3| Kiss Me Again

9.6K 311 5
                                    

Heyhoo!! Billy dateng lagiiii...

Mintaa bintang yang di klik sama kalian ya!

                          ___________

Sinar mentari menerobos masuk begitu saja ke kamar gadis polos yang semakin mempererat selimutnya. Enggan rasanya beranjak dari ranjang king size yang sangat luar biasa nyaman.

Tak lama seorang maid menghampirinya. Terlihat ia memakai seragam yang khas untuk para maid di mansion ini. "Nona Calina, selamat pagi." sapa maid itu seraya tersenyum hangat.

"Hmm... Pagi!" Balasnya dengan mata yang masih tertutup dan tubuh yang masih menempel di ranjang.

"Nona bangunlah..., tuan besar menunggu Anda di ruang makan. Ia ingin sarapan bersama nona pagi ini." Lapornya sambil megguncang pelan tubuhnya.

"Billy Stavion?" Tanya Calina yang menyebutkan nama lengkap pria seraya menyingkirkan selimutnya.

"Ya, Nona. Siapa lagi jika bukan Tuan," ucap maid tersebut dengan menahan tawanya melihat tingkah Calina.

Seketika kedua mata birunya membuka dengan sangat lebar, terkejut bukan main jika pria yang telah mengambil ciuman pertamanya dengan tanpa dosa mengajaknya sarapan pagi.

What? Pria itu memang benar-benar memiliki tampang tak berdosa. Jadi apa manfaatnya jika semalaman aku meruntuki diriku sendiri yang tak bergerak mendorongnya atau penamparnya?! Batin Calina dengan geram.

"Baiklah, aku siap-siap dulu." Ucapnya seraya melenggang kearah kamar mandi. "Oh, jangan memanggilku dengan sebutan 'Nona' panggil Calina saja. Aku bukan nona di mansion ini.... Dan tida ada penolakan!" lanjutnya dengan tegas.

"Ba-baiklah, Calina." Ucapnya dengan berat hati.

Setelah kepergian maid tersebut, Calina langsung melengos kedalam kamar mandi yang telah menyediakan bathub. Ia telah membayangkan bagaimana seluruh tubuh kecilnya tampak rileks dengan air hangat di pagi hari.

Tak sampai 20 menit dirinya sudah memakai bathrobe yang telah disediakan didalam kamar mandinya. Ia langsung keluar dan mengerutkan dahinya saat mengingat sesuatu yang ia lupakan.

"Oh, astaga! Aku tidak membawa pakaianku sepeser pun disini!" ucapnya seraya menepuk keras dahi lebarnya.

"Lalu bagaimana ini? Ah, dasar bodoh!" runtuknya tanpa sadar berjalan gelisah sepanjang kamarnya.

Ia sungguh tidak menyadari jika ada sebuah pintu di samping kamar mandinya. Warna yang sama seperti tembok kamarnya membuatnya tidak menyadari hal itu.

"Mana mungkin aku memakai baju semalam lagi? Itu sangat minim, oh, God! Help me." gumamnya dengan tingkat kebingungan yang telah melampaui batas.

Tidak ada pilihan lain. Batinnya dengan pasrah seraya menyambar pakaian yang telah digunakannya.

"Harusnya aku tidak berada di sini, harusnya aku hidup damai saat ini dan harusnya..., seluruh keluargaku tak membenciku," lirihnya seraya menatap kearah cermin yang berukuran besar, mencerna apa yang akan terjadi selanjutnya.

STILL Holding Her [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang