#3

18 2 0
                                    

Tiba-tiba seseorang menyapa ku, suara nya tak asing bagiku.

Aku menoleh dan melihat kearah suara yang menyapa ku, seakan tak percaya apa yang aku lihat. Aku memejamkan mataku sejenak, kemudian membuka nya kembali.

"Oh kamu," jelas ku tak menyangka.

"Kamu ngapain disini? Sama siapa?." Dia bertanya sambil tersenyum.

"Duduk-duduk saja, sama temenku. Eh maaf aku lupa siapa namamu?"

"Ya ampun, aku Zayn. Anak tante Mely, masa kamu lupa? Padahal baru minggu lalu kita berjumpa, tapi kamu sudah lupa saja". Tegas nya

"Haha iya Zay, maaf.. aku sering lupa jangka pendek,hehe." Aku terkekeh garing.

"Siapa Mel?" Tanya Rarin

"Oh iya, kenalin Rin. Ini Zay anak temen Mama, dan Zay ini Rarin sahabatku."

"Hay, salam kenal. Aku Zayn, panggil saja Zay biar lebih akrab."

"Hay, salam kenal juga. Aku Rarin." Rarin pun ikut menimpali.

"Boleh aku gabung?" Tanya Zay

"Oh tentu!" Jawab Rarin cepat.

Seperti biasanya, Zayn mulai dengan pertanyaan nya yang bertubi-tubi kepada Rarin, lagi dan lagi Rarin menjawab pertanyaan nya dengan cepat tanpa ada yang harus difikirkan.

Sepertinya Zayn memang orang yang mempunyai beribu pertanyaan dalam benak nya, sampai pertanyaan yang tidak berbobot pun dia lontarkan.
Dan aku mulai mengetahui salah satu sifatnya.

"Kamu sama siapa Zay? Tanya Rarin

"Oh aku sama kakak ku." Jawab nya

"Terus dia dimana? Kenapa kamu pisah darinya?" Tambah Rarin.

"Hahah kita ga pisah kok, itu kakak ku lagi di atas panggung.

"What?" Batin ku melirih.

Hampir saja minuman ku tersembur keluar dari dalam mulutku karena mendengar perkataannya.

Wajar saja aku shock mendengarnya, aku salah satu penikmat musik, walaupun suara ku tak begitu bagus bila didengar. Bagiku punya pacar pemusik itu bisa menghibur, ya menurut ku sih begitu.

"Kakak mu yang mana Zay?" Aku pun mengeluarkan suara.

"Dia yang bermain gitar Mel," balasnya

"Wah dia kakakmu? Benarkah, mantap". Aku pun berdecak kagum.

Malam itu dipenuhi dengan pertanyaan ku tentang kakak Zayn.

"Kakak mu lagi disini? Engga kuliah?" Tanya ku

"Sekarang dia lagi libur, dia juga udah hampir selesai Mel. Kalau libur tiba dia biasanya kerja disini". Timpal nya

"Kakak mu kerja disini? Udah lama? Kok baru liat ya di Cafe ini".
Lagi-lagi aku melontarkan pertanyaan seputar kakak nya Zayn.

"Dia baru kok disini, kadang juga dia ngisi di event wedding party, atau events-events lainnya.
Mau ngobrol sama kakak ku?"

"Hah? Emang boleh? Ya kali ga mau Zay." Jawab ku kegirangan.

"Ya kali ga boleh Mel, haha bentar kalo dia break aku panggilin."

Malam itu aku habiskan untuk bercerita panjang lebar sama Zayn dan kakak nya.

Malam semakin larut, aku pun memutuskan untuk pulang.
Setelah pamit balik ke Zayn dan kakaknya aku mengantar Rarin pulang kerumahnya.

--------------#------------#--------------

Sampai dirumah aku bercerita pada Mama, bahwa aku bertemu Zay dan kakaknya.

"Ma, tau ga aku ketemu siapa?" Tanya ku

"Engga" bales Mama seakan tak perduli.

"Aku ketemu Zayn Ma, anak tante Mely temen Mama. Terus aku juga ketemu sama kakaknya. Mama ga pernah cerita kalo kakaknya Zayn pemusik.

"Oh kamu ketemu Zyan. Dia memang pemusik, dia kuliah seni di kampus ternama di Jakarta".
Anak-anak tante Mely ikut jejak Mamanya karena berkecimpung di dunia seni". Tambah Mama.

"Wah daebak, tante Mely juga anak seni?".

Note: daebak artinya luar biasa dalam bahasa korea.

"Hmm, engga tau sekolah seni atau bukan, tapi tante Mely juga sering di undang ke events wedding party untuk jadi pengisi acara disana. Sama hal nya dengan Zay, dia biasa ikut Mamanya. Sampai akhirnya dia pun ikut jejak Mamanya."

"Wah hebat dong, bisa cari uang sendiri. Terus secara tidak sengaja Zayn mengasah Public Speaking nya sendiri." Kata ku menimpali.

"Ya begitulah. Calon suami idaman banget kan Mel". Tambah Mama, dengan kesan sedikit menggoda.

"Hemm, entah la." Jawab ku

Aku seperti mendengar dongeng sebelum tidur dari Mama. Aku mendengar semua cerita Mama tentang tante Mely. Mereka begitu akrab, sampai semua tentang tante Mely Mama tahu.

Ternyata arisan minggu lalu adalah perkumpulan teman-teman SMP Mama.

I will be fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang