TD-02

144 3 2
                                        

Diandra duduk di rumah pohon taman belakang rumahnya. Disana tempat Diandra mengerjakan pr dan merenung, tempat dimana ia bisa merasakan suasana sepi. Itu adalah rumah pohon miliknya, namun saat perkelahiannya dengan Neon, ayahnya memutuskan kalau rumah itu menjadi dua pemilik. Neon adalah adik Diandra yang berselisih 1 tahun dengannya.

"Bambang sakit, asal teken aja lo mah" teriak Diandra sambil memukul lengan Neon dengan buku fisikanya.

"Mending ya gue obatin, baik tuh aslinya tapi  salah muluk perasaan gue dimata lo"

"Ya elo main pencet aja, nggak kira-kira sih"

"Udah ah, pusing gue ngurusin kakak kayak elo" ucap Neon sambil keluar menuruni tangga.

"Durhaka lo ngomong kayak gitu" teriak Diandra ringan.

"Entar lebaran juga lo maafin gue"

Diandra tak membalas ucapan Neon barusan. Mereka memang begitu, sulit akur.

"Kak, dipanggil Bunda, disuruh makan katanya" teriak Neon kembali dari bawah.

Diandra melihat pahanya yang masih membiru. Rasanya berdenyut ngilu, padahal bola yang digunakan masih bola untuk latihan. Tapi rasanya sudah begini, mungkin perempuan tadi memang sangat kuat. "Iya, tunggu bentar" balas Diandra.

Diandra berjalan menuju meja makan. Ada Neon yang duduk sambil memainkan ponselnya disana, sedangkan bunda masih menyiapkan beberapa lauk di dapur, ayahnya sibuk dengan majalah yang dibacanya. "Bams?"

Tak ada sautan dari Neon. "Bambang, lo budek ya?"

"Nama gue Neon bukan Bambang"

"Sama aja, Neon su bambang"

"Ngomong itu lagi gue jitak lo"

"Bambang, Bambang, Bambang, Bambangggg"

Plakk

"Sakit, Bunda Neon mukul kepala Diandra" adu Diandra sambil mengelus kepalanya.

"Kakak yang salah bun, dia manggil Neon bambang terus"

"Kalau berantem di lapangan aja, di sini tempat makan" ucap bundanya sambil meletakkan sayur di meja.

"Tau Bambang tuh"

"Tuhkan bun, kakak mah gitu"

"Diandra" panggil ayahnya datar. Diandra tersenyum sambil melihat ayahnya yang berjalan mendekatinya.

"Ayo makan, makanannya udah siap" ucap bundanya. Dan semua mulai fokus dengan makanannya. Hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling beradu.

🌸🌸🌸

"Pincang gitu, sakit banget ya?" tanya Rahma sambil memakan batagor yang hampir setengah piring.

"Nggak sakit sih, tapi ngilu gitu" jawab Diandra.

"Itu
namanya juga sakit kali, Di"

Diandra menyengir kuda. Seketika meja tempat mereka hening, hingga terdengar notif email dari ponsel Diandra.

"Astaga Ma?"

"Kenapa? Ada apa?"

"Gue menang Ma, gue dapet juara dua" terang Diandra sambil berdiri.

"Juara apa? Lo ikut lomba apa?"

"Gini, beberapa minggu lalu gue ikut lomba menulis cerpen di acara anniversary ke 16 tahun channel televisi, dan gue dapet juara 2 disana Ma"

Tentang DiandraWhere stories live. Discover now