Kean and The Secret

Kean 1

Kean membuka jendela rumahnya berkali–kali. Dia masih berdiri di depan jendela itu walaupun dua jam telah berlalu. Dia menunggu seseorang yang hari ini sudah berjanji akan pulang lebih awal. Kean berdiri dengan sangat gusar. Ini sudah jam sepuluh malam. Tapi mobil hitam milik Marc tidak datang juga. Sudah puluhan kali dia melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Percuma! Sebanyak apapun dia melihatnya, tidak akan membuat Marc datang lebih cepat.

Keanna. Gadis berusia 22 tahun yang lahir di kota Hereford yang merupakan kota kecil di perbatasan Inggris dan Wales. Sudah 5 tahun terakhir Kean tinggal di Indonesia untuk mengikuti Ibunya yang memang memiliki campuran darah jawa dari garis keturunan Nenek . Di negara inilah, Keanna mencintai seorang pria dengan begitu bahagia. Mantan Bosnya yang begitu tampan, mempesona dan panas saat dia bekerja di sebuah hotel ternama. Sudah beberapa tahun lalu. Mantan bos tentu saja, karena Kean sudah tidak lagi bekerja di tempat itu dan hidup dengan prianya dengan menyerahkan segalanya. Cintanya, tubuhnya, bahkan seluruh hidupnya. Dia merasa menjadi gadis paling beruntung di dunia ini saat dia mendapatkan pria pujaannya. Menikahi dirinya. Hidup Bersamanya.

Dan pria itulah yang ditunggunya saat ini. Mantan bosnya. Suaminya.

Marc yang sedang ditunggu Keanna adalah Marcus Darran Cho. Dari namanya, mudah ditebak kalau pemuda tampan itu adalah seorang berdarah campuran. Ayahnya berasal dari Korea Selatan dan Ibunya adalah wanita bermata biru yang berasal dari Manchester. Orang yang melihatnya tidak perlu begitu kebingungan kenapa dia terlahir sangat tampan. Tentu saja karena percampuran yang sangat sempurna.

Marc tinggal di Indonesia lebih lama dari Keanna. Terhitung sejak lulus kuliah karena dia bertanggung jawab pada perusahaan perhotelan Ayahnya yang berada di kawasan sibuk Jakarta. Dan Keanna dulunya adalah seorang Resepsionis cantik yang menjadi karyawannya. Sebelum akhirnya dinikahi olehnya. Jatuh cinta yang unik karena Keanna mempunyai mata membias biru hampir seperti ibunya walaupun mata Keanna lebih indah dengan campuran coklat yang membius. Nilai plus lainnya, Keanna lahir di negara yang sama dengan Ibunya. Kebetulan yang indah.

"Marc, kau ada dimana? Kenapa belum pulang juga?" Kean berbisik lirih pada dirinya sendiri dengan mata menerawang ke luar jendela.

Beruntung, penantiannya sudah hampir menemukan kepastian. Tidak lebih dari dua menit, mobil Marc memasuki halaman rumah mereka. Kean menyatukan kedua tangannya dan mendekapnya di dada. Rasa lega itu melumuri seluruh tubuhnya.

Cklek!

"Marc.." Kean mendatangi Marc yang baru saja membuka pintu utama. Dia tidak membuang waktu untuk memeluk pria itu.

"Hey..." Marc membalas pelukan gadis itu. Okay, Marc adalah tipikal pria yang kuat dan keras. "Apa yang kau lakukan disini? Kenapa tidak tidur?"

Kean melepaskan pelukan mereka. "Bagaimana aku bisa tidur? Kau belum pulang dan aku sama sekali tidak bisa menghubungimu!" Kean merengut menyalahkan Marc.

"Aku minta maaf, aku benar–benar sibuk. Aku bahkan lupa kalau ponselku mati."

"Jangan seperti itu lagi!" Kean kembali merapatkan tubuhnya dengan tubuh Marc. "Kau sangat sibuk akhir–akhir ini. Urusan pekerjaanmu bahkan membuatmu harus menginap di kantor. Aku khawatir. Telepon aku! Hubungi aku! Agar aku bisa tenang." Suara Kean yang penuh dengan kesedihan, teredam di dada bidang Marc.

"Baik, sayang! Maafkan aku!" Marc mengangkat wajah Kean lalu melumat bibir tipis itu pelan–pelan. Penuh cinta. Selalu ada cinta untuk Kean. Marc mencintai gadisnya itu.

Begitulah hidup Kean saat ini, dengan seorang pria yang menikahinya dua tahun lalu. Marc. Pria tampan yang mempunyai garis wajah tegas, hidung mancung, mata yang tajam dan bibir yang tebal. Hal terakhir, Kean bahkan mengakui sebagai benda terlembut di dunia ini. Marc sempurna di mata Kean. Walau pada kenyataannya pria itu memiliki banyak kekurangan, seperti malas bangun pada hari libur, suka membentak saat marah dan sangat posesif.