Bagi Nathan.. bukan berapa banyak orang yang memuji kebaikan kalian, namun berapa banyak orang yang diam-diam berterima kasih atas apa yang kalian lakukan.. sekecil apapun itu, sebesar apapun itu, dan itu sangat amat berharga! Nathan juga bukan orang baik, Dia hanya lebih memilih menjauhi masalah ketimbang ada di dalam masalah, masuk ke dalamnya, terlebih lagi menjadi pelaku yang bermasalah, sulit bagi Nathan untuk tidak merasa kasihan pada orang.. itu juga bukan berarti Nathan adalah orang baik.
Pada dasarnya baik dan jahat itu beda tipis, saling berdampingan, menempel seperti benalu, dan ada di setiap orang, seperti yin dan yang, hitam dan putih, siang dan malam, karena tidak ada seseorang yang benar-benar baik atau buruk,
Itu pula motivasi Nathan untuk berusaha tidak bermasalah dengan seseorang, dan.. mencintai dalam kebaikan. Mencintai Caca dengan terang-terangan hanya menyakiti mereka.. membunuh masing-masing dengan sebuah racun beraroma bunga.. harum namun tetap membuatmu terbunuh. Definisi Nathan hidup adalah,
Tidak masalah Nathan yang terbunuh,-dengan artian lain-, asal orang yang berusaha Nathan lindungi baik-baik saja dan hidup damai.. meski tanpa dirinya, atau meski dengan dirinya,
Walaupun orang-orang yang seperti itu hanya bullshit nyatanya Nathan hanya ingin seseorang bisa hidup tenang, alasan Nathan tidak ingin egois juga.. bagaimana Nathan bisa bersikap egois jika semenjak kecil Nathan tidak pernah punya pilihan dan memilih? Semua sudah diatur oleh ayahnya yang berkuasa, mau protes juga mustahil, jadi dijalani saja.
"Lo disini aja.., temenin gue," baru saja Nathan memiliki niatan duduk nyaman di tempat yang berjarak dua kursi di depan Caca, sudah ada saja rengekan manja Caca yang tidak bisa ditinggal Nathan karena takut,
Katanya nggak punya kerjaan dan nggak tau harus apa, jadi Saya disuruh si putri manja duduk dikursi persis di depan Dia, jadi.. mana bisa Saya tolak? Jadi saya mendudukkan bokong Saya dengan kaki kanan bertumpu pada kaki kiri, sementara telapak tangan kanan Saya pergunakan untuk menopang kepala Saya melihat Caca sibuk dengan data dilaptopnya.
"Malasnya ditunda?" Nathan tau pertanyaannya salah.. tentu Caca butuh waktu istirahat untuk Minggu pagi yang membosankan, yang biasanya juga dihabiskan untuk bangun siang sebelum berangkat ke gereja, sorenya. Semua imajinasi impian yang dibangunnya selama Caca hidup terganggu oleh urusan sepele,
Mengisi biodata!
"Jangan nanya-nanya Tan.. gue males jawab," bagiamana pun Nathan akan selalu mencoba membuat Caca sekadar tersenyum, lebih bagus lagi tertawa, dengan begitu Nathan tidak sungkan menjadi menyebalkan atau ceroboh dengan sengaja,
"Saya mau beli minuman.. mau titip sesuatu nggak?" Caca tentu menggeleng mengingat mood yang sudah terlanjur terjun bebas hari ini. Nathan berdiri dari bangku, terjatuh setelahnya tidak lama akibat tali sepatu yang, -tentu saja sangat disengaja untuk terlepas dan menginjak tali yang satunya agar terjatuh-, Nathan mendengar apa yang ingin didengarnya hari ini, pagi ini, dan mungkin setiap hari,
Suara tawa Caca yang sangat biasa untuk orang awam, luar biasa berkah untuk Nathan..
Meskipun itu membuat Nathan menjadi seperti badut dalam ruang kelas berisi kurang lebih 30 orang.. meskipun raut wajah Nathan terlihat kesal untuk siapapun yang menertawakan dirinya.. meskipun tidak terlihat berusaha menghibur Caca.. meskipun demikian, Dia, Nathan Skylar Lauwis! Akan selalu menjadi bodoh dan ceroboh untuk Caca.
Coklat adalah kesukaan Nathan.. namun Caca adalah favoritnya..
"Sakit nggak?" Untuk pertama kalinya Caca bertanya keadaan Nathan setelah bertindak ceroboh, biasanya yang terdengar setelah itu hanya kalimat monoton,
KAMU SEDANG MEMBACA
Fri(END)
De TodoNo title. Not found. No love. No happy ending. END. *Izin mempublish cerita ini sudah disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Intinya cerita ini pernah nyata sebelumnya sama seseorang.*