CYT 3

10.2K 702 10
                                    

Hubungan Aswin dan Lita semakin hari semakin mesra saja, kerap kali keduanya berbagi kehangatan bersama. Dan pagi ini Lita terbangun dalam keadaan mual yang teramat sangat, ia turun dari ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi.

"Gue kenapa sih" gumam Lita sembari mencuci mulut dan wajahnya.

Lita kembali mual dan memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan bening.
"Sayang kamu kenapa" tanya Aswin yang melangkah masuk kamar mandi.
"Gak tau nih mual banget rasanya" ucap Lita.
"Kamu sakit?" tanya Aswin.
"Enggak, cuma mual aja" sahut Lita.
"Nanti kita periksa ke dokter" ucap Aswin.
"Gak usahlah, mungkin masuk angin aja, paling nanti juga baikan lagi" ucap Lita.
"Yakin kamu gapapa?" tanya Aswin yang nampak khawatir.
"Iya yakin, ya sudah aku keluar dulu kamu mandi ya, mau ke kantor kan" ucap Lita, ia pun meninggalkan Aswin dan keluar kamar mandi.

Seperti pagi biasanya Lita menemani Aswin sarapan.

"Kamu gak sarapan" tanya Aswin.
"Nantilah aku lagi gak selera, aku pengen sup aja nanti" ucap Lita.
"Minta bikinin bibi sana" ucap Aswin.
"Iya sudah, bibi lagi ke pasar beli bahannya" ucap Lita.
"Lita nanti temenin mama ke arisan bisakan" ucap Maudy.
"Dia lagi gak enak badan mah, jangan diajakin keluar" ucap Aswin.
"Aku gapapa kok, bisa kok mah" ucap Lita.
"Yakin kamu" ucap Aswin yang nampak khawatir.
"Kamu gak usah khawatir berlebihan begitu deh" ucap Lita.
"Hhh... terserah kamulah" ucap Aswin kesal.
"Ya sudah ayo Win berangkat" ucap Samuel, dan keduanya pun meninggalkan rumah menuju kantornya.

Tiba di kantor Samuel dan Aswin langsung menuju ruang meeting setelah diberitahu sekretarisnya, semua petinggi perusahaan dan para pemegang saham sudah berkumpul di sana.

"Ada apa ini, apa yang terjadi kenapa semua berkumpul di sini" bisik Samuel pada Rudy sang asisten.
"Apa yang terjadi Rud" tanya Aswin juga.
"Saham kita anjlok pak dan mereka para pemegang saham meminta pengembalian" ucap Rudy.
"Apa?!" ucap Samuel kaget, ia pun terduduk ditempatnya.
"Berapa persen anjloknya" tanya Aswin.
"Kita sudah berada di level terbawah pak Aswin" ucap Rudy.
"Bagaimana bisa dan apa yang harus kita lakukan sekarang" tanya Aswin.
"Sepertinya kita harus mencari perusahaan yang mau menanamkan modalnya lebih besar lagi pak" ucap Rudy.
"Tapi siapa" sahut salah seorang pemegang saham.
"Mana ada perusahaan yang mau, yang menanamkan sahamnya pada perusahaan yang sudah hampir gulung tikar" ucap yang lain.
"Bapak-bapak tenang dulu, saya pastikan perusahaan ini akan baik-baik saja" ucap Aswin.
"Bagaimana caranya" ucap yang lain.
"Saya akan mengatasinya sendiri dan saya hanya perlu waktu beberapa hari untuk membenahi semuanya" ucap Aswin meyakinkan.
"Baiklah kami berikan waktu seminggu, kalau dalam waktu seminggu belum ada kemajuan yang berarti maka kami meminta pengembalian saham kami" ucap salah satu dari penanam saham.
"Baik pak, saya janji akan membuat semuanya normal kembali" janji Aswin dan setelahnya para penanam saham itu pun berlalu pergi dari ruang meeting.

Aswin, Samuel dan Rudy berembuk melakukan langkah apa yang akan mereka tempuh untuk menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan.

"Sebenarnya apa yang terjadi pak sehingga hal ini bisa terjadi?" tanya Aswin.
"Perusahaan pesaing kita menurunkan harga dengan sangat pesat sehingga menimbulkan efeknya pada saham kita yang anjlok drastis" ucap Rudy.
"Apa yang harus kita lakukan Win" tanya Samuel, ia tersandar di kursi kebesarannya.
"Ke mana kita harus mencari orang yang mau menanamkan sahamnya pada kita" ucap Samuel tanpa semangat.
"Papa... papa Leon pah... papa Leon pasti mau bantu kita" ucap Aswin menyebut sang calon mertua.
"Kamu benar, dia pasti akan membantu kita, cepat hubungi dia" ucap Samuel.

Namun setelah beberapa kali mencoba menghubungi sambungan enggan terhubung.

"Gak bisa pah, nanti coba Aswin minta bantuan Lita, mungkin telpon dari Lita akan langsung diangkat" ucap Aswin.
"Ya semoga, waktu kita hanya satu minggu" ucap Samuel.

---

Sore hari Aswin dan Samuel baru pulang dari kantornya dengan wajah yang lumayan kusut.

"Aswin papamu kenapa?" tanya Maudy yang menyambut keduanya.
"Gapapa mah, Lita mana mah?" tanya Aswin.
"Di kamar sepertinya" sahut Maudy.
"Ya sudah kalau begitu Aswin ke kamar dulu" ucap Aswin yang segera berlalu menuju kamarnya.

Sementara itu Maudy pun menuju kamarnya menghampiri sang suami.

"Ada apa pah?" tanya Maudy yang nampak khawatir.
"Saham anjlok mah dan kita benar-benar butuh dana dan harapan ssatu-satunya hanya Leon, aku berharap dia bisa membantu kita" ucap Samuel.
"Bagaimana bisa pah" tanya Maudy.
"Apapun bisa terjadi dalam dunia bisnis mah" ucap Samuel.

Sementara itu setelah diceritakan sang tunangan Lita pun segera mencoba menghubungi orang tuanya, namun hasilnya sama papa dan mamanya benar-benar tak bisa dihubungi.

"Gak bisa yank, gak aktif" ucap Lita.
"Mungkin ada nomer lain" ucap Aswin.
"Gak ada, biasanya papa dan mama menghubungi cuma dari dua nomer ini" ucap Lita.
"Ya sudah gapapa, mungkin besok papa bisa dihubungi masih ada waktu seminggu" ucap Aswin.
"Aku hubungi Pak Hendri asisten papa sebentar siapa tau pak Hendri bisa membantu" ucap Lita.

Lita pun menghubungi pak Hendri ia menceritakan kesulitannya dan membutuhkan bantuan, namun pak Hendri pun tak bisa membantu banyak karena ia harus minta izin dari sang bos besar yang tak lain adalah papanya Lita sendiri.

"Saya akan berusaha membantu mba Lita, tunggulah beberapa saat sampai pak Leon bisa dihubungi" ucap pak Hendri.
"Baik pak saya tunggu kabar baiknya" ucap Lita yang kemudian menutup telponnya.

Lita menatap Aswin dan tersenyum.

"Sabar ya kita tunggu kabar dari pak Hendri" ucap Lita.
"Ya masih ada waktu seminggu sayang" sahut Aswin.

♥♥♥


CINTA YANG TERBUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang