PROLOG

272 9 0
                                    

Terdengar nyaring suara tepuk tangan ditelinga Rangga setelah lagu yang dibawakan olehnya menggunakan piano di ruang musik ini selesai, sesaat dia mengernyitkan alisnya bingung mendengar suara tepuk tangan yang tiba-tiba mengganggu aktivitas nya, langsung saja dia menoleh ke asal suara itu, setelah memastikan dia melihat ke asal suara yang mengganggu aktivitasnya, tiba-tiba wajahnya berubah menjadi datar karena asal suara itu ternyata berasal dari perempuan yang selalu dia hindari , dan yang selalu mengganggu aktivitasnya.

" Huu.. Bagus banget si suaranya, pinter lagi maen piano nya, mau dong diajarin.. " terdengar nyaring ocehan Clariza ditelinganya, langsung saja matanya melotot ke arah Clariza karena sebal mendengar ocehannya, dengan segera dia menyampirkan tasnya ke punggung dan berjalan ke arah pintu, matanya menatap sinis kearah clariza, sedangkan yang ditatap malah terlihat kagum dan cinta.

" Hay, Rangga. nih aku bawain nasi goreng lagi, aku tadi nyariin kamu tau di kelas eh ternyata kamu belum datang, pas aku lagi jalan di koridor deket ruang musik ini tiba-tiba aku denger suara orang nyanyi bagusss banget, jadinya aku disini deh dan ternyata yang nyanyi itu kamu. Oh My God... bagus banget suara kamu, jadi makin cinta deh. " dengan berbinar-binar Clariza berbicara sambil menatap ke arah mata tajam Rangga.

Karena enggan mendengar ocehan Clariza yang terus menerus, akhirnya Rangga pergi meninggalkan Clariza tanpa mengucapkan sepatah katapun. Clariza yang sadar akan perginya Rangga dari hadapannya, segera dia mengejar langkah Rangga yang sudah lumayan jauh.

" Rangga, tungguin aku dong. " ucap Clariza yang ngos-ngosan karena mengejarnya, sedangkan Rangga tetap berjalan dengan santainya tanpa memperdulikan sekeliling nya, karena sudah lelah dihiraukan oleh Rangga, Clariza pun menghadang Rangga dengan cara merentangkan kedua tangannya untuk memberhentikan Rangga, reflek Rangga langsung berhenti di hadapan Clariza yang ada didepannya.

"Mau lo tuh apasih, minggir nggak! " Dengan ketusnya Rangga bicara kepada Clariza, tapi Clariza masih tetap senyum dengan sikap Rangga yang ketus padanya.

" Rangga! kamu nggak denger yah, Clariza tuh mau ngasih ini ke Rangga. " Dengan wajah puppy face Clariza menyodorkan tempat makan ke hadapan Rangga, seketika mata Rangga teralih ke tempat makan itu dan mulai mengambilnya, matanya melirik ke kanan dan kiri, setelah menemukan apa yang di cari segera dia memanggil orang itu.

" Dion.. " Rangga berteriak memanggil sahabatnya untuk datang ke arahnya, setelah memastikan suara siapa yang telah memanggilnya langsung saja Dion menoleh ke asal suara itu dengan kening mengerut.

" apaan sih rang !? tumben lu manggil gua pake teriak segala. " Dion bertanya dengan wajah bingung ke arah Rangga, sedangkan Clariza yang masih berdiri didepan Rangga juga ikutan bingung dan memperhatikan Dion yang berjalan menuju ke arah mereka berdua dengan kening mengerut.

" laper nggak? nih bekel buat lo. " ucap Rangga sambil menyodorkan tempat makan yang diberikan Clariza ke arah Dion yang kini sudah berdiri tepat dihadapannya dan disamping Clariza , sedangkan Dion menyambut dengan antusias karna mendapat sarapan gratis. 'kapan lagi dapat makan gratis' ucap Dion dalam hati.

" Waah.. Tumben banget lu ngasih gua sarapan pagi-pagi begini. " Dengan semangat Dion membuka tempat makan itu, dan melihat ternyata isi nya nasi goreng yang bentuknya unik, bagaimana tidak? Didalam nya dikasih gambar emotikon smile dengan mata yang berupa telur kuning, hidung nya sosis dan senyum dari saus yang digambar begitu imut.

" Wahh.. Nasi goreng, keliatannya enak nih, tumben banget lu bawa bekel, biasanya yang bawain si cewe yang namanya Clariza itu, " Dion berucap menatap nasi goreng itu, ia belum sadar karena ada cewe yang sedang dibicarakan ternyata sedang memperhatikan mereka berdua.

my cold boyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang