"Okay class, hari ini kita cukupkan dulu. Sekali lagi selamat pada Nona Hermione Granger, lagi-lagi kau mendapatkam nilai sempurna." Ucap Prof. Sprout ketika mengakhiri kelas Herbology di rumah kaca.
Hermione mengangguk sambil tersipu malu "terima kasih" ucapnya.
Lalu semua siswa kelas terakhir Gryffindor dan Slytherin menghambur keluar rumah kaca.
Harry dan Ron mendatangi Hermione dengan raut wajah lelah yang begitu nampak.
"Ada apa dengan kalian?" Tanya Hermione pada keduanya.
Ron mengusap perutnya. "Tidak usah banyak tanya. Ayo ke Aula Besar." Ajaknya.
"Aku lapar sekali." Ucap Harry dengan nada suara yang rendah.
Hermione mendengus. "Kalian berdua seperti anak yang tidak diberi makan seminggu."
Ron menoleh dengan kesal. "Tentu saja kami begini karena kami tidak sempat sarapan tadi pagi!"
Harry melerai Ron dan Hermione. "Sudahlah kawan. Ayo segera ke aula. Perutku berteriak."
Lalu mereka bertiga pergi menuju Aula Besar dengan pandangan mencemooh yang ditunjukkan Draco Malfoy kepada Harry dan Ron.
.
.
.
.Temui aku di Menara Astronomi.
Hermione tensenyum sayang menatap secarik perkamen di tangannya. Hermione langsung menguncir rambutnya asal dan segera berangkat ke Menara Astronomi.
Di tengah koridor dia berpapasan dengan Ron dan Harry.
"Kau mau pergi kemana Hermione?" Tanya Ron.
Hermione memutar bolamatanya. "Haruskah kalian selalu tahu kemana aku pergi?" Tanyanya sarkas.
Harry menyerngit. "Tidak biasanya kau tidak memberitahu kami kemana kau pergi, Hermione."
"Oh sudahlah, aku sudah terlambat untuk ini. Dan kalian, jangan sama sekali membuntutiku atau kalian tidak akan pernah bisa lagi menyalin pekerjaanku!" Ancam Hermione, lalu dia pergi.
Saat Hermione menjauhi mereka, Ron berkata. "Kau mau mengikutinya, Harry?"
Harry menatap Ron dengan horor. "Kalau kau mau tidak dia beri jawaban, silahkan saja. Jangan coba-coba mengajakku." Lalu Harry mulai berjalan meninggalkan Ron sendirian.
.
.
.
.Ketika Hermione sampai ke Menara Astronomi, dia mengeluarkan tongkatnya lalu memasang mantra kedap suara.
"Mufliato"
"Akhirnya kau sampai juga. Aku sudah berkarat menunggumu di sini." Ucap suara bariton seorang pria yang daritadi duduk di sofa merah darah yang dia transfigurasi dari bahan dasar besi berkarat.
Hermione tersenyum dan ikut bergabung dengan pemilik suara bariton tadi. "Jangan melebih-lebihkan, Draco." Kata Hermion.
Ya! Draco Malfoy. Kau tahu kenapa mereka berdua bisa akur? Ntahlah.
"Tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk menunggumu, Mione." Ucap Draco mencoba untuk menggombal.
Hermione tertawa. "Kau adalah penggombal yang buruk. Ngomong-ngomong kenapa rambutmu berantakan?" Tanya Hermione seraya merapikan rambut Draco dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN JEALOUSY & PRESTIGE (END)
FanfictionKisah percintaan Draco Malfoy dan Hermione Granger yang sangat manis. Siapapun yang mengaku Dramione Shipper boleh baca ya