2| The Game Starts

8.9K 302 6
                                    


HAPPY READING!!!

__________

Song; Jonas Blue ft. JP cooper - Perferct Stranger

                          ___________

Keberadaan gadis itu membuat Billy tak bisa fokus terhadap apa yang tengah ia lakukan. Padahal, ia sama sekali tidak peduli pada gadis tersebut. Dan gadis tersebut nampak tidak tertarik juga padanya. Mungkin ia sedikit menyesali perjanjian yang ia buat sendiri dengan tangan kanannya.

"Sial!" Umpat Billy seraya mematikan rokok yang sedari ia hisap. "Harusnya aku tidak begitu santai saat tahu bahwa Nathan sangat serius dengan ucapannya," gumam Billy yang selanjutnya mengacak rambut hitamnya dengan kasar.

Sebenarnya, di lubuk hatinya yang paling dalam ia sangat ingin menemui gadis itu. Entah mengapa ia hanya ingin melihat keadaannya saja, tetapi karena egonya lebih besar dari pada keinginan hatinya..., ia urungkan.

"Menyesalinya, Boss?" Tanya Nathan yang tiba-tiba saja muncul dibalik pintu ruangan kerja milik Billy.

"Shut up, Asshole!" Billy terkekeh sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau tahu bukan bahwa aku sangat tak ingin berurusan dengan wanita mana pun?" Lanjutnya yang menatap Nathan dengan wajah dinginnya. Sedangkan Nathan seperti tak merasakan jika ia terimindasi oleh bossnya itu.

"Perjanjian ini kau yang buat, Boss. Jadi..., mana berani aku menolaknya." Ucap Nathan seraya menyeringai kemenangan.

"Itu karena aku terpengaruh oleh alkohol, Berengsek!" Bentaknya seraya menggebrak meja kerjanya.

Nathan mengendikan bahunya, lalu ia duduk dihadapan Bossnya yang sedang tersulut amarah. "Mungkin ini takdir Tuhan agar kau tak lagi mempermainkan wanita, Boss." Ucapnya pelan.

"Takdir Tuhan mana yang mustahil? ini awal hidupmu, Boss. Terima saja, ia gadis baik-baik." Nasihatnya seraya terkekeh geli.

Billy mengangkat alisnya tinggi lalu berkata, "Oh..., jadi kau mulai mengajariku, ya?"

Sedangkan Nathan kini telah meradang saat tahu kemana arah bicara Billy yang terkesan serius ini. "Baiklah, akan kupotong gajimu besok!" ucapnya telak.

"Tapi, Boss...." sanggahnya.

"Keluar atau kupotong gajimu sekarang juga!" Bentaknya yang langsung membuat Nathan melengos dari hadapan majikannya. Jika sudah seperti ini, ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Dasar pengawal sialan," runtuknya setelah pintu yang bercat putih itu tertutup rapat.

Di luar ruangan kerja Billy, tampak Nathan menuju kearah dapur guna untuk memanggil kepala maid di mansion ini.

"Albi, kemari!" perintah Nathan yang membuat Albi lari kepadanya dengan tergopoh-gopoh.

"Ya, Tuan. Ada yang bisa kubantu?" tanya Albi.

"Sudah cek keadaan gadis itu? Kau sudah memberinya makan, 'kan?" tanyanya.

"Sudah, Tuan. Tetapi..., saat Saya menyuruhnya untuk mengganti pakaiannya, ia menolak." ujarnya seraya menunduk.

"Baiklah, tak apa. Terima kasih," ucap Nathan yang kemudian berlalu dari hadapan Albi.

Aku tahu, Boss. Kau penasaran dengannya, bukan? Tetapi sayang, egomu yang terlalu besar membuat dirimu tersiksa seorang diri. Batin Nathan seraya menaiki satu-persatu anak tangga.

STILL Holding Her [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang