"Kau menarik, dan aku tertarik."
Park Chanyeol.000
Mungkin bagi sebagian orang mempunyai rumah mewah itu adalah cita-cita yang diyakini akan terwujud di kemudian hari. Banyak orang yang berlomba mendapatkan keinginan duniawi dengan berbagai cara. Ada yang bekerja keras, ada yang melakukan cara kotor, bahkan ada juga yang meminta keuntungan secara sepihak.
Rumah itu memang mewah, megah, juga elegan. Bangunan kokoh bernuansa Yunani kuno berwarna putih itu rasanya terlihat sangat nyaman untuk ditempati, tanpa terkecuali. Tapi, tidak dengan yang pria ini, Chanyeol. Merasa hidup berdampingan dengan harta yang melimpah juga hormat yang mengelilingi, tidak membuat Chanyeol merasa berpuas diri. Pria bermarga Park itu justru merasa ingin angkat kaki dari rumah yang sudah menjadi saksi bisu tumbuh besarnya. Namun, keinginan itu harus terpatahkan karena kehadiran kakeknya dua bulan yang lalu, juga ibunya. Satu-satunya wanita yang masih hidup dalam hatinya.
Mendesah pelan, Chanyeol membuka pintu rumah dengan berbagai ukiran motif pahatan itu. Membiarkan para pelayan memberikan rasa hormat yang tak ia butuhkan. Langkahnya yang tegas membawa raganya lebih dalam memasuki rumah keluarganya itu. Ada perasaan jengah serta kesal yang hinggap dalam diri Chanyeol saat melihat memori yang tidak sengaja muncul. Nampaknya, takdir sedang menertawakan nasibnya saat ini. Disaat ia sudah mampu menguasai diri, perasaan marah yang menggebu muncul begitu saja setelahnya. Mengenyahkan perasaan murka saat dirinya mendengar suara yang tak pernah ia inginkan lagi.
"Kau dari mana saja?"
Sempat terhenti pada pijakan tangga yang ketiga, Chanyeol malah meneruskan langkahnya. Dirinya sama sekali tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan itu. Jangankan menjawab, menoleh ke belakang barang sedikit pun tidak ia lakukan. Bagaikan satu-satunya bunga di taman, bahkan keindahannya tidak mampu membuat orang tertarik melihatnya. Setidaknya, hanya itu yang mampu mengibaratkan keadaan mereka saat ini. Park Chanyeol dan Park Yoonjae.
000
Chanyeol membuang tatapannya ke arah jendela. Bayangan wanita yang ia tolong kemarin masih terpantri cukup kuat dalam ingatannya. Mengganggu sistem kerja otak yang tidak seharusnya berkhianat padanya.
Meskipun waktu pertemuan mereka cukup singkat, tapi Chanyeol masih ingat jelas tiap sudut wajah yang ada pada wanita itu. Wajah yang menurutnya cukup familiar saat wanita itu menatapnya, tapi Chanyeol tidak mengingat kapan dan di mana mereka pernah bertemu. Sungguh, Chanyeol tidak tahu hal apa yang ada dalam diri wanita itu, hingga mampu menarik dirinya ke dalam putaran ingatan kemarin. Dirinya akan terus mengingat kejadian yangㅡmenurutnyaㅡtidak penting.
Bunyi pintu yang diketuk sama sekali tidak memudarkan lamunan Chanyeol akan wanita itu. Tidak hanya sekali, tiga kali pintu ruangannya diketuk oleh seseorang, tapi ia tidak mendengarnya juga. Chanyeol terlalu asyik dengan dunia lamunan yang ia buat sendiri, sampai saat suara menginterupsi dari Jiwonㅡsektretaris Chanyeol tidak mampu juga mengembalikan kesadaran pria itu. Jiwon berdeham dengan suara yang cukup lumayan kencang. Cara itu memang berhasil menyadarkan Chanyeol dari lamunannya, tapi tidak mampu untuk membalikan tubuh sang atasan.
"Ada apa?" tanya Chanyeol singkat.
"Jadwal hari ini hanya sampai jam dua siang, Tuan. Sehabis makan siang, anda mempunyai janji temu dengan Tuan Seo untuk membahas masalah proyek di daerah Ilsan."
"Ada lagi?" Tatapan Chanyeol masih terarah pada pandangan di luar jendela ruangannya.
"Tidak ada, Tuan Park."
"Kau boleh keluar."
Jiwon menundukan sedikit kepalanya, lalu berbalik ke arah pintu. Berjalan keluar dari ruangan atasannya sambil membawa buku catatan jadwal harian sang direktur. Langkah kakinya menuntun ke arah meja ia bekerja. Belum sempat ia mendudukan bokongnya, sebuah suara sudah menginterupsi kegiatannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE [ChanJi]
Fanfiction(Slow update) *** Eunji tidak pernah mengira, jika keputusannya akan membawa dirinya pada jalan hidup yang berlawanan dengan keinginannya. Awalnya, semua berjalan sempurna tanpa ada hambatan yang berarti. Tetapi, semua tidak lagi berjalan lancar, k...