Mari kita kembali ke masa dimana Jinyoung mengenal Daehwi untuk pertama kalinya.
Mereka tidak bertemu karena Jinyoung membantu Daehwi memungut buku dilantai.
Mereka juga tidak bertemu karena Daehwi mengambil buku dirak teratas dan Jinyoung membantunya.
Mereka juga tidak bertemu dengan cara klise seperti di novel cinta.
Mereka bertemu saat Upacara penutupan MOS untuk murid baru, Jinyoung belum jatuh cinta saat itu, sosok Daehwi masih biasa untuknya. Selain karena sekelas, dia tau Daehwi si siswa cerdas seangkatan gen mereka, selalu ikut olimpiade, dan tentunya wajahnya yang membuat orang agak meragukan gendernya.
Jinyoung tidak jatuh cinta karena Daehwi si manis yang memiliki banyak bakat, tidak jatuh cinta karena suara merdunya yang mengangkat nama sekolah, tidak juga jatuh cinta karena bentuk tubuhnya.
Ayo kita flashback sedikit...
"Eh, itu si Daehwi noh."
"Gangguin kane kali."
Jinyoung melirik anak yang ditunjuk teman-temannya, benar saja itu Daehwi. Jinyoung menghembuskan asap rokoknya ketika Daehwi menghampiri mereka dengan takut. Entah kenapa, dimatanya Daehwi bersinar hari itu. Sekarang, dia mengerti kenapa banyak yang terjebak pada sosok Lee Daehwi.
Karena sekarang, dia juga terjebak pada sosok itu.
"Daehwi, mau cari siapa?"
"Mau cari kakak ya?" Daniel menaikturunkan alisnya, genit.
"Anu.... Mau cari Jinyoung kak."
Mendengar namanya disebut Jinyoung menginjak rokoknya ke tanah, menghampiri Daehwi yang sedikit pucat. Jinyoung sedikit menabrakan bahu Daniel dari belakang ketika kakinya menghampiri Daehwi.
"Aku, kenapa?"
"UHUYY AKUUU."
"Dunia udah mau kiamat kali jinyoung aku-akuan."
"Aku sayangg kamuuu."
"Anjir aku."
"Pengumuman dari BMKG ada gempa kali hari ini."
Jinyoung menatap Daehwi, mata anak itu meliar, pelipisnya berkeringat dingin, wajahnya juga tegang. Sial, Jinyoung ikutan tegang.
"Ada apa?" Jinyoung bertanya lagi, pasalnya Daehwi tidak kunjung buka suara.
"Anu....." Daehwi gugup, sumpah. Berada diantara kawan-kawan Jinyoung membuatnya tegang setengah mati. Dandannya berandalan semua, gimana Daehwi ngga takut coba.
"Anu aku ada kok, mau coba?" Jinyoung menaikkan alisnya sebelah, teman-temannya berteriak heboh dibelakang. Sedangkan Daehwi, wajahnya sudah padam karena malu.
"Disuruh pak Chanyeol ke kantor, remedial agama." Daehwi menunduk, wajahnya masih merah.
"Ruangan pak Chanyeol dimana? Anterin aku ya?"
"MODUS AJA ANJING."
"GERCEP BGT BOSSQ."
"ANTERIN AKU JUGA DONG."
"AKU MAU DIANTERIN JUGA."
"WAH TARIK-TARIK TANGAN."
"IH JINYOUNG KASAR, AING GASUKA."
Selagi, teman-temannya heboh dibelakang, Jinyoung menarik tangan Daehwi kencang, meninggalkan teman-temannya yang semakin heboh.
"Maafin teman aku ya?"
Jinyoung melepaskan tangannya pelan. Daehwi dengan linglung mengangguk.
"Aku ga pernah pacaran sih, jadi pada heboh gitu."
Daehwi mengangguk lagi, dia ngga perduli. Yang penting dia sudah menjauh dari teman-teman Jinyoung.
"Tapi, kayaknya aku mau pacaran deh."
Daehwi menoleh.
"Sama kamu."
Daehwi hampir tersedak liurnya sendiri.
WTF BAE FUCKING JINYOUNG TALKING ABOUT? batinnya menjerit.
"Tunggu aja Hwi, kamu bakalan jadi punya aku."
Daehwi ternganga menatap kepergian Jinyoung yang sudah jauh didepannya.
'eh, katanya mau diantarin ke ruangan pak Chanyeol' batin Daehwi bingung
*****
Jinyoung balik ke teman-temannya, lagian dia gatau ruangan pak Chanyeol gaes. Dia tertawa kecil, agak lucu mengingat ekspresi Daehwi tadi.
"DEMI APA LO KETAWA SENDIRI?" Guanlin memekik heboh, membuat semua mata menatap Jinyoung. Jinyoung berdehem, kembali ke ekspresi dinginnya.
"WAH ANJIR, JINYOUNG UDAH BESAR."
"LEE DAEHWI LOVE BAE JINYOUNG."
"UHUYYY."
"ANJIR GELI BANGET JAEHWAN LOPE LOPE SEGALA."
"WKWWKWKWKWK JINYOUNG JATUH CINTA."
"HABIS INI PASTI BENERAN KIAMAT GAES."
"UNTUK UKURAN ANAK YANG BELUM PERNAH PACARAN, BAPAKE BANGGA SAMA KAMU NAK."
"JAEHWAN, GELI ANJING, MANA MAU JINYOUNG PUNYA BAPAK KAYA LO."
Diantara kehebohan teman-temannya, Jinyoung tersenyum kecil. Ah, benar kata Woojin, mungkin dia jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
jinhwi; je t'aime
Fanfiction❝Hwi, kamu juga perlu ngisi...❞ ❝Apa!?❞ ❝Ngisi ruang dihatiku.❞ #86 in short story [080418]