4

62 3 1
                                    

"Laah de? Kok disini? " Tanya ary bingung dengan kehadiran dea yang begitu tiba-tiba.

"Kenapa?  Lo gak suka gue disini? " Tanya dea balik, dia terlihat tersinggung dengan pertanyaan ary.

"Yaa gak gitu de, gak nyangka aja bisa barengan gini kita kesininya. " Kata ary sambil menggaruk kepalanya yang aku yakini tidak gatal sama sekali.

Aku berdehem memecahkan aksi tatap-tatapan mereka yang tak kunjung usai.

"Gue ambilin minum dulu deh ya. "  Kataku.

"Dari tadi kek rain, gue sampe ngiranya lo lupa kalo kita tamu. " Kata ary sambil terkekeh dan kembali duduk di kursi.

Aku hanya tersenyum simpul. Maksudnya dia mengusir ku agar bisa berduaan dengan dea?

Aku melangkah ke dapur, membiarkan dea dan ary mengobrol bersama.

Merebus air untuk membuat teh hangat. Sengaja aku berlama-lama agar mereka bisa lebih leluasa untuk mengobrol.

Sudah 5 menit lebih aku berada di dapur sambil mengaduk-aduk teh yang awalnya panas sampai menghangat.

Kenapa dari awal hidupku selalu seperti ini?  Di dekati laki-laki hanya sebagai batu loncatan agar mereka bisa dekat dengan dea.

"Rain."

Lagi-lagi aku terlonjak mendengar suara ary yang tiba-tiba saja sudah ada di belakangku.

"Lo hobi banget sih ngagetin gue. " Gerutuku kesal.

"Lo juga hobi banget sih di fikiran gue. " Kata ary cepat.

Aku terdiam mendengarnya. Kenapa laki-laki ini begitu niat untuk mendekati dea?  Sampai-sampai mendekatiku seperti ini hanya untuk dea? 

Kalo gue baper kan gak lucu. So gue gak boleh baper cuma karena ucapan ary.

"Apaan sih. " Sahutku singkat dan melewatinya untuk ke ruang tamu.

***
Aku menatap takjub pada laki-laki di samping dea yang sudah menyelesaikan tugas bahasa inggrisnya dengan cepat.

Jadi itu yang dia bilang tak bisa mengerjakannya sendirian? 

"Tadi katanya lo gak ngerti ry, kok cepet gitu ngerjainnya? " Tanyaku curiga.

"Ah ngawur doang itu rain. " Jawabnya santai sambil menyesap teh hangatnya yang mulai mendingin.

"Coba sini gue liat. "  Kataku menarik LKS nya yang langsung dia tarik kembali.

"Jangaaan gue malu, jawabannya banyak yang salah! "

Aku mengerutkan kening tak percaya. Kalau begitu kenapa dia harus datang ke rumahku jika ujung-ujungnya dia mengerjakan tanpa mau di periksa.

"Eh ry, si angga maulana itu temen lo bukan sih? " Tanya dea tiba-tiba sambil memainkan handphonenya.

"Iyaa si bos geng itu de. Dia populer banget gila,ngalahin si atha padahal gue liat-liat cakepan gue." Kata ary dengan pd nya.

"Laah?  Apa hubungannya coba? " Kata dea terkekeh.

"Lo kenapa nanyain angga ayoo? " Tanya ary dengan pandangan menuduh.

"Gak ada,  ini dia barusan nge follow gue. "

Jangan sampai dea dekat dengan angga. Jika itu benar terjadi, apa jadinya ary yang lebih dulu menyukai dea?

"Baru di follow doang baper lo. " Balas ary.

Ary cemburu?

"Yeee gue gak baper kalik, cuma tanya doang. " Bantah dea tak suka.

"Aah masak? " Tanya ary menggoda dea sambil menaik turunkan alisnya.

RAIN in januARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang