5 (DREAME & INNOVEL FULL VERSION)

6.6K 984 18
                                    

Pagi ini, Tama bangun lebih awal daripada Mamanya. Dia bangun jam setengah 5 pagi dan bersiap-siap setelah melakukan sholat subuhnya. Semua pakaian seragamnya sudah lengkap melekat di tubuhnya.

Dan harus kalian ingat, Tama itu kalau pagi-pagi suka jarang mandi. Apalagi pagi ini sedang hujan. Cuaca dingin yang bisa menusuk kulit itu, semakin mendukung cewek itu untuk malas mandi.

Dia hanya sikat gigi dan cuci muka di kamar mandi. Memang anak itu sedikit malas dan kalian pasti akan mengira Tama itu cewek jorok.

Tapi, walaupun dia tidak mandi, cewek itu tetap terlihat segar dan tidak bau. Tama tidak menyukai memakai wangi-wangian yang tajam. Cewek itu hanya suka parfum bayi atau tidak bedak bayi.

Sekarang, Tama sedang memakan sarapannya dengan roti sandwich buatannya sendiri bersama Tara.

Omong-omong, Ayah Tama sedang kerja di Jepang dan kakaknya juga sedang kuliah di London. Jadilah di rumah hanya mereka berdua.

Setelah Tama dan Tara menyelesaikan sarapannya, mereka akhirnya berangkat dengan mobil Tara.

35 menit berlalu, akhirnya mereka sampai di depan sekolah Tama. "Jangan lupa payungnya, Sayang," Tara mengambil payung berwarna biru tua pada Tama.

Cewek itu tersenyum manis sambil menerima payung. "Aku masuk dulu, Ma. Assalamualaikum," Tama maju untuk mencium pipi Tara.

"Waalaikumsalam. Nanti kamu kalo udah pulang, telpon Mama, ya? Hari ini Mama bisa jemput kamu sekalian kita jalan-jalan bareng temen Mama,"

Mendengar itu, Tama melebarkan senyumnya. Ia mengangguk riang dan mencium tangan Tara sebelum keluar dari mobil dengan payung yang sudah ia buka.

Bertepatan dengan Tara yang sudah pergi, tiba-tiba saja rok abu-abu kecoklatan milik Tama tercipratan genangan air hujan di sampingnya.

Mulut Tama membulat, ia menatap terkejut roknya yang hampir sepenuhnya basah karena cipratan itu. Tama mendongak dengan kernyitan di dahi dan alis yang menyatu, bertanda ia sedang menahan amarahnya.

"Bisa naik motor gak sih lo?!" Tama menyentak cowok yang sudah turun dari motornya. Melihat Lucas yang melepaskan helmnya, Tama maju dan menarik rambut---- menjambak Lucas cukup kencang sehingga cowok setinggi tiang itu membungkuk. "Kalo bawa motor jangan kenceng-kenceng! Gak liat ada orang, HA?!"

Emosi Tama semakin meluap.

"I-iya, iya! Ampun, woi! Gak sengaja guaaaa!" Lucas meringis saat Tama semakin menarik rambutnya. "Sakit, anjir!"

"Tapi rok gue basah, tiang!" Tama masih menjambak.

Lucas berhasil menarik tangan Tama dari rambutnya. Cewek yang setinggi dadanya itu meronta keras karena tangannya di tahan Lucas.

"Tanggung jawab! Gue mau rok gue kayak semula lagi!"

"Gimana caranya?!" Tanya Lucas, panik.

"Gak mau tau! Pokoknya balikin rok gua!"

"Nanti kering sendiri-"

"Kalian kenapa ribut di depan gerbang sekolah?"

Adu bacot antara Lucas dan Tama dalam sekejap berhenti mendengar suara Taeyong. Cowok itu kemudian turun dari motornya dan menghampiri mereka berdua.

Tama menghentakan tangan Lucas dari tangannya. Ia mendengus sebal dan mendelik tajam kearah Lucas yang malah menunjukan cengiran khasnya.

Taeyong melirik Tama yang melipat tangannya diatas perut.

"Itu, kak! Lucas nyipratin rok aku! Liat tuh, hampir basah semua." Tama mengadu pada Taeyong sambil menunjuk roknya yang basah.

"Gue gak sengaja, kak. Lagian siapa suruh diri disono," Lucas menyelak, Tama kembali mengamuk.

Kitten | Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang