Segelas air bening bersama langit senja, ditemani ingatan lama yang Kembali berkelana.
Sebuah hal kecil yang kau lakukan, mungkin besar dampak nya bagi orang lain.
Jas lab putih sudah terlipat rapi, tinggal di masukkan ke goodie bag merah bersama dengan sendal lab yang bentukkan nya agak mirip sendal hotel. Alhamdulillah~ praktikum pagi ini selesai dengan baik, sepertinya sangat baik.
Kuis pagi ini cukup membuat hati gembira tersebab rasa syukur karena mampu mengerjakan soal perhitungan yang tidak diduga. Soal nya hanya 3, namun berkaitan. Semalam tak sempat untuk sekedar membuka halaman buku bersampul hijau, kantuk sudah terlanjur menyerang. Alhasil tadi pagi, di lobby lab, mungkin hanya sekitar 10 menit, selembar kertas yang sudah kusut karena tak pernah dikeluarkan dari tas biru akhirnya sempat terbaca. Frekuensi alel dan genotipe pada populasi alel ganda. Ya, sistem golongan darah ABO pada manusia.
Alhamdulillah lagi, setelah sekian lama, 19 tahun 5 bulan, akhirnya golongan darah baru terdeteksi. Dulu, alasan nya karena takut sakit terkena jarum lanset, mungkin sekarang juga, tapi sayang sekali kalo kesempatan ini di lewatkan, lumayan, cek goldar gratis dengan orang yang dipercaya.
Sepatu biru di rak lab sudah terambil, dijinjing sampai mushola di pojok lorong. Banyak teman cowok disana, kenapa di luar? Ternyata pintu mushola tertutup. Tapi kenapa di tutup?
Buku-buku jari tengah akhirnya mengetuk pintu kayu bercat coklat. Handle dibuka. Sekitar 7 pasang mata dari wajah cerah terselimut jilbab menatap kemari, senyum lengkung akhirnya tercipta.
"Aku solat ya?"
"Iya boleh bolehh" senyum ramah terlempar kemari. Alhamdulillah~
Maaf, tak ada maksud sama sekali untuk mengusik, tapi mereka sudah beranjak setelah kaki kembali melangkah dari tempat wudhu, sepi. Ah, mungkin jadwal praktikum nya sudah dimulai.
Brug. Suara tas ditaruh di lantai. Ada banyak tas, ternyata kaum adam yang adalah teman sekelas yang tadi menunggu pintu mushola terbuka, akhirnya mereka berani masuk, memenuhi ruangan tak seberapa luas ini dengan gaung suara beratnya.
Rakaat pertama siap ditunaikan. Tepat dibagian depan sudah berdiri 3 orang cowok yang juga akan menunaikan duha, *di mushola ini, tak ada hijab yang memisahkan bagian perempuan dan laki-laki, tersebab ruangan nya yang memang kecil, mungkin akan menyita tempat sujud kalau dipasang hijab*
Rakaat kedua, ditutup oleh salam. Kini cowok di bagian depan sudah bertambah, ada 2 orang yang sedang mengobrol pelan, 2 orang lain sudah melakukan gerakan shalat, ketika hendak bangkit untuk kembali menunaikan 2 rakaat duha, takbiratulihram ditunda sejenak, pemandangan di depan mata cukup membuat diri termenung. Seorang cowok yang baru masuk setelah berwudhu langsung berjongkok, awalnya entah apa yang dilakukan. Lama kelamaan ia bergerak mundur, mirip orang yang dihukum berjalan jongkok dengan arah mundur.
Kening berkerut, apa yang dilakukannya? Ah! Ternyata ia memunguti kotoran-kotoran kecil di karpet mushola. Kukira hanya di bagian tempat ia akan bersujud, ternyata tidak. Semua bagian karpet yang bukan tempat persujudan ia ambili kotoran nya. Maa syaa Allah~
Duha kembali ditunaikan, diakhiri dengan salam. Hati ini kembali bertakbir. Cowok satunya, teman kelas juga, yang tadi sudah solat duluan ketika masuk bersama dengan teman nya yang memunguti kotoran tadi, kini melakukan hal yang sama! Ia berjongkok sambil memunguti kotoran, melanjutkan pekerjaan teman nya karena sekarang karpet mushola sudah mulai sepi dari sujud.
Maa sya allah~ ternyata kebaikan itu menular.
Mereka sudah keluar mushola, menyapa singkat seadanya.
Entah ada angin apa, setelah mengaitkan mukena ke gantungan di tembok, lutut tertekuk dengan sendirinya. Jari jemari mulai bergerak di atas karpet, memunguti kotoran-kotoran yang terlihat jelas di karpet merah.
Betapa kebaikan itu dapat menular.
Karena sesungguhnya, dalam setiap hati memang ada frekuensi kebaikan yang dapat diresonansi dengan sikap yang hangat.
Terlintaslah sebuah hadits yang cukup sering didengungkan,
“Barangsiapa mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. Ibnu Majah)
Maa syaa Allah, Jazakillah khair shohabat.
Ah, ya! satu lagi. Sama hal nya dengan kebaikan, kejahatan pun nyatanya menular. Maka, waspada adalah sikap paling bijak untuk melindungi diri.
“Barang siapa mencontohkan amal yang baik di dalam Islam, maka ia akan mendapat pahala dan pahala orang2 yang mencontohnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barang siapa mencontohkan amal yang buruk, maka ia akan mendapat dosa dan dosa orang2 yang mencontohnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”(HR. Muslim)
Sedikit nostalgia di hari yang sama, hari baik penuh berkah~
#IniHanyaCatatanLama
#InspirasiDiri
#ReminderSelf
#SemangatMenebarKebaikan

KAMU SEDANG MEMBACA
Pecinta Langit Senja
AcakSejauh ini, aku belum pernah kecewa pada langit senja~