3

8.3K 1.1K 54
                                    

Disaat teman-teman sekelasnya sedang merapikan alat-alat tulisnya kedalam tas dan siap untuk pulang ke rumah masing-masing, berbeda dengan Tama.

Cewek itu masih saja diam, duduk di tempatnya sambil mengamati temannya satu per satu yang pulang. Ia melirik jam dinding kelas disamping figura pak presiden. Pukul 15.15, harusnya Tama juga sama nasibnya seperti yang lain. Pulang jam segini.

Tapi hukuman dari Bu Linda harus ia laksanakan. Sebenarnya, ia bisa saja langsung pergi ke toilet cewek dan membersihkannya. Namun, ia malu karena mendapat hukuman seperti Lucas, Jaemin, Mark dan Haechan lakukan sebelumnya.

Karena di hari sebelum-sebelumnya, ia yang selalu datang paling awal. Sampai sekolah belum terbuka gerbangnya yang harus merelakan dirinya menjadi pusat perhatian dari orang yang melintasi sekolanya karena memanjat lewat pagar.

Dan sekarang, Tama jadi terkena hukuman seperti keempat teman kelasnya yang sering didapatkan.

"Lah, Tama? Lo ngapain masih duduk? Gak mau pulang lo?" Nita bertanya saat mengangkat bangkunya keatas meja.

Tama beranjak dari duduknya dan melangkah pelan menuju keluar kelas. "Ada bisnis bentaran. Kalian bertiga pulang aja duluan."

"Serius, woy!" Sahut Sekar yang sudah memakai masker hitamnya, bersiap-siap ngambil motor di parkiran.

Tama menoleh sebentar dan mengangguk. "Gapapa. Duluan aja,"

Cewek itu menoleh ke sisi kiri dan sedikit mengintip kedalam kelas 12 untuk melihat kakak kelas barunya itu. Tapi hasilnya malah nihil, hanya beberapa saja kakak kelas didalamnya yang sibuk menatap layar laptop sambil ber-fangirling melihat biasnya pakai Wi-Fi sekolah.

Ia menghembus napasnya dengan lesu. Kakinya kemudian melangkah menuju toilet dengan wajah tertunduk lemas.

Pasti Taeyong sudah pulang duluan karena ingin menghindar hukuman itu. Dan terpaksa Tama harus mengerjakan dua toilet sekaligus!

Argh, menyebalkan!, pikir Tama kesal.

Cewek itu masuk kedalam toilet cewek. Ia mengambil satu ember dan diisi dengan air. Selagi menunggu sampai penuh, Tama menaburkan pembersih lantai dan merendam pel-an kedalamnya.

"Ck, sama aja tuh orang kayak cowok lainnya!" Tama kesal. Di perasnya kuat-kuat pel-an di tangannya dan mengepel bagian ujung toilet. "Judulnya aja cogan! Tapi nyebelin, ih!"

Tama mengepel dengan cepat dibagian pojok. Sambil misuh-misuh, dia sampai tidak sadar kalau ada orang yang ngelihatin dirinya dari tadi.

"Dasar, cowok!" Tama kesal.

"Udah belum ngomelnya?" Suara orang itu berhasil bikin Tama berhenti dari aktifitasnya. Tama memutar badan, dan matanya yang membola. "Hai," Taeyong menyapa sambil tersenyum lebar.

Cewek itu tersenyum canggung. Kedua tangannya saling memilin dibelakang punggungnya. Bibirnya juga mengatup rapat. Sadar akan kebodohannya sendiri yang telah mengomel sepanjang masa.

"Udah belum? Perlu bantuan, gak? Saya udah selesai, loh," kata Taeyong sambil masuk kedalam.

Tama merhatiin gerakan cowok itu. Sampai dia sadar kalau gagang pel sudah berpindah tangan di tangan Taeyong. Matanya kembali membola.

"Kamu tunggu di luar aja." Taeyong menyahut. Ia sekarang menggantikan Tama yang mengepel toilet cewek yang seharusnya Tama kerjakan. "Jangan diem aja disitu. Kamu jaga di luar biar anak cewek yang mau masuk kamu cegat."

Tama menurut. Ia berjalan pelan sambil menunduk dengan kernyitan yang terpampang jelas di keningnya. Ia berpikir, kenapa juga ia menurut ucapan Taeyong?

Kitten | Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang