1 tahun kemudian
Hermione Granger, setelah lulus dari Hogwarts dia bekerja di bidang modeling di muggle London, Inggris. Hermione adalah salah satu supermodel papan atas yang paling banyak digemari. Karena selain cantik dan sexy dia juga memiliki otak yang berisi, tidak seperti supermodel yang lainnya yang hanya menampilkan kecantikan dan postur tubuh tanpa prestasi.
Sedangkan Draco Malfoy menjadi seorang direktur utama di perusahaan bidang potions yang paling laris di dunia sihir menggantikan posisi Lucius Malfoy. Dia semakin tampan dan berkharisma. Dia tetaplah Malfoy yang menjadi idola para wanita di dunia sihir maupun di dunia muggle.
.
.
.Draco dan Hermione kini sudah lulus dari Hogwarts. Meskipun begitu, Hermione masih tinggal dengan kedua orang tuanya. Dia menolak ajakan Draco untuk tinggal bersamanya. Sedangkan Draco mau tidak mau juga harus tinggal dengan Narcissa dan Lucius di Malfoy Manor karena dia tidak ingin tinggal sendirian.
Mereka berdua masih saling mencintai, bahkan cinta mereka bertambah besar dengan bertambahnya usia mereka.
Draco duduk gelisah di sofa ruang tamu Malfoy Manor, di situ Draco sudah menambahkan AC dan Televisi yang di belinya di muggle London.
Draco menatap ponselnya yang menampilkan kontak Hermione. Dia sedang bingung. Dia ingin mengajak Hermione makan siang, tapi dia takut Hermione sedang sibuk.
Tiba-tiba Lucius datang dengan secangkir teh ditangannya. "Apa yang kau lakukan, son?"
Draco menoleh menatap ayahnya. "Father, rasanya aku ingin menikahi Hermione saat ini juga!" Ucapnya sambil mengacak rambutnya. "Tadi pagi Theo datang ke kantorku dan memamerkan anaknya dan Daphne. Aku juga menginginkan anak." Lanjutnya.
Lucius terpikal. "Lalu mengapa kau gelisah? Nikahi saja dia besok. Undang teman-teman kalian secara diam-diam. Jangan beritahu Hermione. Nanti malam kau culik saja dia dan kurung dia di kamarmu." Ucap Lucius menyampaikan ide bodohnya.
Draco mendelik. "Aku tidak mau seperti itu!" Desisnya.
Lucius duduk di samping anaknya dan membisiki sesuatu. "Kalau begitu kau hamili dia dan bertanggung jawab."
"Apa yang mother pikirkan sehingga mau dinikahi oleh pria mesum macam father?" Sinis Draco pada ayahnya yang sedang tertawa.
"Karena dia mencintaiku. Kau tidak tahu betapa dia dulu sangat mesum melebihi aku." Ucap Lucius bangga.
"Itu karena kau yang selalu mengajakku bercinta, sayang." Tiba-tiba Narcissa datang dan langsung menarik telinga kanan Lucius dengan kuat. "Draco, jika kau ingin menikahi Hermione rundingkan dulu masalah itu dengannya, jangan seperti fathermu yang sesukanya menikahi orang." Kata Narcissa memberikan petuah pada Draco yang menatap keduanya geli.
Lucius tidak terima dibilang begitu. "Tapi kau juga menyukainya, Cissy!" Ucapnya sinis.
"O.. kau sudah berani sinis padaku! Tidur di kamar lain!" Titah Narcissa dan langsung meninggalkan Draco dan Lucius yang melongo.
Seakan baru sadar, Lucius langsung berlari mengejar istrinya dan mengatakan beribu rayuan dan kata ampun.
Draco sendiri terkekeh. 'Apakah aku dan Hermione nanti juga akan seperti mereka?' Batinnya.
Saat Draco sedang asyik menonton film, Hermione muncul di perapian dan langsung menutup mata Draco.
Draco yang sudah mengenal wangi tubuh Hermione pun tersenyum dan segera menarik tubuh Hermione agar berpangkuan dengannya.
Draco mencium bibir gadisnya. "Kenapa tidak bilang kalau mau ke sini?"
Hermione mencubit pipi Draco. "Aku hanya ingin memberikan kejutan untuk kalian bertiga. By the way, dimana father dan mother?"
Draco tersenyum melihat wajah cantik Hermione. "Mereka mencoba membuat adik untukku."
Semetika wajah Hermione langsung memanas. "Ucapanmu terlalu vulgar." Protes Hermione.
Draco terkekeh dan menyatukan hidung mereka. "I love u my future wife😍"
Hermione menepuk tangan Draco. "Gombal." Ucapnya sambil tersipu.
Draco tertawa dan langsung mendudukkan Hermione di sebelahnya. "Kemana kita hari ini?" Tanya Draco.
"Kau yang traktir?" Tanya Hermione was was.
Draco memutar bolamatanya. "Memangnya kapan kau pernah membayar saat kita kencan?"
Hermione terbahak melihat wajah Draco yang seperti bebek. "Ayo kita ke Thames."
Pria itu hanya menganggukan kepala. "Aku ganti baju dulu." Ucap Draco lalu berdiri dan meninggalkan kecupan di dahi hermione.
.
.
.
.Draco dan Hermione saat ini tengah memandang keindahan kota London dari dalam kabin Eye London. Mereka saling merangkul dan berselfie ria. Mereka menganggap seolah di dunia ini hanya ada mereka berdua tanpa memberikan perhatian pada para pewarta berita dan paparazi.
Setelah dari sana mereka langsung menuju ke kedai makan sederhana langganan mereka. Biarpun hidup mereka mewah dengan nama yang sudah dikenal banyak orang di dunia karena prestasi masing-masing, mereka tidak akan pernah sombong akan hala itu semua.
"Auntie Merry Sweetie, pesananku seperti biasa saja ya." Ucap Draco sambil menggoda pemilik kedai yang juga menjadi waiters di situ.
Merry menjitak kepala Draco dengan pelan. "Sudah kubilang jangan memanggilku dengan sebutan sweetie, Draco." Ucapnya pura-pura marah.
Hermione terbahak melihat keduanya yang tidak pernah bisa akur. "Aku juga auntie sweetie." Kata Hermione menirukan cara Draco.
Sejoli itu menganggap bahwa melihat pemilik kedai itu kesal adalah kesenangan bagi mereka. Mereka tidak mempedulikan para pelanggan lain yang menatap mereka dengan kagum.
Merry meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Berhentilah memanggilku sweetie anak nakal." Titahnya.
Hermione seketika teringat akan Mrs. Weasley. Mungkin ketika pulang dia akan langsung mengirimi mereka surat.
Mereka berdua duduk di pojokkan kedai itu dan saling menceritakan tentang apa saja yang terjadi ketika mereka tidak bersama selama pagi ini.
Setelah pulang dari kedai, Draco langsung mengantarkan Hermione pulang ke rumah orangtuanya dan pamit kepada kedua Granger senior.
.
.
.
.Uhuk.. update... uhuk
See u at next chapters
With love💖
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN JEALOUSY & PRESTIGE (END)
FanfictionKisah percintaan Draco Malfoy dan Hermione Granger yang sangat manis. Siapapun yang mengaku Dramione Shipper boleh baca ya