2

10.7K 1.3K 46
                                    

"Ternyata kelas kita sebelahan, ya,"

Tama melirik Taeyong yang mengintip kedalam kelas lewat jendela. Lalu tersentak kaget saat Taeyong menatapnya.

"Terima kasih, Delifah,"

Spontan Tama menggeleng sambil meringis. "Jangan Delifah, kak. Kepanjangan,"

"Terus apa?" Taeyong sedikit merunduk.

Sayang aja gapapa, kok, pikir Tama sambil tertawa lebar dalam hati.

"Tama aja, kak," jawabnya lalu tersenyum. "Yaudah, aku masuk duluan, ya?"

Cowok itu mengangguk sambil tersenyum. Tama langsung membuka pintu kelas dan menghela napas lega mengetahui guru ilmu resep belum masuk.

Dengan senyum lebarnya, Tama berjalan menuju mejanya di pojokan. Membuat teman-temannya terheran. Soalnya, baru kali ini melihat Tama masuk dengan senyuman. Biasanya, itu wajah kayak mannequin. Gak ada eksperesi selain manyun atau gak cemberut.

"Tama pagi-pagi udah senyum aja. Napa, nih? Ketemu cogan?"

Cewek itu semakin melebarkan senyumnya. Tak lupa dengan anggukan antusiasnya membuat ketiga temannya terkekeh.

"Kali ini gue serius ketemu cogan. Asal kalian tau, rambut gue diacak-acakin sama dia! Terus tuh ya, kita jabat tangan lagi. Duh! Nikmat banget dah gue pagi-pagi!!" Serunya menimbulkan kernyitan pada ketiga temannya.

Nita memegang kening Tama lalu mengangguk paham. "Guys, dia halu ternyata. Panas, kok, tadi."

Mendengar itu, Tama berdecak keras. "Gue serius! Dia anak baru di sekolah kita! Kakak kelas lagi!"

"Yang tadi jalan berduaan sama lo?" Sisca angkat suara. Karena memang saat menghapus papan tulis, ia melihat Tama yang berjalan beriringan dengan Taeyong.

Tama menjentikan jarinya dengan keras sambil berdiri. "Tuh! Sisca aja percaya! Masa lo berdua kagak? Gue tadi pagi tuh di kasih tebengan sama dia karena driver gue tadi bannya bocor!" Tama masih berapi-api saat menceritakannya.

"Gue bakal percaya kalo nanti istirahat lo ngobrol sama anak baru itu." Tantang Sekar bikin Tama mengangguk cepat.

"Kalo gagal apa nih gantinya?"

"Nyokelat aja, deh! Mumpung lagi pengen."

"Oooo, boleh! Siapa takut? Kalo kalian liat nanti, gue yakin mulut lo bertiga bakal nganga lebar." Katanya lalu tersenyum lebar karena ia tidak sabar di waktu istirahat nanti.

Bertepatan setelah Tama kembali duduk, guru ilmu resep masuk kedalam kelasnya.

"Hari ini kita ulangan harian, kan?" Bu Kiki bertanya sambil duduk di meja guru.

Mendengar seruan lemas dari muridnya, ia tersenyum sambil menyerahkan tumpukan kertas ulangan pada Renjun.

Berbeda dengan Tama, bibirnya masih saja mengukri senyuman karena masih membayang bagaimana kakak kelas barunya itu mengacak rambutnya.

"Heh, Nit. Temen lo tuh gilanya kambuh." Celetuk Renjun sambil memberikan selembar kertas di meja Tama dana Nita.

Mendengar itu, otomatis Tama mendelik. "Lo tuh yang gila." Balas Tama, ketus.

•••

Kriiiiiiiingggg

Bel istirahat akhirnya berbunyi juga. Dan Tama dengan sigapnya merapikan alat tulisnya kedalam tempat pensil.

Kitten | Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang