Sekian banyak cerita, aku akan menuangkan aksara singkat di sini, cerita yang akan aku kemas dalam judul "TENTANG DIANDRA"
Diandra, itu bukan nama asliku. Bisa dibilang kalau itu nama samaran atau apalah di dalam dunia menulisku. Tidak, aku tidak pandai merangkai kata, apalagi merangkai perasaan bersama dia. Lebih tepatnya aku itu pandai berkhayal, mengkhayalkan hal-hal indah waktu pelajaran di Kelas itu lucu. Lucunya saat ada anak yang ketahuan main hp, atau enggak waktu handphonenya tiba-tiba muter musik sendiri. Gokil parah.
Kalau ditanya mengenai untuk apa aku sekolah, jawabanku pasti ingin mendapatkan ilmu. Tapi itu bukan murni dalam tekatku, aku bersekolah untuk menjalankan kewajiban, untuk formalitas katanya. Aku yakin banyak diantara kalian juga mengiyakan hal itu dalam batin kalian.
Sebenarnya aku sedang ada pelajaran di kelas, jangan mengikuti aksiku atau kalian akan tersesat jalan. Ah, sebenarnya aku sudah tau kalau itu melanggar aturan sekolah, tapi guru yang satu ini sangat melelahkan. Apalagi aku duduk di sudut bangku ruangan, kalian bisa merasakan sediri bagaimana rasanya kan? Aku duduk sebangku dengan Rahma, dia sedang menggambar, bukan karena ada tugas menggambar tapi jiwa seninya yang sangat tinggi hingga terkadang rumus fisika dibukunya penuh dengan gambar arsiran yang sangat random. Kalau dipikir-pikir kami itu dua sifat yang sama-sama suka dengan aktifitas masing-masing. Jangan ditanya kalau kami sedang mengobrol, kalian tidak akan sanggup mendengarkan, pembicaraan kami selalu berakhir ribut.
Jangan lupakan pernyataanku, aku masih duduk di kelas 2 SMA. Kalian pasti akan mengira kalau akan ada the most wanted boy yang akan muncul dicerita ini, salah. Disini ceritaku, cerita Diandra. Cerita perempuan cupu yang belum mengenal dunia luar. Jangan harap dunia luar, melihat ada teman yang mojok pacaran di koridor sekolah saja aku takut untuk melewati mereka. Sampai kemarin ada cerita, aku melihati orang pacaran di depan kelas XI IPA 4 dan bodohnya aku menabrak pot tanaman sampai terjatuh karena berjalan tapi tidak melihat depan, bukan polos itu namanya, tapi aku jadi merasa seperti gadis bodoh.
Perlu aku ingatkan kembali disini, ini ceritaku. Tidak ada yang menarik sebenarnya, jadi jangan kecewa untuk pembaca. Sebelum terjatuh lebih dalam, sebaiknya tinggalkan saja. Jika suka tinggalkan jejak pembaca~
—Diandra✨
YOU ARE READING
Tentang Diandra
Ficção AdolescenteAku bukan perempuan cantik yang mudah memikat hati pria. Aku Diandra, perempuan cupu yang akan menceritakan lika-liku remajaku, menapak labirin kehidupan bersama jarum tajam yang menyayat setiap langkahku. Disini aku, Diandra,tokoh utama yang akan m...