chapter 3

3.9K 210 0
                                    

Prilly berjalan mengendap ngendap memasuki pintu rumahnya.sekarang sudah tengah malam dan dia baru pulang ,astaga dia tidak tau apa yg akan terjadi bila tuan rizal yg tak lain adalah ayahnya melihat dia pulang pukul dua dini hari.sudah dipastikan dia akan mendengar khotbah sampai esok harinya dan jangan lupakan kata2 yg acapkali di lontarkan ayahnya padanya "sebenarnya kamu itu perempuan bukan sih,,dan pertanyaan yg paling membuat dia kesal setengah mampus adalah pertanyaan "lebih baik kamu cari cowok untuk calon menantu ayah ketimbang keluyuran gag jelas.kamu tidak malu apa kamu sudah hampir lulus bahkan satu orang pria pun belum pernah kamu kenal kan sama ayah.kamu normal gag sih...??
Normal?? Tentu saja iyah normal,tidak mungkin kan gadis secantik dia suka pada sesama jenis ahh lupakan itu,sekarang yg terpenting adalah bagaimana caranya ia bisa masuk kamar tanpa membangunkan macan yg sedang tertidur,atau lebih tepatnya bukan tidur melainkan sedang bersedekap dada di belakang nya tanpa sepengetahuan nya.
"Dari mana saja kamu..,?? Pertanyaan singkat namun sarat akan kemarahan,tentu saja marah.ayah mana yg tidak pusing melihat anak semata wayang nya apalagi perempuan pulang larut seperti ini.prilly yg sedang mengendap pun kaget serta gugup.tentu saja iya gugup dia sudah pasti tahu apa akibatnya bila ketahuan oleh kepala keluarga mereka.tapi sebisa mungkin dia menyembunyikan kegugupan nya didepan ayahnya.
"Ehh,ayah kok belum tidur..??? Ucapnya sambil menyengir kuda.rizal yg sudah gemas dengan putri nya itu tidak membalas melainkan kan kembali melengkingkan suara nya,"ayah tanya kamu dari mana?? Bentaknya penuh penekanan.yah walaupun sebenarnya rizal tau bahwa putri kesayangannya itu tidak suka dibentak.prily cuma menunduk.matanya berkaca kaca.dia menjawab dengan suara pelan,"illy abis nuntasin kasus yah,,tentang korban pembunuhan,maaf in illy pulang telat tapi illy ga tega ngelihat keluarga korban itu menggantungkan harapan besar sama illy untuk mencari pembunuh anaknya dan apa motif nya,illy janji ga akan pulang telat lagi.rizal sangat tersentuh akan penuturan anak nya.sebenarnya jauh di lubuk hati nya dia bangga anak nya punya semangat tinggi untuk membantu orang lain,dia begitu bangga anaknya bisa bermanfaat bagi orang lain meskipun banya rintangan yg harus dilewati.tapi mau bagaimana lagi,rasa sayang dan khawatir nya pada anak semata wayangnya sangat lah besar membuatnya takut bila terjadi apa2 pada anak nya,padahal sepuluh detik sebelum dia melihat bayangan pemilu mengendap ngendap dia sudah akan menelepon anak buahnya untuk mencari prily.rizal berjalan mendekati anaknya dan membungkus pelit dalam dekapan nya.dia mengusap usap pelan kepala putri nya itu"sudah jangan menangis,maaf kan ayah karna sudah membentakmu.ayah hanya terlalu takut kamu kenapa napa.ysudah sana istirahat kamu pasti capek.selamat malam.prily tersenyum dan menganggukkan kepalanya didalam dekapan ayahnya.sebenarnya prily tahu bahwa menangis adalah cara ampuh untuk membuat ayah tidak marah lagi dan melupakan semua emosi nya yg sempat terkumpul."good night ayah,ujarnya dan pergi menuju kamarnya.mengurai senyum dan menjatuhkan badannya yg sudah sangat lelah ke ranjang kingsize nya bersiap menyambut mimpi dan akan bangun dengan suasana yg lebih baik di pagi harinya.
Tbc
Semoga suka dengan karya ku. Maaf masih amatir....

cinta dan kasus(aliando Dan Prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang