Kean 4

397 48 11
                                        

Satu minggu itu sudah datang. Hari ini adalah seminggu yang disebutkan Marc. Hari ini, tanggal dua puluh sembilan januari. Dan hari ini juga, merupakan hari peringatan pernikahan Marc dan Keanna yang kedua. Tepat. Tapi, hati Keanna tidak sebahagia dua tahun lalu saat menikah dengan Marc. Tidak sebahagia satu tahun yang lalu saat mereka merayakan anniversary ke pulau Jeju. Hari ini, di peringatan dua tahun pernikahan mereka, Marc menghancurkan segalanya.

Segalanya.

Di tanggal yang sama, dimana dua tahun lalu Marc menikahi Keanna dan sekarang dia menikahi wanita lain. Sarah. Kenapa Marc memilih tanggal ini? Jawabannya, bukan untuk menyakiti Keanna. Tapi karena Marc memang hanya ingin menikah di hari ulang tahun Ibunya yang sudah tiada. Ibu Marc meninggal karena sakit sekitar satu tahun setelah Keanna menikah dengan Marc. Dan Marc pernah bersumpah hanya akan menikah di hari kelahiran ibunya. Tapi ini gila! Siapa yang menyangka dia akan menikahi dua wanita di hari ulang tahun ibunya?

Keanna ingat, Marc pernah dengan tegas melarangnya untuk datang ke upacara pernikahan suaminya itu. Tapi tidak! Keanna sudah tidak ingin menurut. Dia tidak perlu patuh pada suami yang tidak menjaga cintanya. Dia tidak perlu menghormati pernikahan yang sudah ternoda. Keanna berjalan lurus, memasuki gedung, dimana Marc melangsungkan pernikahan keduanya.

Ruangan seperti aula itu hanya di hadiri kerabat dekat, teman dekat, dan orang–orang kepercayaan Marc saja. Upacara itu tidak seramai upacara pernikahannya dulu. Bahkan, sejauh matanya berkeliling, Keanna tidak melihat ayah mertuanya menghadiri pernikahan kedua putra tunggalnya itu.

Keanna duduk di barisan tengah, bergabung dengan para undangan lain yang sekarang melihat Keanna dengan beribu pandangan iba, kasihan, dan terkadang Keanna akan melihat mata yang memandang sinis padanya. Suara bisikan itu menyerang telinganya, ketika beberapa dari mereka mengatakan, Marc sudah sadar sekarang. Memang seharusnya dia tidak menikahi gadis miskin seperti Keanna. Ya, mereka yang hadir, bisa dipastikan mereka juga menghadiri pernikahan Marc dengan Keanna dua tahun yang lalu.

Tapi Keanna mementahkan semua itu. Dia sudah kebal. Hatinya sudah terluka parah. Luka kecil dari hinaan itu tidak terasa lagi. Keanna masih terus memandang ke depan. Terus memandang ke depan hingga pembawa acara mempersilahkan calon mempelai memasuki ruangan.

Itu dia! Marcus Darran Cho!

Marc sudah berdiri di depan, sedangkan Sarah berjalan ke arah Marc dengan anggun. Gaun putihnya begitu panjang dan mewah. Mereka sudah berdiri berdampingan. Begitu serasi hingga terasa menyakitkan untuk dilihat Keanna. Tentu saja! Di depan sana, Marc dan Sarah sangat kompak untuk menunjukkan senyum bahagia mereka. Sarah, akhirnya Keanna bisa melihat wajah wanita itu secara langsung. Cantik, memang cantik! Wanita cantik itu yang telah mengotori pernikahannya.

Tapi senyum Marc perlahan luntur ketika dia menemukan istrinya duduk di tengah barisan para undangan. Walaupun gadis itu mungil dan berada di barisan tengah, Marc bisa menemukannya dengan mudah. Keanna, adalah satu – satunya tamu undangan yang mengenakan pakaian serba hitam di tengah-tengah tamu undangan ber-dresscode dusty pink. Sangat mencolok dengan kulit wajahnya yang pucat pasi.

"Keanna." Mulut Marc terbuka untuk menyebutkan nama itu tanpa suara, tapi Keanna bisa mengerti gerak bibir itu. Baginya, Marc sedang membisikkan namanya di dekat telinganya.

Dan mulai detik itu, Marc kehilangan senyumnya. Dia kehilangan aura bahagia yang tadi menggelayutinya. Sampai upacara pernikahan itu akhirnya dimulai. Marc masih terlihat berdiri dangan gelisah. Sama halnya dengan Marc, Keanna hampir tidak bisa duduk dengan tenang. Dia gemetar. Seluruh tubuhnya bergetar.

Hati Keanna hancur. Benar–benar hancur, ketika suara Marc terdengar melalui pengeras suara. Pria itu sedang mengucapkan janji suci pernikahan. Suaranya tersendat. Percaya atau tidak, Marc bahkan harus mengulang janji itu sebanyak dua kali karena dia melakukan kesalahan. Marc tidak pada fokusnya. Lebih besar pikirannya tersita untuk menghawatirkan istrinya yang duduk menyaksikan dirinya menikahi wanita lain.

Kean and The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang