Actually... (Chapter 6)

37 4 0
                                    

"Menurutku orang itu Devh, kak!", sambung Caca

"Ah yang benar saja", kata Christ ragu

"Coba saja tanyakan padanya, bagaimana perasaannya terhadap kakak"

"Akan kucoba"

---------------------------------------------------------

"Christ, kau tahu tidak? Aku sedang mencintai seseorang" , kata Devh

"Siapa??"

"Sudahlah, orang itu tak akan peduli dengan perasaanku", kata Devh kecewa

"Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu?"

"Kau tahu? kriteria perempuan yang ia inginkan sangat jauh dari apa yang ada dalam diriku"

"Devh, sesempurna apapun kriteria seseorang, kriteria itu tak akan ada gunanya ketika kita sudah tulus mencintai orang tersebut" , sahut Christian seraya menunjukkan senyum manisnya

"Semoga saja teori itu berlaku untuknya"

"Ohya, Devh. Menurutmu lebih baik memendam atau mengungkapkan?", tanya Christian

"Tergantung situasi dan kondisi. Memendam ketika waktu belum mendukungmu, dan ungkapkan sesegera mungkin ketika waktu sedang berpihak padamu"

"Devh.."

"Iya?"

"Aku menyukaimu"

"Hahaha kau bercanda"

"Aku belum pernah seserius ini"

Devh hanya tersenyum

"Aku ingin kita memiliki hubungan lebih tinggi dari sekedar sahabat", kata Christian penuh harap

"Lalu?"

"Aku ingin, aku memilikimu"

"Menurutmu aku harus bagaimana?"

"Kau harus bersedia"

Devh menyodorkan tangan kirinya, dan menunjukkan bahwa di jari manisnya sudah terdapat cincin perak yang sangat indah

"Maksudmu, Devh?", tanya Christian kecewa

"Aku sudah dijodohkan sejak kecil. Jadi, maafkan aku"

Christian memaksakan diri untuk tersenyum seraya berkata "Tak apa, setidaknya kita akan tetap bersahabat"

"Tak perlu menjadi kekasih untuk tetap bersama bukan?" Senyum Devh

"Kau benar.."

Hawa dingin kala itu semakin menusuk tulang rusuk Christ dan menghancurkan hatinya.

---------------------------------------------------------

Christ berubah..
Christ menjauh..
Tak ada kabar dari adiknya sekalipun.
Kami telah lost contact.
Entah, mungkin kejadian tempo lalu telah menyakiti perasaannya.
Telah ku coba menghubungi semua sosial media tetapi tetap saja nihil.
Sampai di kediamannya, aku hanya mendapati sambutan papan kecil pada gerbangnya, "Rumah ini telah dijual".

Aku tidak bisa seperti ini terus-menerus.
Ini menyakitiku maupun Christ.
Ahh tapi mau bagaimana lagi.
Ini salahku
Gumamku sembari melempar kerikil kecil di taman rumahku.

Astaga, sudah gelap. Entah berapa lama aku menghabiskan waktuku seperti ini.

Ku langkahkan kaki meninggalkan taman dan segera bergegas ke kamar melanjutkan tugas yang sempat terhenti karna Christ.
Mungkin aku tidak pantas menyalahkan Christ.
Tapi bagaimana pun, ini karna Christ.

Fokusku teralihkan oleh sebuah kalender mini yang diberikan Christ sebagai wujud bangga bahwa aku mampu menggapai PTN dengan jerih payahku sendiri.

Terlihat sebuah tanggal dilingkari dengan spidol biru.
Yap, hari ulang tahunku tinggal beberapa hari lagi.

Mungkin ulang tahun kali ini akan membosankan.
Tanpa Christ, hari istimewaku terkesan biasa saja.
Bersama Christ, hari biasaku terkesan istimewa setiap saat.

Sial, kerinduanku terhadap sosok Christ mengubahku menjadi 'budak cinta'.

Ayolah Christ, berhenti menghantuiku dan segera hadir di hadapanku

Layar handphone telah berganti hari.
Dan, ya. Tugasku belum selesai.
Fix, ini semua salah Christ.

Hari yang biasanya aku lakukan dengan bersantai kini mau tidak mau harus ku habiskan dengan menyelesaikan tugas yang bisa dikatakan seperti nyanyian kasih ibu, 'tak terhingga'.

Kepergian Christ berdampak besar bagi kehidupanku.
Christ selalu menuntunku untuk menata kegiatan demi kegiatan agar aku mampu menjalaninya dengan santai dan yang paling penting tak ada kegiatan yang terlewatkan.

Kalian akan berkata bahwa aku selalu memuji Christ, seakan-akan Christ adalah segalanya.
Ya, kalian benar.
Christ sudah menjadi bagian dan mampu mempengaruhi hidupku.

Baik, aku akan menghentikan kepura-puraan ini.
Aku akan mengatakan segalanya ke Christ.
Tapi, bagaimana caraku bertemu dengannya?
Mungkin aku sudah terlambat
.
.
.
.
.
Chapter 7??🔜🔜😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Silver PenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang