Hermione membuka matanya pada pagi hari. Dia langsung mengecek notifikasi di ponselnya dan mendapat ucapan selamat pagi dari Draco.
From My Lovely
Good morning my sun shine.. aku merindukanmu. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Cepatlah mandi, aku akan menjemputmu jam 7. Love uHermione membelalakan matanya dilihatnya jam di nakas dan semakin membelalak karena sekarang sudah jam 7.30. Dia segera turun ke bawah.
"Mom, dad, apa Draco ke sini tadi?" Tanyanya pada kedua orangtuanya yang berada di dapur.
"Iya. Dia menunggumu." Jawab ayahnya.
Hermione membuang napas penyesalan. Saat dia ingin masuk kembali ke kamar, tangan seseorang yang Hermione yakini sebagai Draco menggenggam lengan kirinya.
Tanpa pikir panjang, Hermione langsung memeluk pemilik tangan yang mencegatnya. "Draco maafkan aku. Aku sangat kelelahan."
"Iya kami memaafkanmu." Ucap Draco.
Hermione mengerutkan dahinya. "Kami?"
Draco mengangkat bahu. "Aku, mother, dan father."
"Ada father?!" Hermione terisak. "Aku ingin bertemu father."
Draco memutar bolamatanya. Pria itu merenggangkan pelukan mereka. "Kenapa harus father? Dia sudah tua."
Hermione menghapus air matanya. "Itu karena aku terlalu sering bertemu denganmu." Balasnya.
Draco terkekeh. "Sudahlah, ayo kita bersiap. Kita akan mengadakan piknik keluarga."
Mata gadis itu melebar. "Mendadak?" Tanyanya.
Draco memgangguk. "Awalnya tadi bukan piknik, tapi karena kamu terlambat bangun, ya sudah kita adakan piknik saja." Ucapnya.
Hermione menundukan kepalanya. "I'm so sorry. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi."
"Hei, ayolah. Kita harus bersemangat hari ini. Mom and dad sudah menunggu di bawah." Tangan Draco menuntun kepala gadis itu untuk menatap manik abu-abunya.
Hermione mengangguk. "Bagaimana dengan mother dan father?" Gadis itu bertanya pelan agar Draco tidak marah padanya karena terus menanyakan Lucius.
Draco mendecakan lidahnya. "Mereka sudah pergi lebih dulu. Ayolah, Mione. Father bahkan tidak menanyakanmu setiap saatnya. Aku yang setiap saat selalu memikirkanmu. Aku mencintaimu." Bibirnya menemukan bibir Hermione. Namun Hermione tidak membuka mulutnya.
"Draco aku belum sikat gigi." Ucap Hermione disela ciuman mereka.
Draco tersedak ludahnya sendiri karena menahan tawanya. "Uhuk.. uhuk.."
"Draco, kau tidak apa? Oh ya Tuhan. Draco kumohon kau jangan mati karena tersedak karena itu sama sekali tidak elite untuk seorang Malfoy." Kata Hermione panik sambil menepuk-nepuk punggung Draco.
Mata pria itu menyipit. "Minum.. uhuk.." pintanya. Hermione segera berlari ke bawah untuk mengambil minum. Tetapi na'asnya kakinya tersandung anak tangga dan dengan cepat Draco menahan tubuh ideal Hermione. Dan..
BRUK!!
"Ouch!"
.
.
.
.Udara segar menerpa wajah cantik Hermione yang tengah duduk di pinggir pantai dengan Draco di sebelahnya. Sedangkan orangtua mereka entah kemana. Hermione bersandar pada bahu Draco, dan Draco mengusapkan tangannya ke rambut Hermione.
"I love you." Bisik Draco di telinga Hermione.
Hermione memejamkan matanya. "Aku tahu. Aku juga mencintaimu my boy." Ucapnya.
Hermione mendorong tubuh Draco sehingga pria itu telentang di atas pasir putih dan Hermione menindih tubuh atletis itu. Bibir Hermione menyapu seluruh titik sensitif (kecuali itu) di tubuh Draco sehingga pria itu mengerang. Benda di dalam boxer pria itu berdiri. Hermione sendiri tidak diperbolehkan Draco menggunakan bikini. Makanya Hermione menggunakan celana panjang dan kaos kebesaran. Alasannya Draco tidak ingin pria lain melihat Hermione setengah telanjang.
Untunglah di situ sepi pengunjung sehingga mereka tidak bisa melihat apa yang dilakukan Hermione sang supermodel.
