#4 Jarak

16 2 0
                                    

"Saat kau berusaha menutupi sesuatu, kau tak akan pernah sadar jika hal itu malah akan membuatmu jauh darinya"

00:57
Mata Amanda enggan tertutup, tak bisa tidur. Ia gelisah mengingat kejadian tadi siang.

"Umngh....!!!! Apa yang aku lakukan?! Seharusnya aku tak menyetujuinya.... ah... bodoh!!!"

Teriak Amanda frustasi menyadari kebodohannya yang telah terikat janji gila. Ia mengguling-guling gelisah, malam semakin larut namun ia tetap terjaga.

'Ini akan menjadi malam yang panjang....'

Keesokan harinya, seperti biasa Amanda berangkat bersama Yudha. Sepanjang perjalanan Amanda hanya diam pertanyaan Yudha ia jawab dengan anggukan saja. Di parkiran sekolah, sebuah tangan kekar menggenggam pergelangan tangannya dan menariknya terburu-buru. Yudha menyerngit heran memandangi punggung Amanda bersamam seseorang berjalan menjauh.

Amanda meringis, lengannya terlalukuat digengggam hingga ia memberontak agar terlepas. Amanda menghempaskan tangannya kasar, matanya menatap tajam lelaki di depannnya. Abdi.

"Akh...!!! Gak usah tarik tarik juga kali!" Bentak Amanda.

"Oh.... kau melawan? Kau lupa janji kemarin?"

"Tentu saja aku ingat! Tapi gak usah kasar gitu!"

"Terserah aku dong"

"He..mph-!!" Teriakan Amanda terhenti saat Abdi membekap mulutnya.

"Kau cerewet! Diamlah atau kau mau melihat teman tak bernyawa lagi" Abdi menyeringai puas.

Amanda menggeleng geleng cepat dan memilih patuh. Abdi melepas bungkamannya dan kembali menariknya ke atap sekolah. Di sana sudah ada Bagas yang duduk manis di bangku kayu panjang. Abdi menuntunnya dan ikut duduk di sana.

"Cepat lakukan!" Pintanya angkuh

Amanda hanya mengangguk, perlahan ia mengeluarkan kotak obat. Abdi dan Bagas menatapnya datar, terlalu lembut dan lembek.

"Puuffttt....... lama......" keluh Abdi.

"Ck!! Sabarlah!"

...............

Sepajang hari Yudha berkeliling mencari seseorang yang entah dimana. Jam istirahat hampir berakhir namun orang yang dicari tak kunjung ketemu.
Beberapa kali Yudha berlari kecil, matanya tak lepas menatap sekitar sudut sekolah. Hingga bel berbunyi ia belum menemukannya.

Langit kemerahan menebar warnanya, tibalah waktunya pulang. Dengan segera Yudha berlari ke kelas sahabatnya, ia berdiri di sisi pintu menunggu Amanda keluar. Dengan sigap Yudha meraih lengan Amanda dan segera membawanya pergi.

"Kamu kemana aja tadi?" Tanya Yudha menatap datas gadis yang hanya cengengesan di hadapannya.

"Emm... aku ada urusan tadi?"

"Urusan apa?"

"Emm... aku lapar.. pulang yuk!"

"Jangan mengalihkan pertanyaanku!"

Ia tahu Amanda menyembunyikan sesuatu darinya, ia tak akan berhenti bertanya sampai Amanda mau berkata yang sebenarnya. Amanda menghela nafas, hari ini benar benar melelahkan. Ia ingin segera pulang dan berbaring tidur dalam hangatnya balutan selimut tebal. Tapi semua rencana itu harus tertahan dengan pertanyaan Yudha yang bertubi tubi. Maka dari itu, ia mencoba tersenyum manis berusaha tetap tenang.

"Bisakah kita pulang? Aku lelah" ia memelas berharap Yudha menurutinya.

"Tapi kau harus cerita padaku besok"

Amanda tak ingin berjanji, karna tak akan mungkin ia menceritakan apa yang ia lakukan. Maka ia hanya tersenyum lebar, perlahan menarik lengan Yudha menuju sepedanya.

"Ayo...., kita pulang....."

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang