Episode#1

85 14 7
                                    

Author's POV

"Pagi mama!"

"Pagi juga, sayang. Sini bantuin mama masak," Balas seorang ibu yang tengah sibuk menumis bumbu.

"Tcih, harusnya yang bantuin mama saat ini tuh dia. Tapi mah apa, bahkan sampai sekarang dia masih sibuk sama mimpinya." Vero mengambil beberapa potong wortel yang akan diirisnya.

"Hush, gak boleh gitu, ih. Dia kan baru sampai kemarin Vero.... wajar dong masih capek. Eh tunggu kamu bilang apa tadi? Dia masih tidur? Ya Allah Vero!! Kenapa gak kamu bangunkan, nak? Ini udah jam setengah tujuh lho. Kalian kan harus berangkat bareng. Nanti telat gimana?"

"Dih, ogah Vero berangkat ama dia"

"Ohh... jadi ceritanya kamu mau ninggalin dia nih? Yaudah gak apa, terserah. Tapi terserah papa juga dong kalau beli teleskop terbarunya ditunda tahun depan aja," sambung papa yang sedari tadi ikut menyimak perbincangan mereka.

Mendadak Vero berpikir ulang tentang rencananya tadi. Alhasil mau tidak mau Vero harus rela membuang energinya hanya untuk membangunkan dia.

"WOYYY KEBOO!!! BANGUUUN!! Udah pagi ini, ntar rejeki lo dipatuk ayam tau!!" teriak Vero saat memasuki kamar orang itu.

"Bangun nona cantik! Gue nyaris kehilangan teleskop baru gegara lo. Cepetan bangun!"

Tapi bukannya bangun, Gadis berusia enam belas tahun itu justru menarik selimutnya lebih tinggi. Tentu saja Vero menjadi kesal dibuatnya. Akhirnya, Vero punya ide jahat. Kaus kaki busuknya ia taruh didepan hidung gadis itu.

10 detik... 20 detik... Lahh... Kaga bangun juga ni bocah... -batin Vero.

Seingat Vero, salah satu hal terampuh untuk membangunkan putri tidur saat masih kecil dulu, adalah dengan mematikan AC-nya.

Semoga cara ini masih ampuh -batin Vero sambil mematikan AC. Hihihi... biar tau rasa dia... Lalu berlari kecil menuju lemari tuk menyembunyikan remote AC-nya. Namun saat dia membalikkan badan, tiba-tiba....

PPUUKKK......!! Sebuah benda empuk berwarna putih mirip bantal melayang dan mendarat di mukanya.

"WOOYY!!! SAKIT, BEGO!"

"Panas, bego! Nyalakan lagi AC-nya cepat. Se.ka.rang!"

"Bodo amat, mandi sana!"

"Dua puluh menit lagi. Oke? Gue belom puas tidur tau,"

"Bangun sekarang atau gue buang semua DVD PS lo!!"

Tentu saja gadis itu akan terlelap lagi, jika Vero tidak mengancam hal terlaknat itu. Dan dengan sangat terpaksa, Ia bangkit dari tempat tidurnya dengan mata masih terpejam, lalu berjalan gontai mengambil handuk dari dalam lemari.

"Woyy, mau kemana lo? Kamar mandi bukan disitu. Yaelah nyusahin banget sih jadi orang" omel Vero. Membuat gadis yang jiwanya baru terkumpul setengah itu mengerang kesal.

Vero berdecak sebal melihat tingkahnya yang dari dulu sampai sekarang belum berubah. Ya, Gadis itu bukanlah adik kandung, ataupun adik angkatnya. Hanya saja sejak kecil mereka sering menghabis kan waktu bersama. Entah itu Vero yang menginap dirumahnya ataupun sebaliknya.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Hingga saat itu tiba, saat dimana gadis itu menjadi sosok yang berbeda, juga saat dimana sesosok abangnya menghilang entah kemana.

"12 menit lo gak keluar, ucapkan selamat tinggal sama game kesayangan"

***

"Mana dia, sudah bangun?" Tanya mama sesaat setelah Vero kembali menginjakkan kaki di dapur, dan mendudukkan diri didepan papa yang tengah sibuk dengan korannya.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang