Kejutan

24 2 0
                                    

"Ra, mtk lo 80" celetuk seorang siswi yang diduga partner mencontek Ara. Siswi itu meletakan kertas di atas meja Ara dengan wajah murung khas remed. Ia tidak terima jika ara mendapatkan nilai segitu.

Ara langsung meraih kertasnya dimeja untuk melihat ulang nilai yang sudah tertulis di pojok kanan atas.
"Demi apa, demi apa? Terus lo berapa? Gila gua ga remed" sontak Ara berteriak girang merasa tidak percaya dengan nilai yang ia dapat.

Ia membolak balikan kertasnya dan menerawang angka 80 yang tercetak jelas di sana untuk mengamati jika angka itu bukanlah sebuah coretan belaka.

"Anjir, ini asli woi! Gila kok bisa ya gua dapet 80"
Ara masih tidak percaya. Baginya, Ini bagaikan sebuah keajaiban yang datang hanya sekali seumur hidup. Dan rasanya ia ingin mengadakan syukuran atas kenaikan nilai mtknya ini.

"Gua yang belajar gua yang remed, kampret lo!"
Partner mencontek Ara yang diketahui namanya itu adalah hasna, menjitak kepala Ara berulang kali menyalurkan rasa tidak terima dengan penilaian ini. Dia yang belajar mati matian untuk ulangan dan seenak udelnya ara yang menyontek, bisa bisanya malah dia yang remed. Sungguh tidak adil!

"Aw!"

Ara meringis merasakan puncuk kepalanya yang memanas lalu ia mengelus puncuk kepalanya memudarkan rasa sakit disana. Tangannya yang masih menggenggam kertas keramat itu langsung ia museum kan di dalam laci, ia menggerutu terlebih dahulu sebelum berniat membalas perlakuan hasna.
"Sialan lo!"

Ara tidak terima dan langsung membalas kembali jitakan hasna kemudian sebaliknya hasna juga tidak mau kalah hingga kedua gadis itu bertengkar dan membuat kegaduhan di kelas.

Semua mata para siswa memusatkan perhatianya kepada hasna dan ara. Banyak yang bersorak mendukung ara dan sebagianya lagi mendukung hasna. Layaknya tontonan, mereka berdua dikelilingi dan sekali dua kali terdengar siulan panjang ketika rok ara tersingkap hingga ke paha.

saat mereka masih asik jitak menjitak tiba tiba sesil-kawan curhat ara-berteriak didepan pintu kelas yang membuat mereka semua serempak menoleh.

"RAAAAA! GUA TADI KETEMU RIAN DI KANTIN. GILA CAKEP BANGET!"

Ara teerdiam sebentar.
"RIAN?!"

Ia langsung menghentikan jitakanya membuat para penonton berdercak kecewa. Padahal sebentar lagi, daleman yang ia pakai akan terlihat. Tapi sesil malah mengacaukan itu.

Bagaikan habis di cas, ara berlari kearah sesil dengan kekuatan dahsyat.

"Demi apa si? Ayokk kekantin. Ayok sil sumpah aja sil ayok si kawanin gua"

Ara merengek yang malah mendapatkan tatapan tajam khas sesil. Bagaimana tidak? Sesil yang baru saja sampai di kelas dengan memperjuangkan kakinya untuk menaiki tangga demi tangga dan ara memintanya untuk menemaninya lagi?

Dasar cewek gila. Kalo bukan kawan gua aja udah gua sleding kepala lo!

Hati sesil membatin tidak terima. Ia mendengus sebal sebelum menerima paksa ajakan ara yang membuat kakinya gatal ingin menyeleding kepala gadis itu.

"Yadeh ya. Demi lo ini gua turutin"

Ujar sesil pasrah yang dibalas cengiran kuda di wajah ara. Mereka berdua pun berjalan menuruni anak tangga dengan langkah yang tergesa gesa. Kalau ara tergesa gesa karena ia bahagia, tapi kalau sesil berbeda. Ia tergesa gesa supaya cepat sampai dibawah untuk mengistirahatkan kakinya yang sebentar lagi akan patah.

-

"Aduh gua deg degkan sumpah"

Ara membenarkan rambutnya yang berkibar kibar akibat jitakan hasna tadi-di toilet guru-yang syukurnya sudah diberi kaca. Karena kaca di toilet guru sempat retak akibat sambaran petir dari tangan pak yuda guru mtk tergarang di SMA Garuda dikarenakan dari gosip yang beredar, pak yuda ingin menghajar siswa yang cabut upacara dan bersembunyi di kamar mandi, tapi naasnya tinjuan maut itu malah meleset dan mengenai kaca.

Fight For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang