Prolog

1.4K 130 11
                                    


Dua orang sedang duduk berhadapan di sebuah coffee shop ternama. Mereka saling memandang penuh makna. Tidak ada habisnya pancaran cinta itu, dari mata wanita dengan rambut kemerahan itu untuk pria di depannya. Tangannya menjulur ke atas meja, menengahi dua gelas kopi dan berlabuh di atas tangan sang pria pujaan.

Wanita itu mengusap lembut punggung tangan prianya dengan halus dan sarat akan cinta yang berlimpah. Dan pria itu begitu pasrah menerima sentuhan lembut yang membuat jiwanya kembali menderu.

"Hei, kenapa kau melihatku seperti itu?"

"Karena kau terlihat cantik dengan gaun itu." Pria itu tersenyum menggoda.

"Ck! Jadi aku hanya terlihat cantik karena memakai gaun ini?" Nada merajuk keluar dari bibir merah sang wanita.

"Tidak." Pria itu menggeleng dan tersenyum remeh. "Kau selalu cantik."

"Aku tahu." Suara wanita itu cerah. "Hm..."

"Apa?"

"Ada yang ingin aku bicarakan. Sebenarnya aku ingin memberitahu kemarin. Tapi ternyata kau sangat sibuk dan sulit ditemui."

"Hidupku bukan hanya untuk mengurusimu saja." Alis pria itu terangkat. "Katakan padaku!"

Wanita itu merengut. "Hm..."

"Jadi?"

"Berjanji padaku, kau tidak akan marah padaku."

"Katakan!"

"Aku hamil." Pengakuan itu keluar dari bibir wanita itu walaupun ada sedikit rasa takut. Wanita itu mencoba menyampaikan kabar gembiranya. Kebahagiaannya.

Pria itu terdiam.

Dan kebahagiaan itu memang hidup di dalam setiap jiwa manusia. Tapi kebahagiaan itu buta. Tidak tahu apa itu benar, apa itu salah. Hanya tahu, dia akan datang dan melingkupi setiap jiwa ketika sedih telah pergi. Tanpa tahu, apakah jiwa itu pantas? Apakah jiwa itu tepat? Karena terkadang, bahagia menyertai satu jiwa diatas penderitaan jiwa yang lain. Karena kebahagiaan, tidak bisa melihat!

Kebahagiaan yang salah

**

Kean and The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang