Chapter 7

96 8 0
                                    

Kedua tangan Saitama bergetar melihat gulungan kertas di tangannya, air matanya sudah terbendung di pelupuk mata. Bibir tebalnya tertarik ke atas membentuk senyuman khas miliknya. Terlihat sekali bagaimana pria itu mengekspresikan kebahagiaan yang tak terkira di wajahnya.

"Dia kembali," ucap Saitama lirih.

"Apa maksudmu?" tanya Marya dengan dahi mengerut.

"Fura akan kembali ke Mandara," jawab Saitama dengan senyuman yang kelewat bahagia, tetapi senyumnya seketika memudar mengingat apa yang sudah terjadi selama dua puluh varsa ini.

"Benarkah?" Marya bangkit dari duduknya, wajahnya terlihat jauh lebih bersemangat mendengar kembalinya teman lamanya itu.

"Kita harus melakukan penyambutan," wajah Christel kini juga terlihat sangat bahagia.

"Tetapi, kita tidak tahu kapan ia akan sampai." ucapan Slack membuat ketiga orang itu menoleh ke arahnya.

"Kau benar." Christel menepuk keningnya, ia bahkan tidak tahu kapan temannya itu akan kembali.

"Kita hanya perlu mempersiapkannya," jawab Saitama sambil kembali menggulung kertas itu.

Mereka semua mengangguk dengan antusias, teman mereka akhirnya kembali setelah dua puluh varsa lamanya. Langkah mereka terhenti saat Saitama berhenti dengan wajah menunduk, kedua tangannya mengepal hingga merusak gulungan kertas yang ia bawa.

"Ada apa?" tanya Slack, ia begitu risih dengan di mana mereka berhenti saat ini.

Mereka berada di sebuah jembatan kecil dengan di bawah mereka adalah jurang yang sangat dalam. Yang pernah terjatuh ke dalam jurang itu tentunya Saitama yang tidak sengaja salah melangkah. Beruntung pria botak itu kembali dengan selamat dengan sendirinya keluar dari jurang besar itu.

"Katakan pada semua orang untuk menyembunyikan hubunganku dengan Christel dari Fura." ucapan Saitama bagai petir di tengah terik matahari untuk Christel.

"Tapi, bukankah lebih baik jika kalian-"

"Aku akan menjelaskan padanya nanti," Saitama memotong perkataan Slack begitu saja.

"Kau harus menjelaskan padanya, Saitama. Kau sudah memilih Christel untuk menjadi pendampingmu, jangan membuat harapan palsu pada temanmu sendiri!" desis Marya yang langsung saja meninggalkan Saitama dan yang lainnya.

Saitama terdiam, ia tahu itu. Tetapi semua itu terjadi karena paksaan dari para Tetua, meskipun begitu bukan berarti ia akan meninggalkan Christel begitu setelah orang yang dicintainya kembali. Slack memilih untuk menarik Christel dan melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda. Meninggalkan Saitama yang terlihat lebih frustrasi daripada biasanya.

"Dia benar-benar gila!" rutuk Slack dalam perjalanan Christel hanya tersenyum memaklumi.

"Cinta itu sulit untuk dihilangkan, Slack," jawab Christel dengan santainya.

"Tapi bagaimana dengan perasaanmu sendiri, Lady Christel?" Christel berhenti melangkah.

Pertanyaan Slack benar-benar membuatnya kembali bimbang, bagaimana perasaannya? Perasaannya selama dua puluh varsa ini sudah pasti berubah dari menganggap Saitama seorang teman menjadi pendamping hidupnya. Tetapi bagaimana dengan wanita Rakshasa itu? Apakah perasaannya juga berubah? Atau yang terburuknya adalah perasaan wanita itu tidak berubah sama sekali?

"Slack, aku ingin bertanya padamu." Slack menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya menghadap Christel.

"Apa menurutmu Fura akan merebut Saitama dariku?" Slack tersenyum sambil bersidekap.

"Lady, aku tidak terlalu dekat dengan wanita Rakshasa itu. Tetapi, aku mengetahui sifat dan kelakuannya hingga saat ini." Slack menjeda kalimatnya sejenak.

TANTRA : The End Of BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang