chapter 5

2.7K 196 19
                                    

Hampir beberapa hari sudah hubungan woojin dan jihoon tak seperti biasanya... Woojin masih setiap hari bersama jihoon, membangunkan jihoon dan mengingatkan sarapan seperti hari-hari biasa, namun ada yang berbeda... Woojin tak berani melangkah ke area privasi jihoon manakala jihoon tampak ingin menyendiri.

Jihoon mengamati woojin yang sibuk bergerak kesana kemari memukul dan menendang sandbag.seakan tak menyadari kehadirannya di kamar nan luas itu.

"Apa dia masih marah padaku? " Gumam jihoon menggigit bibirnya.

"Woojin ah,..... " Suara jihoon ragu raguwoojin masih saja memukul sandbag mengabaikan panggilan jihoon.

"Woojin ah...... "

"Park woojin!...."Suara jihoon sekarang meninggi

Woojin menghentikan aktifitasnya menengok ke arah jihoon yang menghampirinya.

"Kau menghindariku.........."

"................. "

Jihoon melepas headphone dikepala woojin.

"....... "

Hanya Suara tarik hela nafas woojin begitu memburu karena lelah memukuli sanbag.

"Ini pertama kalinya kau begini padaku.... Katakan woojin ah, kau menyakitiku kalau bersikap seperti ini.... "Ucap jihoon pelan. Ia sangat mengerti saat saat seperti ini woojin tak akan bisa ia teriaki seperti biasanya.

*melihatmu juga sudah menyakitiku*pwj

Jihoon menyeka peluh dikening woojin dengan lembut. Woojin hanya terdiam menatap lekat wajah manis nan indah yang kini hanya sejengkal didepan matanya. Tangan halusnya masih mengusap keningnya dan kini tangan itu turun menyentuh pipinya.

Hangat.

"Jihoon ah.... " Woojin menelan ludahnya seakan berusaha menelan dalam dalam lagi kata kata yang hampir di ucapannya. Sungguh ia berharap jihoon akan mengerti hanya dengan tatap mata saja tanpa harus ia mengucapkan kalimat yang paling menakutkannya. Sehingga ia tak perlu bersusah payah menahan gejolak di dada dan kepalanya seorang diri.

Kedua nya bertatapan lurus lekat lekat, woojin sedang berusaha keras berbicara dengan ekspresi dan matanya, tajam dan dalam ia tak sekejapun mengalihkan tatapannya,kerongkongannya tercekat...bibirnya kelu terkunci. Ada rasa yang tak seorangpun diantara keduanya dapat mendefinisikan artinya, menggelora namun terlalu menyesakkan... Seakan menunggu detik meluap........ bahkan mungkin begitupun dengan jihoon, tatapannya sebening lautan tenang namun tak pernah diketahui seberapa dalamnya........ Bahkan woojin pun tak mampu menjangkaunya.

"Jangan menghindariku lagi... Aku bahkan tak bisa tenang melewati tiap menitku jika kau tak disampingku... "

Woojin memejamkan matanya menarik nafas panjang merasakan tiap inchi gerakan jemari jihoon yang mengusap pipinya.

*cukup jihoon cukup*pwj

"Jihoon ah, siapapun akan berpikir kau menginginkan sesuatu pada seseorang jika kau melakukan hal seperti ini" Lirih woojin dengan nada frustasi namun bertentangan dengan ekspresinya yang luluh bersandar pada belaian jihoon.

"Tanpa harus kukatakan bukankah kau harusnya sudah tau" Jawab jihoon

Woojin membuka matanya mendapati jihoon yang masih menatapnya dalam dan penuh kecemasan, bola mata woojin tergoda bergerak menatap bibir merekah merah jihoon. Woojin tak sanggup lagi menjaga pertahanannya yang runtuh seketika segera didekatinya bibir itu

Keduanya terkejut karena dalam hitungan detik kedua pasang bibir itu sudah bersentuhan,meski tak lebih dari kecupan lembut namun terasa gelombang elektrik menjalar ke saraf keduanya. Bibir jihoon yang basah dan manis terasa seperti surga bagi woojin.
1

My Guardian Angel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang