4. Menghindar Lebih Baik

403 69 11
                                    

Warning 18+! Mohon bijak dalam memilih bacaan.

÷÷÷

"Apa dunia sesempit itu, sampai-sampai di setiap sudut yang aku lihat selalu ada dirimu?"

Jung Eunji.

÷÷÷

"Selamat pagi, Tuan."

Sapaan itu bagaikan angin yang berlalu untuk Yoonjae. Lelaki paruh baya itu berjalan tegas ke arah depannya, mengacuhkan rasa hormat yang teramat tinggi dari bawahannya. Aura dingin serta wibawa yang kental langsung terasa di setiap langkah pria Park itu. Persis seperti anaknya, Park Chanyeol.

"Dia ada?"

Entah bertanya pada siapa, Yoonjae memulai kuriositasnya. Sesuatu harus segera didiskusikan, dengan anaknya tentu saja. Yoonjae hanya berharap bahwa anaknya bisa diajak bekerja sama kali ini. Membuang rasa ego yang terlampau tinggi demi sebuah ketenangan yang berarti. Semoga ini yang terbaik, batinnya.

"Tuan Muda sedang rapat dengan dewan direksi, Tuan. Mungkin lima belas menit lagi selesai."

Yoonjae hanya diam menerima jawaban dari pegawainya. Ia mempercepat langkahnya agar sampai di ruangan anaknya, pun sebelum jam makan siang tiba.

"Apa anda membutuhkan sesuatu, Tuan?"

Seakan terbangun dari mimpi siangnya, Yoonjae menghela napasnya. Gerakan tangan yang dibuat olehnya mampu memberikan jawaban akan pertanyaan pegawai itu. Setelahnya, pria itu hanya termenung. Secepatnya, batin Yoonjae begitu melihat pintu ruangan Chanyeol di depannya.

÷÷÷

"Jadi?"

Pertanyaan Hayoung membuat Eunji mengangkat bahunya acuh. Untuk kesekian kalinya pula Hayoung menghela kasar napasnya. Membujuk Eunji berbicara hal yang tak diinginkan wanita itu memang sulit, tapi Hayoung sendiri juga tidak bisa menahan intensitas kuriositasnya untuk melambung tinggi.

Hayoung mengalihkan pandangannya dari Eunji. Sepertinya, wanita itu enggan mendapatkan penolakan dari Eunji lagi. Menggelitik jiwa penciumannya, Hayoung tersenyun samar sesaat kemudian. Mencoba membangun lagi rasa percaya dirinya kali ini. Wanita itu tersenyum dalam gemuruh lautan manusia. Ia yakin, saat ini akan mendapatkan apa yang menjadi atensinya.

"Ikut aku."

Hayoung hanya tercengang dengan sikap laki-laki yang ada di hadapannya. Membuka sedikit mulutnya saat tangan kekar itu membawa tubuh Eunji menghilang dari pandangannya. Sedetik kemudian, dirinya bagaikan orang gila yang tak tahu arah. Ini aneh, pikirnya. Kenapa Eunji tidak melawan saat tangannya ditarik oleh laki-laki tadi? Biasanya, Eunji tidak akan pernah mau disentuh oleh laki-laki. Terlebih, ada hubungan apa Eunji dengan laki-laki itu?

Tubuh Hayoung tersentak kala merasakan benda tak bertulang mendarat di sudut bibirnya. Mengerjap sesaat, setelahnya Hayoung menoleh ke arah kanan belakangnya. Senyum separo muncul di wajah cantiknya.

"Aku menginginkanmu."

Hayoung tertawa renyah. Tak ada laki-laki yang terlalu berterus-terang seperti orang di hadapannya. Wanita itu menaruh kedua tangannya pada bahu laki-laki berpostur tinggi itu. "Dan, aku merindukan sentuhanmu."

Tak ada yang lebih Hayoung senangi daripada lancarnya uang yang ia terima dari hasil kerja kerasnya. Tentu saja Hayoung menyanjung mereka, menyanjung tamu istimewa yang siap ia layani di malam ia dibutuhkan. Masalahnya, kenapa hari ini terasa berbeda? Perasaan yang mengganjal itu terus menghantui Hayoung hingga dirinya tidak sadar akan buaian kenikmatan yang diberikan seorang Oh Sehun.

TROUBLE [ChanJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang