyak yah"
"Iya bu,yaudah saya pamit salam untuk anak panti bu"
Nadya berlalu meninggalkan panti tersebut dengan langkah cepat,sepertinya hujan kali ini akan deras
⚠
Bangunan kokoh berlantai dua yang tampak sepi yang dihiasi satu lampu yang berada pada salah satu kamar tampak menyeramkan dan sangat sepi
Krek
Perlahan nadya membuka pintu tersebut dengan santai,ia sudah terbiasa hidup dengan keadaan rumah tak berpenghuni seperti ini,sinar lampu handphonenya masih tetap setia menerangi langkah demi langkah nadya memasuki ruang tamu yang begitu gelap,tanpa mau menghidupkan salah satu lampunya
Nadya melangkah menuju tangga memasuki kamarnya,tampaknya bi ijah tak pernah mematikan lampu kamarnya yang satu satunya terus menyala selama dua hari ini
Nadya memang memiliki asisten rumah tangga yaitu bi ijah,bi ijah hanya bekerja sampai pukul dua siang saja dan setelahnya ia pulang untuk mengurus keluarganya
Andai rumah ini bukan pemberian dari ayah angkatnya dulu,mungkin sekarang ia tak memiliki tempat tinggal,nadya memang memiliki masa lalu kelam bersama keluarga angkatnya yang mengharuskan ia pergi dari rumahnya dan memilih hidup sendiri seperti ini
Jika banyak yang bilang madya adalah gadis kuat,salah nadya adalah gadis lemah,bahkan sangat lemah bahkan ia sempat berfikir apa ia bisa tahan dengan kondisinya seperti ini
Ia hanya anak angkat,ibunya tak pernah menganggapnya ada,bahkan nadya memilih pergi dan hidup sendiri akibat dari sang ibu angkat yang mengusirnya langsung dari rumah
Setetes air mata jatuh di pipi nadya,tampaknya dua tahun telah berlalu tak membuat nadya melupakan kejadian itu
Nadya mematikan lampu kamar dan berbaring di kasur king sizenya padahal jam masih menunjukkan pukul 19:45
Faktor kecapekan mungkin membuat tubuh nadya begitu lelah hingga mengharuskannya istirahat lebih awal malam ini
⚠
"Nak nadya bangun,udah mau jam setengah enem ini neng"bi ijah masih semangat membangunkan nadya yang masih terlelap,walaupun ini mungkin sudah keberapa kalinya ia membangunkannya"Bi ijah"nadya memeluk bi ijah dengan erat
"Aduh neng kenapa?"
"Kangenn bi"nadya masih setia memeluk bi ijah yang sudah ia anggap ibunya itu
"Udah atuh neng,mending eneng sekarang siap-siap deh"bi ijah mengelus puncak kepala nadya perlahan sebelum meninggalkan kamar nadya
Walaupun masih ada waktu sejam lebih nadya segera memasuki kamar mandi,pada saat mencapai pintu kamar mandi nadya mengucapkan bismillah katanya sih supaya nggak diganggu setan,itu aja lagi pula ia tak hapal doa masuk kamar mandi
Setelah 15 menit didalam kamar mandi segera nadya keluar dan bersiap siap turun untuk sarapan
"Wah nasi goreng kesukaan nadya"segera nadya menyambar sendok dan berdoa setelah selesai barulah ia melahap makanan kesukaanya itu seperti orang tak pernah makan saja
"Aduh neng pelan pelan atuh"
"Abis masakan bi ijah enak"nadya memberi jempol pada bi ijah untuk makanan yang ia buat
⚠
Sepertinya hari ini adalah hari sial nadya,bagaimana tidak ia dihukum akibat tak mengerjakan pr sejarah yang diberikan oleh ibu fia si guru killer
Nadya yang notabennya salah satu murid dengan prestasi membanggakan kini dihukum dengan dipandangi oleh ratusan pasang mata,bayangkan bagaimana malunya nadya
"Bukannya itu..."nadya mengetuk ngetuk bibirnya mengingat kembali ucapan sasya dan alia kemarin
"Jadi elo tadi ketemu ama kak kaisar nad,eegh lo beruntung banget tau gak sih nad"
"Beruntung apanya,sial iya"
ingatan itu membuat nadya akhirnya tau bahwa laki laki yang kini tangannya dugenggam erat oleh seorang cewek yang setau nadya dia itu ketua salah satu geng di sekolahnya ini,yang ia tak tau nama gengnya apa yang jelas cewek ini suka sekali membully
Tapi sepertinya kaisar tidak suka diperlakukan seperti itu sekalipun ceweknya cantik dan terkenal
⚠
💝💝💝💝💝💝💝💝
L.O
Ikal
KAMU SEDANG MEMBACA
L. O
Fiksi RemajaAku mengenalmu,bukan karna kesialanku melainkan mengenalmu adalah keberuntungan buatku. Tapi apakah cinta sepihak harus membuatku melupakanmu Author nggak perlu silent readers