"Draco, Hermione apa yang kalian lakukan?" Tanya ibu Hermione dan disebelahnya ada Narcissa. Para ayah pergi entah kemana.
Hermione kelabakan begitupula Draco. "Um itu, aduh. Draco jelaskan!"
Draco melebarkan matanya. "Yang benar saja! Kamu yang menyerangku terlebih dahulu."
"Ah sudahlah itu tidak penting. Sekarang ayo kita kejar ayah-ayah kalian." Ucap Narcissa. Dia dan Helena Granger pergi meninggalkan dua sejoli itu.
Draco yang melihat Helena dan Narcissa menjauh segera memerangkap tubuh Hermione. "Kau harus tanggung jawab, love."
"Atas apa?" Tanya Hermione dengan pipi yang memerah.
Draco menyeringai. Dia menatap ketubuh bagian bawahnya. Hermione pun mengikuti tatapan Draco. Matanya terbelalak kala melihat senjata Draco mengacung sempurna dan terarah ke 'miliknya'.
Hermione mendorong tubuh Draco dengan kekuatan penuh. "Oh minggirlah, Draco. Yang lain pasti sudah menunggu." Ucapnya.
Draco mengalah. Dia menjauh dari Hermione. Saat Hermione sudah berdiri, Draco memukul bokong Hermione dan langsung berlari.
"DRACO!!!!"
.
.
.
.Hermione, Narcissa, Helena, Howard, dan Lucius tengah khusyuk dengan makanan mereka masing-masing. Draco berdiri dari kursinya.
"Um, selamat malam. Saya minta perhatiannya sebentar." Ucap Draco.
Semuanya yang berada di situ menatap Draco tanpa berkedip. Draco gugup tentu saja. Ini adalah saat yang tepat untuk melakukan rencananya.
"Mr. Granger, ada hal yang ingin kusampaikan padamu. Seperti yang kita ketahui, aku dan Hermione telah bersama selama hampir 5 tahun. Dan tahun lalu saat di Hogwarts aku melamar putrimu, namun tanpa dirimu. Maka malam inilah aku akan melamarnya secara resmi dan meminta restumu." Ucap Draco dalam satu tarikan napas.
Wajah Hermione pucat. Dia berharap jika ayahnya akan memberikan restu walaupun itu pasti. Tetapi apa salahnya dia khawatir.
Lucius menyeringai menatap putranya yang tidak lagi menjadi pengecut. Narcissa dan Helena pun menatap Howard dengan penuh harap.
Howard sendiri menatap Draco dengan datar. "Tidak." Ucapnya.
Jantung Draco seakan telah keluar dari rongganya karena mendapatkan penolakan dari calon mertuanya. Begitupula Hermione.
Lucius terbahak, suaranya membuat perhatian yang lain teralihkan padanya, padahal dalam hatinya sangat hancur untuk putranya. Narcissa menatap putranya dengan sedih. Dan Helena menatap suaminya dengan amarah yang terkandung.
Wajah Draco tertunduk.
"Aku tidak akan menyerahkan putriku kepada seorang pria yang tidak bertanggung jawab sepertimu," Lanjut Howard.
Hermione menangis. "Dad, apakah Draco kurang bertanggung jawab atas diriku?"
Howard mengangkat tangannya tanda agar tidak ada yang boleh berbicara. "Namun itu pemikiranku dulu saat pertama Hermione mengajaknya ke rumah. Dan sekarang aku tahu betapa kau, Draco Malfoy sangat menyayangi putriku. Jadi aku putuskan jika aku tidak akan menolak lamaranmu." Ucapnya dengan senyum lebar.
Draco menatap mata Howard dengan senang. Dia memeluk calon mertuanya itu dengan erat. "Terima kasih, dad."
Howard membalas pelukan Draco dengan sama eratnya. Lucius dan lainnya bersorak kegirangan.
Malam itu mereka menentukan tanggal pernikahan Draco dan Hermione yang akan dilaksanakan 3 bulan lagi. Draco dan Hermione sangat bergembira, mereka berjanji akan selalu hidup damai dan setia.
.
.
.
.Good job... aku senang bisa up lagi... moga" kalian suka ya.. tinggalin jejak juga kalau udah selesai baca... babai see u at next chap...❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN JEALOUSY & PRESTIGE (END)
FanficKisah percintaan Draco Malfoy dan Hermione Granger yang sangat manis. Siapapun yang mengaku Dramione Shipper boleh baca ya