8. Melakukannya

8.1K 376 27
                                    

EBOOK SUDAH TERSEDIA DI PLAYSTORE🤗

Beli juga versi cetaknya, ya😚Bisa hubungi penerbit langsung atau bisa melalui aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beli juga versi cetaknya, ya😚Bisa hubungi penerbit langsung atau bisa melalui aku.

Instagram : shxxdda

[●]

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tiga sore. Sudah lebih dari tiga jam Damian pergi dari rumah. Resya khawatir terjadi apa-apa dengan suaminya itu.

Ia sudah mencoba menghubungi Damian, tapi handphone nya sedang tidak aktif. Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa dirinya mempunyai nomor ponsel Damian. Sedikit informasi, Resya mempunyai nomor Damian dari Damian sendiri. Damian yang menyimpannya di ponsel Resya ketika hubungan mereka sudah membaik.

Sekarang perasaannya sedang kalut dan ada rasa tidak enak di hatinya. Apa yang terjadi pada Damian? Apa ia baik-baik saja? Atau...

Ketika sibuk dengan kekhawatirannya, tiba-tiba Resya mendengar seseorang menggedor pintu dengan sangat kuat. Resya buru-buru melangkahkan kakinya ke pintu utama berharap jika itu Damian.

Ia membuka pintu. Dan yang pertama dilihatnya adalah wajah tampan suaminya dengan penampilan yang sudah tidak serapih tadi pagi.

Resya merasa dejavu saat ini. Damian pernah seperti ini ketika mereka baru menikah. Namun yang membedakannya adalah saat ini Damian tidak diantar oleh seorang wanita.

Tiba-tiba tubuh Damian ambruk. Dengan sigap Resya menopangnya.

"Dam, kamu mabuk?" tanya Resya di dekapan Damian. Sebenarnya Resya tak menyukai Damian yang seperti ini. Pulang dalam keadaan mabuk.

Damian tak menjawab pertanyaan Resya. Saat ini ia memilih bungkam karena kepalanya pusing. Yang lelaki itu butuhkan sekarang adalah berbaring di atas ranjang yang nyaman.

Merasa jika suaminya memang sedang mabuk, akhirnya Resya membawa Damian ke kamar dengan sangat kesusahan.

"Kamu kenapa sih mabuk? Aku gak suka kamu mabuk-mabukkan," kata Resya tetap membawa Damian ke kamar. Damian masih memilih bungkambungkam tak membalas ucapan Resya.

Resya membaringkan Damian di ranjang dengan hati-hati. Ketika ia akan melangkah pergi, tangannya ditarik hingga tubuhnya jatuh menindih Damian.

Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Posisi seperti ini sangat tidak pantas. Tapi bukannya mereka sudah menjadi suami-istri? Mereka sudah sah untuk melakukan apapun.

Ketika Resya sedang memikirkan hal lain, ia merasakan benda kenyal yang menempel di bibirnya. Bibir Damian menempel dengan bibirnya.

Damian menggerakkan bibirnya di atas bibir Resya. Mata lelaki itu terpejam menikmati ciumannya. Tanpa melepaskan pagutannya, Damian membalikkan posisinya menjadi menindih Resya.

Mata Damian terbuka hingga menatap Resya lebih dalam. Damian melepaskan pagutannya ketika dirasa sang istri sudah kehabisan napas. Terlihat Resya yang langsung menarik napasnya berkali-kali setelah Damian melepaskan ciumannya.

"I want you," ucap Damian berbisik dengan deru napas yang menyapu permukaan wajah Resya.

Tubuh Resya menegang mendengar permintaan Damian. Apakah ia harus menolak? Tapi ini adalah sebagian dari tugasnya sebagai istri, bukan?

"Lakukan!"

Setelah mendengar balasan dari Resya, Damian langsung melakukan apa yang sedari tadi ia tahan.

Dan... kalian tau apa yang mereka lakukan setelahnya.

***

Dua manusia yang bertelanjang di bawah selimut itu masih setia dalam tidurnya. Aktifitas mereka tadi mungkin sudah membuat mereka berdua kelelahan.

Resya membuka matanya secara perlahan. Yang pertama kali ia temukan adalah dirinya yang kini berada di dekapan Damian dengan tubuh yang saling bertelanjang. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada aktifitas mereka berdua tadi sore.

Bicara soal sore tadi, ia merasa seperti... Entahlah, ia tak bisa menjelaskan perasaan yang ia rasakan ketika mengingat sore tadi.

Matanya melirik jam yang menempel di atas dinding. Jam delapan malam. Ia belum menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.

Resya mencoba melepaskan pelukan Damian di tubuhnya. Ia bangkit dari ranjang lantas memakai pakaiannya yang berserakan dan bercampur dengan pakaian Damian.

Kakinya melangkah keluar dari kamar menuju dapur. Ia akan memasak makan malam untuk dirinya dan Damian.

Saat ini Resya sedang disibukkan dengan memasak makan malam. Tak ada yang aneh dari masakannya, hari ini ia memasak ayam goreng kecap saja. Semoga saja Damian suka dengan apa yang ia masak.

"Lagi masak apa?" bisik seseorang yang kini sudah memeluk Resya dari belakang. Resya cukup terkejut mendapat perilaku mendadak seperti itu.

"Kamu ngagetin banget, sih!" kesal Resya yang masih asyik memasak ayam goreng kecapnya.

Damian terkekeh seraya mengecup leher Resya. "Sorry, soalnya kamu asyik masak sih."

"Kamu duduk aja, bentar lagi matang, kok."

"Maaf untuk yang tadi sore. Aku gak bisa nahan nafsu aku," ucap Damian.

Resya mematikan terlebih dahulu kompor yang masih menyala itu lantas membalikkan tubuhnya menghadap Damian. Sebuah senyuman yang ia berikan untuk Damian.

"Gak apa-apa, itu memang sudah hak kamu sebagai suami aku."

"Thanks." Damian mengecup singkat bibir Resya kemudian melangkah untuk duduk di meja makan.

Tak lama dari itu, Resya datang membawa hidangan santap malam yang sudah ia masak. Damian menyambutnya dengan senyuman.

"Mencium harumnya saja sudah membuat perutku keroncongan," ucap Damian.

Pipi Resya merona atas pujian yang suaminya lontarkan itu.

"Mari kita coba masakan dari istriku."

Damian menyantap masakan Resya setelah istrinya menyendokkan nasi dan ayam goreng kecap ke dalam piringnya.

"I like it."

"Thanks," balas Resya tersenyum manis.

Lantas mereka memakan santapan malam itu dengan khidmat tanpa mengeluarkan suara apapun.

Tbc❤

Jangan lupa tinggalkan jejak🥰

MLS [1] : Devil Husband [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang