Bagian 10.

2.1K 129 17
                                    

.
.
.

"Aaaiisshh, dasar ya si baekhyun ngomong seenak dijadnya saja. Masa nanya yang begituan di tempat rame lagi".

"Kenapa gak sekalian, ciiee dibawain bekal makanan sama calon istrinya".

"Eh! Jangan dech bisa mati muda aku di bacot sama nayeon, tadi ajha tatapannya bikin aku merinding".

"Pokoknya ni semua salah jackson. Awas saja besok kau jack".

   Jeongyeon bener - bener kesel. Dia berjalan keluar dari ruangan ganti menuju parkiran dimana motornya berada.

"Ini parkiran kok sepi banget yah, seperti di film horor saja".

"Saat seseorang merasa di ikuti padahal lagi sendirian, tiba - tiba ada tangan yang menepuk pundaknya. Saat dia menoleh".

"Aaigo jeongyeon bodoh, kenapa kau berpikiran seperti itu di saat kau berada sendirian di tempat sunyi seperti ini". Gerutu jeongyeon sambil memukul kepalanya karena pikirannya yang mulai ngaur.

   Setelah menemukan motornya dia pun langsung naik. Memutar tas slempangnya ke depan, dia mengambil helm.

   Saat dia akan memakainya dia seperti merasa ada pergerakan di belakang joknya. Dia berusaha berpikir positif. Saat melihat ke bawah.

Deg.

"Aaaahhhhh. ."

  Jeongyeon berteriak saat melihat ada sepasang tangan melingkar di perutnya.

"Jangan menoleh, jangan menoleh. Nanti apa yang aku pikirkan tadi sepertinya akan menjadi kenyataan".

"Aku belum mau mati muda dan belum punya anak".

"Kalo aku mati nayeon jadi janda kembang donk".

"Kalo besok pagi terbit berita. Ada seorang gadis tampan tewas karna di peluk hantu, iihhss jangan sampai dech".

   Dengan perasaan cemas tapi karena penasaran hantunya sejelek apa, akhirnya dia menoleh.

"Aaygo ka kau. Yakk kau mengagetkan ku nayeon. Tak bisakah kau tak membuatku merasa takut begini eoh!". Kesel jengyeon sekaligus lega.

   Karna yang duduk dibelakang joknya dan yang memeluknya itu ternyata nayeon. Bukan hantu yang dia fikirkan sedari tadi dan melanjutkan memakai helmnya.

"Ku kira mbak falak yang mau nebeng". Ujar jeongyeon pelan tapi tetap terdengar oleh nayeon.

Dug.

"Yaak kenapa kau memukul kepala ku. Sakit tau, kau melakukan KDRT".

"Beraninya kau menyamaiku dengan mbak falak eoh! Cih gak selevel tauk".

"Lagian aku mukul helm mu bukan kepalamu jadi, aku tidak melakukan yang namanya KDRT". Ujar nayeon tak terima.

"Ayo cepat jalan!".

"Ini juga mau jalan".

  Jeongyeon mulai menjalankan motornya meninggalkan area parkiran. Di perjalanan jeongyeon maupun nayeon tak ada yang bersuara.

  Mereka sama - sama menikmati suasana malam yang dinginnya mulai menusuk tulang.

    Nayeon mengeratkan pelukannya mencari kehangatan untuk mengurangi dingin yang di rasakan karena dia hanya menggunakan kaus hitam panjang.

"Hachoo. . Aachoo.  .".

Mendengar nayeon bersin jeongyeon menepikan motornya.

Ciittt.  .

Dug.

"Yak kenapa kau berhenti mendadak begini". Yang di tanya hanya diam mendengar ocehan nayeon.

"Aa apaa kau mau menurunkan ku dan meninggalkan ku di sini di tempat yang sunyi ini?. Yak appo sakit". Tanya nayeon curiga sambil mengusap dahinya yang terbentur dengan helm yang di kenakan jeongyeon.

  Jeongyeon turun dari motornya dan melepas jaket yang dia kenakan menyisakan kaos putih panjang polos.

"Nah pakailah kamu pasti kedinginan". Ujar jeongyeon menyudorkan jaketnya dan langsung di pakai oleh nayeon. Jeongyeon melirik ke dahi nayeon yang sedikit kemerahan itu.

"Ini pasti sakit maaf ya, karna berhenti mendadak jadi melukai dahimu".

"Aku hanya gak mau kamu sakit karena masuk angin". Kata jeongyeon sambil mengusap dahi nayeon yang sedikit memerah itu.

  Setelah dirasa cukup jeongyeon naik ke motornya dan melanjutkan perjalanannya lagi.

"Ku kira kamu mau menurunkan dan meninggalkan ku di jalan".

  Tanya nayeon mengeratkan pelukannya membagi kehangatan dan mengurangi dingin yang jeongyeon rasakan sekarang.

"Mana mungkin aku menurunkan istriku di jalan".

" kalau benar aku berani bisa di cincang eomma aku karna meninggalkan menantu kesayangannya di jalan". Ujar jeongyeon dalam hati.

"Emang istri situ siapa?".

"Oh jadi ceritanya aku gak di akui nih. Gak apa - apa juga sich".

"Berarti aku singel donk. Besok aku akan temui eomma dan membawa menentu baru untuknya Aa aaarrgghh . Aduh sakit nayeon". Ujar jeongyeon kesakitan.

"Awas ajha kalau berani". Ancam nayeon galak.

"Iiya iya tapi itu tangan tolong di kondisikan donk, jangan main cubit ajha sakit tauk".





















"Iiya iya tapi itu tangan tolong di kondisikan donk, jangan main cubit ajha sakit tauk"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang