7. Mabuk

11.3K 453 15
                                    

EBOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE🤗

Beli juga versi cetaknya, ya😚Bisa hubungi penerbit langsung atau bisa melalui aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beli juga versi cetaknya, ya😚Bisa hubungi penerbit langsung atau bisa melalui aku.

Instagram : Shxxdda

[]

Dentuman musik yang sangat keras terdengar di telinga kedua pemuda itu. Aldo dan Damian berjalan menuju bartender. Banyak orang yang meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama musik. Sebenarnya hari masih terlalu siang untuk berkunjung ke tempat seperti ini. Namun sepertinya waktu tak menghalangi niat mereka, terutama Damian dan Aldo.

"Van, minuman biasa," ucap Damian pada bartender yang bernama Irvan.

Damian dan Aldo duduk di kursi yang disediakan di depan meja bar.

Aldo mengedarkan pandangannya ke segala arah. Sebenarnya ia tak terlalu suka datang ke tempat seperti ini, karena sangat tidak nyaman. Apalagi ia adalah seorang dokter, yang pastilah tahu tentang kesehatan.

"Dam, istri lo gak bakal marah kalo tau lo ke Club?" tanya Aldo tersadar jika saat ini Damian sudah tak sendiri. Damian mengendikkan bahunya acuh.

Tak lama setelah Aldo bertanya seperti itu, Irvan memberikan sebotol vodka dan dua gelas kosong di hadapan kedua pemuda itu.

"Dam, lo gak gila kan pesen vodka sebotol?" jerit Aldo sedikit pelan walaupun jika ia berteriak keras tetap saja akan kalah dengan kencangnya musik di sana.

"Shut up, Do!" kata Damian seraya menenggak segelas vodka yang sudah ia tuangkan.

Ah, sudah lama dirinya tak merasakan kenikmatan dari minuman itu. Terakhir kali ia datang ke tempat ini pun sejak ia membawa wanita ke rumahnya. Ngomong-ngomong tentang wanita itu, dia sebenarnya hanya rekan kerjanya saja. Tak ada hubungan apapun. Dan juga ketika mereka berdua masuk kamar, Damian pun langsung menyuruhnya pulang. Karena Damian pun tak suka jika ada wanita yang masuk ke dalam kamarnya terlalu lama, apalagi wanita itu tak mempunyai hubungan dengannya.

Aldo menghela nafasnya pasrah dengan sikap sahabatnya ini. Damian memang keras kepala.

"Lo aja yang minum, Dam. Gue lagi gak mau minum," ucap Aldo cuek saat Damian menyodorkan gelas berisi vodka itu.

Aldo tak munafik, terkadang ia juga meminum minuman itu. Namun itu ia lakukan jika pikirannya sedang kalut saja. Karena ia tahu, terlalu banyak mengkonsumsi minuman seperti itu tak baik untuk kesehatannya sebagai dokter.

"Whatever," sahut Damian.

Tanpa Aldo sadari, Damian sudah menghabiskan satu botol vodka itu. Entah apa yang ada di otak sahabatnya itu.

"Do, dia udah ngabisin sebotol," ucap Irvan tepat di telinga Aldo.

Aldo melirik ke arah Damian yang sepertinya sudah mabuk berat. Hanya helaan napas yang bisa ia lakukan tatkala matanya menatap Damian.

"Dam, kita pulang sekarang oke?" ajak Aldo merangkul pundak Damian.

"Gue baru aja minum, Do. Masa iya mau keluar lagi," balas Damian lantas menenggak vodka yang masih tersisa di gelasnya.

"Lo udah minum sebotol, Dam. Gue gak mau lo makin mabuk," tegas Aldo.

Aldo melirik Irvan, berniat meminta bantuan untuk membawa Damian keluar dari Club. Irvan yang mengerti Aldo butuh bantuan itu pun langsung mengangguk.

Mereka membawa Damian dengan sedikit seretan. Mungkin tubuh Damian yang setengah sadar membuat mereka kesulitan. Apalagi tubuh Damian lebih besar dari tubuh Aldo dan Irvan.

Ketika sudah berada di luar club, Damian segera dimasukkan ke dalam mobil Aldo. Karena tadi ketika mereka pergi ke sini, mereka menggunakan mobil Aldo.

"Thanks, Van," ucap Aldo pada Irvan setelah ia berhasil memasukkan Damian di jok belakang, walau dengan kesusahan.

Irvan menanggapi dengan senyumannya lantas pergi meninggalkan Aldo.

Setelah dirasa selesai, Aldo segera masuk ke dalam mobil dan menjalankannya menuju rumah Damian. Jujur saja, memboyong Damian dari dalam club membuatnya cape dan cukup menguras tenaga. Damian yang mabuk memang sangat merepotkan. Untung saja itu adalah sahabatnya. Jika bukan, tak mau dia membantu Damian.

"Ah shit?! Gue gak tau alamat rumah Damian," batin Aldo merutuki kebodohannya. Aldo memang belum mengatahui rumah Damian yang sekarang.

Aldo melirik kaca spion depan melihat keadaan Damian. Sepertinya Damian tidak terlalu buruk keadaannya. Memang sebenarnya Damian hanya pusing saja karena kebanyakan minum. Namun itu tak terlalu buruk. Semoga saja dia bisa memberitahu alamatnya, pikir Aldo.

"Dam, alamat rumah lo dimana?" tanya Aldo seraya melirik ke belakang melalui kaca spion.

Damian menyebutkan alamatnya walaupun sedikit tidak jelas karena keadaannya yang mabuk. Untunglah Aldo bisa memahami ucapan Damian dalam sekali dengar. Ia seperti mengetahui tempat itu. Tapi ia lupa.

Aldo menjalankan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Beruntunglah jalanan cukup sepi, jika tidak mungkin akan terjadi kecelakaan.

Setelah tiga puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil yang Aldo kendarai itu sampai di depan rumah yang cukup mewah. Ia merasa tidak asing dengan rumah ini, tapi mungkin saja bukan hanya Damian yang mempunyai rumah seperti itu. Lagipula di perumahan ini model bangunan rumahnya hampir sama.

Daripada memikirkan tentang rumah, Aldo memilih untuk mempercepat mengantarkan Damian. Ia masih harus ke rumah sakit.

Aldo membuka pintu mobil dan membantu Damian keluar.

"Lo langsung pulang aja! Gue masuk sendiri, gak usah antar gue masuk," ucap Damian seraya melangkahkan kakinya menuju rumah bercat putih itu.

"Siapa juga yang mau nganterin lo?!" ketus Aldo lantas masuk ke dalam mobil Damian dan segera meninggalkan pekarangan rumah itu.

Damian berjalan gontai menuju pintu. Ah, dia merutuki kebodohannya yang terlalu banyak meminum minuman yang membuatnya tenang itu. Entah kenapa ia membutuhkan minuman itu, padahal keadaannya baik-baik saja. Mungkin ia sudah merindukan minuman itu.

Lelaki itu mengetuk-- ah tidak, lebih tepatnya menggedor pintu rumahnya dengan sangat kencang. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya seseorang muncul dari balik pintu.

"Damian?" panggil seseorang di hadapan Damian.

Seketika tubuh Damian ambruk. Untung saja seseorang itu menangkap tubuh Damian dengan sigap.

Tbc❤

Vote and comment 👍

Pub-Rev
01 September 2019

MLS [1] : Devil Husband [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang