pujaan hati

93 4 3
                                    

Hujan.

Aku menggosokkan telapak tanganku yang mulai mendingin akibat hujan deras yang tak kunjung berhenti.

Sekolah sudah sepi, hanya menyisakan beberapa orang yang mengikuti ekstra kurikuler yang saat ini terlihat berkumpul sambil menunggu hujan usai di depan kelas.

Dan aku?  Menunggu di pos satpam sendirian karena terlalu malu untuk berkumpul bersama mereka.  Dea sudah pulang terlebih dulu berkat ajakan mantannya yang membawa mobil, dan tentu saja dia tidak bisa menolak karena harus mengerjakan tugas bahasa Inggris dari pak anto. Awalnya aku di tawari juga oleh dea,  tetapi melihat ekspresi tak enak dari mantan dea membuatku menolak secara halus ajakan dea.

"Rain."

Sebuah suara tepat disampingku membuatku terlonjak kaget sambil memegangi dada. Aku menoleh ke samping dan melihat ary yang tengah tertawa geli melihatku.

"Kaget ya? " Tanyanya dengan senyuman geli.

"Lo ngapain disini? Kapan lo kesini, kok tiba-tiba udah disini? " Tanyaku kikuk.

"Tadi gue abis ekskul basket, terus liat lo bengong sendirian disini. Jadi yaudah gue samperin daripada kesurupan kan gak lucu. " Jelas ary masih dengan senyuman di bibirnya.

Aku hanya mengangguk pelan kemudian terdiam lagi, bingung harus berkata apa. Hujan masih deras, aku tidak mungkin hujan-hujanan memesan ojek online, lagi pula belum tentu tukang ojeknya mau kan.

"Kenapa gak pulang rain? " Tanya ary sambil mengibaskan rambutnya yang basah karena menerobos hujan untuk ke pos satpam.

Sial! Kenapa dia keliatan makin ganteng gitu sih?! Batinku berteriak.
Tidak! Kamu harus sadar rain, orang model ary tidak mungkin bisa kamu miliki.

"Iya, nunggu ujan."

Ary tampak menganggukkan kepalanya sekilas, sebelum akhirnya mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.

"Lo pasti suka hujan ya. " Kata ary tiba-tiba.

Aku menoleh padanya. Sok tau!

"Enggak sih biasa aja. "

"Ooh.. Gue kira lo suka,  kan nama lo rain. "

"Hmm.. Kan yang kasi nama gue orang tua gue, kenapa lo gak tanya aja sama mereka." Jawabku malas.

"Eh? Boleh nih gue ketemu orang tua lo?  Biar sekalian sih gue minta restu. " Kata ary menolehkan pandangannya ke arah lain saat mengatakan kalimat tersebut.

"Maksud lo? " Tanyaku tak mengerti dengan ucapan absurd nya.

"Engga,  gak jadi.  Kapan-kapan aja gue tanya ke ortu lo. "

Ortu gue di bali. Sana ke Bali kalo mau tanya .

Tidak lama kemudian sebuah mobil fortuner putih berhenti di hadapan kami.  Jemputan ary mungkin.

Kaca jendela terlihat dibuka dan menampakkan wajah Adam yang langsung tersenyum ramah melihatku. Kemudian pandangannya beralih ke ary, tampak kesal dengan laki-laki yang saat ini disampingku.

"Tai lo ry, gue ditinggal masak.  Gue cariin kemana-mana malah modusin cewek lo disini! " Kata Adam kesal.

"Ciee gak bisa banget kayaknya lo pisah dari gue, segitu cintanya lo sama gue? " Kata ary terkekeh geli.

"Najis. Cepetan naik! Anak-anak udah pada nungguin di rumah atha."

Ary menolehkan wajahnya ke arahku.
"Ikut yuk rain. " Ajak ary.

RAIN in januARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang